Wednesday, 4 April 2012

elemen komunikasi massa (new media)


ELEMEN-ELEMEN
KOMUNIKASI MASSA MEDIA BARU
1.    Komunikator
a.    Dalam komunikasi massa media baru, biaya yang dibutuhkan memang relatif lebih rendah bila digunakan dalam jangka panjang daripada media lama. Persaingan sangat tinggi.
b.    Persaingan yang terjadi pada komunikasi media baru lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh fasilitas yang beragam dan media yang beragam untuk menuangkan berbagai ide, gagasan, opini, berita, dan informasi dalam berbagai media yang ditawarkan. Selain itu, kemudahan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut juga memengaruhi. Misalnya saja pada media internet, kita dengan mudah menjadi komunikator dengan membuat atau menciptakan situs sendiri terutama blog.
c.    Bila dibandingkan dengan media lama, kompleksitas komunikator dalam media baru jauh lebih simple. Tidak ada prosedur-prosedur atau pengaturan-pengaturan yang kompleks di dalamnya. Ini juga dipengaruhi oleh mudahnya dalam pengolahan media itu sendiri. Contohnya, saya seorang individu yang ingin membuat blog agar dapat menuangkan berbagai opini mengenai kenaikan harga BBM. Setelah membuat blog, saya menuangkan opini-opini saya dengan sangat mudah. Sebagai komunikator, saya hanya perlu mengetikkan opini lalu mengunggahnya. Saya dapat mengunggah kapan dan dimana saja, tidak perlu berdandan, merapikan pakaian, atau mengatur tata letak saya ketika beropini. Ini terjadi karena kita sebagai seorang individu yang tidak terikat oleh sebuah lembaga juga bisa mengubah tampilan dari informasi tersebut.
2.    Pesan.
Pesan terdiri atas Code dan Content (isi).
a.    Codes merupakan sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving picrures).
Pada dasarnya dalam komunikasi massa media baru, sifat isi pesannya sama dengan media lama. Yaitu beebentuk pesan audio dan visual. Yang membedakan hanyalah media yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut.
b.    Content (isi) merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi atau sebuah lelucon.
Isi dari komunikasi massa media baru secara umum hampir sama dengan media lama. Tetapi di sini, aspek hubungan juga memiliki peran yang setara dengan aspek isinya. Selain itu, pesan dalam komunikasi massa media baru dalam jumlah yang banyak, dapat dimampatkan dalam sebuah media yang praktis.
3.    Komunikan/khalayak.
Karakteristik komunikan dalam komunikasi massa media baru diantaranya (1)berjumlah besar/banyak dan heterogen (2) tidak selalu anonim (3) terpisah secara fisik.
a.    Komunikan berjumlah besar/banyak dan heterogen. Dalam media baru, informasi dapat diakses dengan mudah kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan jarak. Jika pada media lama, koran Pikiran Rakyat misalnya, hanya dapat dibaca oleh warga jawa Barat, dengan media baru berupa digital dan online, PikiranRakyat-online dapat dijangkau oleh siapa saja melalui e-paper. Heterogen berarti pembaca koran tersebut beraneka ragam. Misalnya anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
b.    Tidak selalu anonim. Sebagian komunikan pada media baru bersifat anonim—sama seperti pada media lama. Komunikator biasanya tidak mengetahui identitas komunikan dan pada siapa ia berkomunikasi. Meskipun demikian, beberapa situs dalam media baru mengetahui komunikannya, misalnya untuk menikmati layanan e-paper dalam kompas atau pikiran rakyat, kita harus log in terlebih dahulu. Untuk bertanya kepada disbudpar Jabar dalam media twitter, kita harus sign-in twitter. Dan untuk mendownload e-book dalam situs resmi pemerintah, kita harus mendaftarkan diri sebelumnya.
c.    Terpisah secara fisik. Sama seperti komunikan pada media lama, pada media baru pun komunikan terpisah secara fisik, bahkan sangat jauh karena dapat terhubung dengan seluruh orang di dunia (namun terasa lebih dekat).
4.    Media Massa.
Dalam komunikasi massa media baru, tentu media yang digunakan adalah media baru. Pengertian dari media baru sendiri adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan media digital, computer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif, dan tidak memihak. Beberapa contohnya adalah internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku, atau publikasi berbasis kertas.
5.    Gatekeeper.
Gatekeeper pada media massa menentukan penialaian apakah suatu informasi penting atau tidak. Ia menaikkan berita yang penting dan menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita. (Hiebert, Unguait, Bohn,1975:109).
Gatekeeper bukan merupakan jabatan, melainkan sebuah pelaksana fungsi. Jika dalam komunikasi media lama terdapat editor surat kabar, dalam media baru terdapat editor media online.
            Gatekeeper yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika kita menemukan foto yang tidak senonoh di salah satu situs jejaring sosial facebook dan kita merasa foto tersebut disalahgunakan, kita melaporkannya kepada pihak pengurus facebook. Kemudian, pihak tersebut yang berwenang menentukan dan melakukan kebijakannya terhadap foto tersebut. Pihak pengurus inilah yang kita namakan gatekepeer.
6.    Regulator.
Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor. Pemerintah dan organisasi profesi merupakan contoh regulator yang ada di Indonesia.
