Wednesday, 4 April 2012

Bias, prejudice, and stereotypes


Stereotip, prasangka, dan sikap berat sebelah pasti terjadi
Setiap individu memiliki sikap yang berbeda. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam membentuk sikap tersebut. Seseorang atau kelompok akan menilai sesuatu berdasarkan aturan yang disadari atau tidak telah disepakati bersama berdasarkan lingkungan yang ada. Hal ini menimbulkan suatu sikap penilaian yang cenderung subjektif berdasarkan aturan yang ada dalam lingkungan tersebut. Sikap penilaian ini menimbulkan suatu sikap berat sebelah, prasangka, dan stereotip oleh suatu kelompok kepada kelompok lain yang dirasa berbeda. Kebiasaan yang mendarah daging menimbulkan suatu sikap berat sebelah, prasangka, dan stereotip. Meskipun Undang-Undang telah menetapkan setiap individu berhak menerima perlakuan yang sama, dalam kenyataannya sikap berat sebelah masih saja terjadi. Walaupun mungkin dapat dikatakan jumlahnya tidak sebanyak dulu, namun stereotip, prasangka, dan sikap berat sebelah tidak dapat dihilangkan dalam diri individu ataupun kelompok.
Amerika merupakan negara multietnis, bahkan berbagai ras dan suku bangsa dapat ditemukan dengan mudah. Amerika sebagai negara liberal memiliki undang-undang mengenai  persamaan hak setiap individu. Namun dalam kenyataannya masih saja ada perbedaan perlakuan antara ras kulit putih dengan ras lainnya yang berkulit hitam atau kuning. Perlakuan berbeda kerap dilakukan penjual kepada pembeli. Misalnya ketika seorang wanita berkulit hitam ingin berbelanja menggunakan kartu kredit, kasir akan meminta sejumlah persyaratan yang cukup banyak dan mungkin mempersulit transaksi. Berbeda dengan ras berkulit putih yang ingin melakukan hal sama, ia hanya diminta satu persyaratan. Selain itu, kelompok ras putih menganggap ras kulit hitam sebagai sosok yang tidak baik. Bangsa kulit putih mengganggap ras kulit hitam sebagai orang yang kasar, bertindak kriminal, dan jahat. Stereotipe semacam ini sedikit banyak memengaruhi sikap bangsa kulit putih tarhadap bangsa kulit hitam. Terbukti saat seorang ras kulit putih tidak sengaja menjatuhkan barangnya dan ingin dibantu oleh seorang ras kulit hitam untuk diambilkan, seorang ras kulit putih malah mengangkat kedua tangannya dan mempersilakan kepada orang ras hitam untuk mengambil barangnya asalkan tidak mendekati atau menyakitinya. Orang ras kulit hitam pun merasa bingung, padahal ia hanya ingin membantu mengambilkan barang yang terjatuh. Hal lain dibuktikan oleh anak-anak. Anak-anak bertindak sesuai stereotip yang ada dalam lingkungannya. Lingkungan memengaruhi suatu individu. Individu akan bertindak seperti apa yang ada dalam lingkungan, walaupun tidak seutuhnya sama. Suatu test ditujukan kepada beberapa anak kecil dalam suatu sekolah. Menurut hasil test yang dilakukan kepada anak berkulit putih , mereka menganggap rasnya yang paling baik. Seorang anak berkulit hitam diberikan sebuah gambar seseorang dari ras kulit putih yang uangnya terjatuh, lalu ada gambar lain seorang berkulit hitam mengambil uang tersebut. Anak kecil yang ditest berkata bahwa anak dalam gambar yang mengambil uang hendak mengembalikan kepada pemiliknya dengan alasan senyum yang tulus –padahal gambar biasa saja, sebaliknya anak dari ras kulit putih mengatakan hal yang sebaliknya. Lain halnya dengan test yang ditujukan kepada para kaum berpendidikan. Beberapa ilmuan membuat suatu bentuk test yang dijukan kepada kaum berpendidikan untuk mengetahui sejauh mana stereotip mereka terhadap ras lain. Hasil test menunjukkan bahwa hampir setiap orang memiliki keberpihakan –berat sebelah, terhadap suatu ras. Stereotip yang ada dalam diri setiap peserta test memunculkan suatu prasangka. Hasil test membuktikan bahwa ada yang bangga dengan rasnya, ada juga yang menganggap ras bangsa lain lebih baik. Bagi para peserta yang berpendidikan tinggi ini, stereotip dan prasangka mungkin tidak lantas dibarengi oleh tindakan yang berat sebelah. Namun sikap prasangka dan stereotip telah tertanam dalam diri mereka.
Dari berbagai fakta yang telah ditunjukkan, terbukti bahwa  stereotip, prasangka, dan keberpihakan --sikap berat sebelah, kemungkinan besar selalu ada dalam diri setiap individu ataupun kelompok. Stereotip sebenarnya hanyalah ‘semboyan’ yang belum tentu kebenarannya, malah secara psikologis mendorong suatu prasangka dan sebagian besar akan berakibat pada sikap berat sebelah. Dari berbagai kejadian diatas, jelas bukan bahwa stereotip, prasangka, dan sikap berat sebelah pasti terjadi dalam diri setiap individu atau kelompok.

No comments:

Post a Comment