ELEMEN-ELEMEN
KOMUNIKASI
MASSA MEDIA BARU
1. Komunikator
a.
Dalam
komunikasi massa media baru, biaya yang dibutuhkan memang relatif lebih rendah bila
digunakan dalam jangka panjang daripada media lama. Persaingan sangat tinggi.
b.
Persaingan
yang terjadi pada komunikasi media baru lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh
fasilitas yang beragam dan media yang beragam untuk menuangkan berbagai ide,
gagasan, opini, berita, dan informasi dalam berbagai media yang ditawarkan.
Selain itu, kemudahan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut juga
memengaruhi. Misalnya saja pada media internet, kita dengan mudah menjadi
komunikator dengan membuat atau menciptakan situs sendiri terutama blog.
c.
Bila
dibandingkan dengan media lama, kompleksitas komunikator dalam media baru jauh
lebih simple. Tidak ada
prosedur-prosedur atau pengaturan-pengaturan yang kompleks di dalamnya. Ini
juga dipengaruhi oleh mudahnya dalam pengolahan media itu sendiri. Contohnya,
saya seorang individu yang ingin membuat blog agar dapat menuangkan berbagai
opini mengenai kenaikan harga BBM. Setelah membuat blog, saya menuangkan
opini-opini saya dengan sangat mudah. Sebagai komunikator, saya hanya perlu
mengetikkan opini lalu mengunggahnya. Saya dapat mengunggah kapan dan dimana
saja, tidak perlu berdandan, merapikan pakaian, atau mengatur tata letak saya
ketika beropini. Ini terjadi karena kita sebagai seorang individu yang tidak
terikat oleh sebuah lembaga juga bisa mengubah tampilan dari informasi
tersebut.
2. Pesan.
Pesan terdiri atas Code dan Content (isi).
a.
Codes merupakan sistem simbol yang digunakan
untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto,
musik, dan film (moving picrures).
Pada
dasarnya dalam komunikasi massa media baru, sifat isi pesannya sama dengan
media lama. Yaitu beebentuk pesan audio dan visual. Yang membedakan hanyalah
media yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut.
b.
Content (isi) merujuk pada makna dari sebuah
pesan, bisa berupa informasi atau sebuah lelucon.
Isi
dari komunikasi massa media baru secara umum hampir sama dengan media lama.
Tetapi di sini, aspek hubungan juga memiliki peran yang setara dengan aspek
isinya. Selain itu, pesan dalam komunikasi massa media baru dalam jumlah yang
banyak, dapat dimampatkan dalam sebuah media yang praktis.
3. Komunikan/khalayak.
Karakteristik
komunikan dalam komunikasi massa media baru diantaranya (1)berjumlah
besar/banyak dan heterogen (2) tidak selalu anonim (3) terpisah secara fisik.
a.
Komunikan
berjumlah besar/banyak dan heterogen. Dalam media baru, informasi dapat diakses
dengan mudah kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan jarak. Jika
pada media lama, koran Pikiran Rakyat misalnya, hanya dapat dibaca oleh warga
jawa Barat, dengan media baru berupa digital dan online, PikiranRakyat-online
dapat dijangkau oleh siapa saja melalui e-paper. Heterogen berarti pembaca
koran tersebut beraneka ragam. Misalnya anak-anak, remaja, dewasa, dan orang
tua.
b.
Tidak
selalu anonim. Sebagian komunikan pada media baru bersifat anonim—sama seperti
pada media lama. Komunikator biasanya tidak mengetahui identitas komunikan dan
pada siapa ia berkomunikasi. Meskipun demikian, beberapa situs dalam media baru
mengetahui komunikannya, misalnya untuk menikmati layanan e-paper dalam kompas
atau pikiran rakyat, kita harus log in terlebih dahulu. Untuk bertanya kepada
disbudpar Jabar dalam media twitter, kita harus sign-in twitter. Dan untuk
mendownload e-book dalam situs resmi pemerintah, kita harus mendaftarkan diri
sebelumnya.
c.