Kami berpendapat bahwa regulator media baru yang ada di Indonesia belum berfungsi secara baik. Misalnya saja, masih bayak gambar-gambar seronok dalam media baru yang dapat dengan mudah diakses oleh segala usia. Disini, pemerintah belum mampu menjadi regulator karena belum mendapatkan alternatif untuk mengatasi hal-hal yang demikian.
7.    Feedback (umpan balik).
Feedback adalah sebuah masukan yang diberikan oleh komunikan ketikakomunikasi sedang berlangsung. Masukan tersebut sangat berguna bagi komunikator untuk mengetahui apakah perilaku komunikasinya (pada saat ia melakukan komunikasi) telah benar-benar efektif mencapai sasarannya atau justru malah mengacaukan usahadalam mencapai sasaran komunikasinya
Dalam media lama, respons tidak terlihat oleh komunikator. Agar responnya dapat sampai kepada komuniktor, andiens media massa harus member feedback seperti menulis surat pembaca, menelepon redaktur media massa tersebut dan mematikan televisi.
Menurut kami, dalam media baru feedback dapat langsung disampaikan dan terlihat oleh komunikator. Contohnya, saat akun twitter ‘infobandung’ memberikan informasi mengenai seorang pelajar yang bunuh diri di jembatan laying Pasopati, kita dapat langsung memberikan komentar hanya dengan meng-klik ‘reply’. Atau ketika kita melihat video ‘Unpad tempo dulu’ dalam media Youtube, kita dapat langsung memberikan feedback dengan meng-klik ‘suka’ atau memberikan komentar dibawah video tersebut.
Macam feedback :
a.    Internal Feedback
Feedback internal adalah sesuatu yang menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang menjadi feedback. Feedback ini muncul dari dalam komunikator. Contohnya adalah ketika komunikator memberikan sebuah informasi, tapi saat dia ingat akan kesalahan dalam pengungkapan informasi tersebut dan dia meralatnya, maka yang kita itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator
b.    Eksternal Feedback.
Eksternal feedback  adalah feedback yang berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika penyampaian informasi dan pesan sedang berlangsung. Contohnya adalah ketika kita menyampaikan pesan kepada teman kita bahwa pada hari ini jadwal kuliah diliburkan, kemudian teman kita tersenyum gembira dan mengatakan “hore..” inilah yang disebut dengan eksternal feedback. Macam-macam eksternal feedback adalah :
1)    Representative Feedback.
Feedback  yang disampaikan dengan cara di wakili oleh sebagian kecil maksudnya karena saking banyaknya feedback yang ingin di sampaikan oleh orang banyak sehingga dapat di wakilkan oleh satu orang saja.
Contohnya : Kaskus mebuat  kuesioner untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap manfaat kaskus untuk masyarakat itu sendiri. Jadi tidak semua masyarakat yang mengisi kuesioner tersebut melainkan hanya di wakilkan oleh beberapa orang saja.
2)    Indirect Feedback.
Feedback yang disampaikan ketika komunikasi telah selesai.
Contohnya : Mode pakaian baru yang di posting di internet tidak langsung membuat masyarakat beralih ke mode tersebut, namun dengan perlahan dari waktu ke waktu masyarakat mulai mengadopsi mode tersebut sehingga perubahan mode terjadi.
3)    Delayed Feedback.
Feedback yang disampaikan secara tertunda karena membutuhkan waktu untuk di transmisikan dari komunikan kepada komunikator.
Contohnya : Polling pemilihan pulau komodo untuk menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia bidang flora dan fauna melalui salah satu situs di internet. Hasil poling di ketahui beberapa minggu setelah pemilihan dilakukan. Karena pada feedback ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data tersebut. Lebih ditekankan pada aspek waktu.
4)    Cumulative Feedback.
Feedback yang dilakukan dengan cara mengumpulkan semua respons yang datang dalam satu periode sehingga mempengaruhi media itu untuk kedepannya.
Contohnya : Pengguna jejaring sosial facebook membuat suatu group untuk mendukung anjing kintamani berasal dari Indonesia agar di akui oleh Asia dan mengakibatkan Asia mengakui anjing tersebut memang berasal dari Indonesia.
5)    Institutionalize Feedback.
Feedback ini berasal dari suatu lembaga yang langsung mendatangi komunikannya untuk mengumpulkan pendapat.
Contohnya : Perusahaan intel langsung terjun kelapangan untuk menemui para mahasiswa dan melakukan sharing  terhadap penggunaan produk intel terbaru yaitu core i.7.





8.    Filters.
Filters dalam media baru bersifat lebih longgar dibandingkan dengan media lama. Dalam media baru, berbagai informasi dapat diperoleh secara terbuka. Filters yang efektif sebenarnya ada pada diri khalayak yang dipengaruhi oleh fisik, nonfisik, dan budaya.
Contohnya : Media baru yang tidak memiliki batasan alias globalisasi membuat masyarakat menjadi lebih cepat melakukan revolusi atau perubahan sehingga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu pada media baru cenderung terjadi westernisasi dan modernisasi. Jadi filter disini tidak terlalu berperan karena tidak ada lagi batas ruang dan waktu.

Referensi       :
Ardianto, Elvinaro.2004.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Edisi Revisi.Bandung:Simbiosa Rekatama

Nama anggota kelompok :
Vinny Adityas Pangestuti        
Vinny Rahmi Oktaviola           
Nida Choirun Nufus               
Efrin Umma Nasaluka R.       
Regita Francisca C.                

No comments:

Post a Comment