BAB
1
Sejarah
Perkembangan Retorika
Dalam perkembangan
peradaban pidato melingkupi bidang yang lebih luas. “Sejarah manusia terutama
sekali adalah catatan peristiwa penting yang dramatis, yang seringkali
disebabkan oleh pidato-pidato besar. Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita
sekarang, kepandaian pidato dan kenegarawanan selalu berkaitan. Banyak jago pedang juga
terkenal dengan kefasihan bicaranya yang menawan”.
Uraian sistematis
retorika pertama diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni Yunani yang diperintah para tiran di Pulau
Sicilia. Para tiran senang menggusur tanah rakyat. Para rakyat harus berjuang
untuk mendapatkan haknya. Namun sayang rakyat tidak pandai berbicara sehingga
tidak dapat meyakinkan mahkamah.
Untuk membantu orang
memenangkan haknya di pengadilan, Corax menulis makalah retorika, yang diberi
nama Techne Logon (seni kata-kata).
Makalahnya itu berbicara tentang “teknik kemungkinan ”. Corax juga meletakkan
dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian: pembukaan, uraian, argument, penjelasan
tambahan, dan kesimpulan.
Di Agrigentum, Pulau
Sicilia, hidup Empedocles (490-430 SM), filosofhe , mistikus, politisi,dan
sekaligus orator. Sebagai filosof, ia pernah berguru kepada Pythagorasdan
menulis The Nature of Things. Sebagai
orator, menurut Aristoteles, “ penduduk Aia mengajarkan prinsip-prinsip
retorika, yang kelak dijual Gorgias kepada Athena”.
Gorgian
mendirikan sekolah retorika di Athena. Ia menekankan dimensi bahasa yang puitis
dan teknik bicara impromtu.
Protagoras
menyebut kelompoknya sophistai, “guru
kebijaksanaan”. Mereka mengajarkan teknik-teknik memanipulasi emosi dan
menggunakan prasangka untuk menyntuh hati pendengar.
Demosthenes
mengembangkan gaya bicara yang tidak berbunga-bunga, tetapi jelas dank eras. Ia
menggabungkan narasi dan argumentasi. Ia juga amat memperhatikan cara
penyampaian (delivery). Demosthenes sempat menyerang Aeschines dalam pidatonya
yang terkenal Perihal Mahkota.
Aristoteles
menulis tiga jilid buku yang berjudul De
Arte Rhetorica. Dari Aristoteles dan ahli retorika klasik, kita memperoleh
lima tahap penyusunan pidato : terkenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five
Canons of Rhetoric). Yaitu invention
(penemuan), disposition(penyusunan), elocution(gaya), memoria(memori), dan
pronuntiatio (penyampaian).
Retorika
Zaman Romawi
Kekaisaran Romawi
bukan saja subur dengan sekolah-sekolah retorika; tetapi juga kaya dengan
orator-orator ulung: Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius. Kemampuan Hortensius
disempurnakan oleh Cicero. Ia percaya bahwa efek pidato akan baik, bila yang
berpidato adalah orang baik juga. The
good man speaks well.
Retorika
Abad Pertengahan.
Ada dua cara untuk
memperoleh kemenangan politik : talk it
out (membicarakan sampai tuntas) dan shoot
it out (menembak sampai habis). Abad pertengahan sering disebut abad
kegelapan, retorika tersingkir ke belakang panggung. Umat Kristen waktu itu
melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan
Romawi, para penyembah berhala.
Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban
baru. Seorang Nabi penyampai firman Tuhan. Balaghah(kumpulan khotbah-khotbah)
menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam.
Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika.
Retorika
Modern.
Pertemuan orang
Eropa dengan Islam dalam Perang Salib menimbulkan Renaissance. Renaissance
mengantarkan kita kepada retorika modern. Roger Bacon, pembangun jembatan yang
menghubungkan renaissance dengan retorika modern. Ia memperkenalkan metode
eksperimental dan pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi retorika.
Aliran
pertama retorika dalam masa modern menekankan pada proses psikologis, yaitu aliran epistemologis yang membahas teori
pengetahuan. Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles
lettres yang sangat mengutamakan keindahan bahasa, dan terkadang mengabaikan
segi informatifnya. Aliran pertama dan kedua terutama memusatkan perhatian pada
persiapan pidato. Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis, yang menekankan
pada teknik penyampaian pidato.
Pada
abad kedua puluh, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan
modern. Istilah retorika pun mulai digeser oleh speech/speech communication/oral
communication/public speaking.
Berikut ini beberapa tokoh retorika modern :
1.
James
A Winans
Ia adalah perintis penggunaan
psikologi modern dalam pidatonya.
Judul bukunya : Public Speaking.
Ia adalah pendiri Speech
Communication Association of America (1950).
2.
Charles
Henry Woolbert
Menurutnya, dalam penyusunan
persiapan pidato harus diperhatikan al-hal berikut : (1) teliti tujuannya, (2)
ketahui khalayak dan situasinya, (3) tentukan proposisi yang cocok dengan
khalayak dan situasi tersebut, (4) pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan
secara logis. Bukunya yang terkenal adalah The
Fundamental of Speech.
3.
William
Noorwood Brigance
Brigance menekankan factor
keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat unsure : (1)
rebut perhatian pendengar, (2) usahakan pendengar mempercayai kemampuan dan
karakter Anda, (3) dasarkan pemikiran pada keinginan, dan (4) kembangkan setiap
gagasan sesuai dengan sikap pendengar.
4. Alan H.Manroe
Menurutnya, pesan harus disusun
berdasarkan proses berpikir manusia yang disebut motivated sequence.
No comments:
Post a Comment