Stereotip, prasangka, dan sikap berat
sebelah pasti terjadi
Setiap individu memiliki sikap yang
berbeda. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan menjadi salah satu faktor yang
berperan penting dalam membentuk sikap tersebut. Seseorang atau kelompok akan
menilai sesuatu berdasarkan aturan yang disadari atau tidak telah disepakati
bersama berdasarkan lingkungan yang ada. Hal ini menimbulkan suatu sikap penilaian
yang cenderung subjektif berdasarkan aturan yang ada dalam lingkungan tersebut.
Sikap penilaian ini menimbulkan suatu sikap berat sebelah, prasangka, dan
stereotip oleh suatu kelompok kepada kelompok lain yang dirasa berbeda.
Kebiasaan yang mendarah daging menimbulkan suatu sikap berat sebelah,
prasangka, dan stereotip. Meskipun Undang-Undang telah menetapkan setiap
individu berhak menerima perlakuan yang sama, dalam kenyataannya sikap berat
sebelah masih saja terjadi. Walaupun mungkin dapat dikatakan jumlahnya tidak
sebanyak dulu, namun stereotip, prasangka, dan sikap berat sebelah tidak dapat
dihilangkan dalam diri individu ataupun kelompok.
Amerika merupakan negara multietnis,
bahkan berbagai ras dan suku bangsa dapat ditemukan dengan mudah. Amerika
sebagai negara liberal memiliki undang-undang mengenai persamaan hak setiap individu. Namun dalam
kenyataannya masih saja ada perbedaan perlakuan antara ras kulit putih dengan
ras lainnya yang berkulit hitam atau kuning. Perlakuan berbeda kerap dilakukan
penjual kepada pembeli. Misalnya ketika seorang wanita berkulit hitam ingin
berbelanja menggunakan kartu kredit, kasir akan meminta sejumlah persyaratan
yang cukup banyak dan mungkin mempersulit transaksi. Berbeda dengan ras
berkulit putih yang ingin melakukan hal sama, ia hanya diminta satu
persyaratan. Selain itu, kelompok ras putih menganggap ras kulit hitam sebagai
sosok yang tidak baik. Bangsa kulit putih mengganggap ras kulit hitam sebagai
orang yang kasar, bertindak kriminal, dan jahat. Stereotipe semacam ini sedikit banyak memengaruhi sikap bangsa
kulit putih tarhadap bangsa kulit hitam. Terbukti saat seorang ras kulit putih
tidak sengaja menjatuhkan barangnya dan ingin dibantu oleh seorang ras kulit
hitam untuk diambilkan, seorang ras kulit putih malah mengangkat kedua
tangannya dan mempersilakan kepada orang ras hitam untuk mengambil barangnya
asalkan tidak mendekati atau menyakitinya. Orang ras kulit hitam pun merasa
bingung, padahal ia hanya ingin membantu mengambilkan barang yang terjatuh. Hal
lain dibuktikan oleh anak-anak. Anak-anak bertindak sesuai stereotip yang ada dalam lingkungannya.
Lingkungan memengaruhi suatu individu. Individu akan bertindak seperti apa yang
ada dalam lingkungan, walaupun tidak seutuhnya sama. Suatu test ditujukan kepada
beberapa anak kecil dalam suatu sekolah. Menurut hasil test yang dilakukan
kepada anak berkulit putih , mereka menganggap rasnya yang paling baik. Seorang
anak berkulit hitam diberikan sebuah gambar seseorang dari ras kulit putih yang
uangnya terjatuh, lalu ada gambar lain seorang berkulit hitam mengambil uang tersebut.
Anak kecil yang ditest berkata bahwa anak dalam gambar yang mengambil uang
hendak mengembalikan kepada pemiliknya dengan alasan senyum yang tulus –padahal
gambar biasa saja, sebaliknya anak dari ras kulit putih mengatakan hal yang
sebaliknya. Lain halnya dengan test yang ditujukan kepada para kaum
berpendidikan. Beberapa ilmuan membuat suatu bentuk test yang dijukan kepada
kaum berpendidikan untuk mengetahui sejauh mana stereotip mereka terhadap ras
lain. Hasil test menunjukkan bahwa hampir setiap orang memiliki keberpihakan
–berat sebelah, terhadap suatu ras. Stereotip yang ada dalam diri setiap
peserta test memunculkan suatu prasangka. Hasil test membuktikan bahwa ada yang
bangga dengan rasnya, ada juga yang menganggap ras bangsa lain lebih baik. Bagi
para peserta yang berpendidikan tinggi ini, stereotip dan prasangka mungkin
tidak lantas dibarengi oleh tindakan yang berat sebelah. Namun sikap prasangka
dan stereotip telah tertanam dalam diri mereka.
Dari berbagai fakta yang telah
ditunjukkan, terbukti bahwa stereotip,
prasangka, dan keberpihakan --sikap berat sebelah, kemungkinan besar selalu ada
dalam diri setiap individu ataupun kelompok. Stereotip sebenarnya hanyalah
‘semboyan’ yang belum tentu kebenarannya, malah secara psikologis mendorong suatu
prasangka dan sebagian besar akan berakibat pada sikap berat sebelah. Dari
berbagai kejadian diatas, jelas bukan bahwa stereotip, prasangka, dan sikap
berat sebelah pasti terjadi dalam diri setiap individu atau kelompok.
No comments:
Post a Comment