Terpisah
secara fisik. Sama seperti komunikan pada media lama, pada media baru pun
komunikan terpisah secara fisik, bahkan sangat jauh karena dapat terhubung
dengan seluruh orang di dunia (namun terasa lebih dekat).
4. Media
Massa.
Dalam
komunikasi massa media baru, tentu media yang digunakan adalah media baru.
Pengertian dari media baru sendiri adalah istilah yang dimaksudkan untuk
mencakup kemunculan media digital, computer, atau jaringan teknologi informasi
dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan
sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat
dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif, dan tidak memihak.
Beberapa contohnya adalah internet, website, komputer multimedia, permainan
komputer, CD-ROMS, dan DVD. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku,
atau publikasi berbasis kertas.
5. Gatekeeper.
Gatekeeper pada
media massa menentukan penialaian apakah suatu informasi penting atau tidak. Ia
menaikkan berita yang penting dan menghapus informasi yang tidak memiliki nilai
berita. (Hiebert, Unguait, Bohn,1975:109).
Gatekeeper
bukan merupakan
jabatan, melainkan sebuah pelaksana fungsi. Jika dalam komunikasi media lama
terdapat editor surat kabar, dalam media baru terdapat editor media online.
Gatekeeper yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari seperti ketika kita menemukan foto yang tidak senonoh di salah satu
situs jejaring sosial facebook dan
kita merasa foto tersebut disalahgunakan, kita melaporkannya kepada pihak pengurus
facebook. Kemudian, pihak tersebut
yang berwenang menentukan dan melakukan kebijakannya terhadap foto tersebut.
Pihak pengurus inilah yang kita namakan gatekepeer.
6. Regulator.
Peran
regulator hampir sama dengan gatekeeper,
namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita.
Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi, tapi
ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti
sensor. Pemerintah dan organisasi profesi merupakan contoh regulator yang ada
di Indonesia.
Kami berpendapat
bahwa regulator media baru yang ada di Indonesia belum berfungsi secara baik.
Misalnya saja, masih bayak gambar-gambar seronok dalam media baru yang dapat
dengan mudah diakses oleh segala usia. Disini, pemerintah belum mampu menjadi
regulator karena belum mendapatkan alternatif untuk mengatasi hal-hal yang
demikian.
7. Feedback (umpan
balik).
Feedback adalah sebuah masukan yang diberikan
oleh komunikan ketikakomunikasi sedang berlangsung. Masukan tersebut sangat
berguna bagi komunikator untuk mengetahui apakah perilaku komunikasinya (pada
saat ia melakukan
komunikasi) telah benar-benar efektif mencapai sasarannya atau justru malah
mengacaukan usahadalam mencapai sasaran komunikasinya
Dalam media
lama, respons tidak terlihat oleh komunikator. Agar responnya dapat sampai
kepada komuniktor, andiens media massa harus member feedback seperti menulis surat pembaca, menelepon redaktur media
massa tersebut dan mematikan televisi.
Menurut kami,
dalam media baru feedback dapat
langsung disampaikan dan terlihat oleh komunikator. Contohnya, saat akun
twitter ‘infobandung’ memberikan informasi mengenai seorang pelajar yang bunuh
diri di jembatan laying Pasopati, kita dapat langsung memberikan komentar hanya
dengan meng-klik ‘reply’. Atau ketika kita melihat video ‘Unpad tempo dulu’
dalam media Youtube, kita dapat langsung memberikan feedback dengan meng-klik ‘suka’ atau memberikan komentar dibawah
video tersebut.
Macam feedback :
a.
Internal Feedback.
Feedback
internal adalah sesuatu yang
menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang menjadi feedback. Feedback ini
muncul dari dalam komunikator. Contohnya adalah ketika komunikator memberikan
sebuah informasi, tapi saat dia ingat akan kesalahan dalam pengungkapan
informasi tersebut dan dia meralatnya, maka yang kita itu dapat kita katakan
sebagai hal yang terjadi karena ada feedback
internal pada diri komunikator
b.
Eksternal Feedback.
Eksternal
feedback adalah feedback
yang berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya
dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan
suara-suara yang muncul ketika penyampaian informasi dan pesan sedang
berlangsung. Contohnya adalah ketika kita menyampaikan pesan kepada teman kita
bahwa pada hari ini jadwal kuliah diliburkan, kemudian teman kita tersenyum
gembira dan mengatakan “hore..” inilah yang disebut dengan eksternal feedback. Macam-macam eksternal
feedback adalah :
1)
Representative Feedback.
Feedback
yang disampaikan dengan cara di wakili oleh sebagian kecil maksudnya
karena saking banyaknya feedback yang
ingin di sampaikan oleh orang banyak sehingga dapat di wakilkan oleh satu orang
saja.
Contohnya : Kaskus mebuat kuesioner untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap manfaat kaskus untuk masyarakat itu sendiri. Jadi tidak semua masyarakat yang mengisi kuesioner tersebut melainkan hanya di wakilkan oleh beberapa orang saja.
Contohnya : Kaskus mebuat kuesioner untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap manfaat kaskus untuk masyarakat itu sendiri. Jadi tidak semua masyarakat yang mengisi kuesioner tersebut melainkan hanya di wakilkan oleh beberapa orang saja.
2)
Indirect Feedback.
Feedback yang disampaikan ketika komunikasi
telah selesai.
Contohnya
: Mode pakaian baru yang di posting di internet tidak langsung membuat
masyarakat beralih ke mode tersebut, namun dengan perlahan dari waktu ke waktu
masyarakat mulai mengadopsi mode tersebut sehingga perubahan mode terjadi.
3)
Delayed Feedback.
Feedback yang disampaikan secara tertunda
karena membutuhkan waktu untuk di transmisikan dari komunikan kepada
komunikator.
Contohnya
: Polling pemilihan pulau komodo untuk menjadi salah satu dari 7 keajaiban
dunia bidang flora dan fauna melalui salah satu situs di internet. Hasil poling
di ketahui beberapa minggu setelah pemilihan dilakukan. Karena pada feedback ini membutuhkan waktu untuk
mengumpulkan data tersebut. Lebih ditekankan pada aspek waktu.
4)
Cumulative Feedback.
Feedback yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan semua respons yang datang dalam satu periode sehingga mempengaruhi
media itu untuk kedepannya.
Contohnya
: Pengguna jejaring sosial facebook
membuat suatu group untuk mendukung anjing kintamani berasal dari Indonesia
agar di akui oleh Asia dan mengakibatkan Asia mengakui anjing tersebut memang
berasal dari Indonesia.
5)
Institutionalize Feedback.
Feedback ini berasal dari suatu lembaga yang
langsung mendatangi komunikannya untuk mengumpulkan pendapat.
Contohnya
: Perusahaan intel langsung terjun kelapangan untuk menemui para mahasiswa dan
melakukan sharing terhadap penggunaan produk intel terbaru yaitu
core i.7.
8. Filters.
Filters dalam
media baru bersifat lebih longgar dibandingkan dengan media lama. Dalam media
baru, berbagai informasi dapat diperoleh secara terbuka. Filters yang efektif
sebenarnya ada pada diri khalayak yang dipengaruhi oleh fisik, nonfisik, dan
budaya.
Contohnya : Media baru yang tidak memiliki batasan alias globalisasi membuat masyarakat menjadi lebih cepat melakukan revolusi atau perubahan sehingga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu pada media baru cenderung terjadi westernisasi dan modernisasi. Jadi filter disini tidak terlalu berperan karena tidak ada lagi batas ruang dan waktu.
Contohnya : Media baru yang tidak memiliki batasan alias globalisasi membuat masyarakat menjadi lebih cepat melakukan revolusi atau perubahan sehingga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu pada media baru cenderung terjadi westernisasi dan modernisasi. Jadi filter disini tidak terlalu berperan karena tidak ada lagi batas ruang dan waktu.
Referensi :
Ardianto,
Elvinaro.2004.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Edisi Revisi.Bandung:Simbiosa
Rekatama
Nama
anggota kelompok :
Vinny
Adityas Pangestuti
Vinny
Rahmi Oktaviola
Nida
Choirun Nufus
Efrin
Umma Nasaluka R.
Regita
Francisca C.
No comments:
Post a Comment