BAB
I
Hakikat Humas
I.
Pengertian Humas
Definisi
humas menurut Edward L. Berneys ada tiga, yaitu:
- Memberi
informasi kepada masyarakat.
- Persuasi
yang dimaksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap
lembaga, demi kepentingan kedua belah pihak.
- Usaha
untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antara lembaga dengan sikap
atau perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Dalam
beberapa definisi, para ahli melihat hal yang sangat mencolok, yakni konsep
menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi
dengan publiknya.
II.
Unsur Dasar Humas
- Humas berdasarkan pada
filsafat sosial manajemen. Yaitu
meletakkan kepentingan masyarakat lebih dulu pada segala sesuatu yang
berkenaan dengan perilaku organisasi.
- Humas adalah suatu filsafat
sosial yang diungkapkan dalam keputusan kebijaksanaan. Keputusan kebijaksanaan
humas suatu organisasi adalah salah satu yang terpenting.
- Humas adalah tindakan
sebagai akibat dari kebijaksanaan sehat. Tidak hanya diperlukan pernyataan
kebijakan, tapi juga tindakan untuk menyokong keputusan kebijaksanaan.
- Humas
adalah komunikasi. Komunikasi
bersifat dua arah, yang diwujudkan dengan mendengarkan opini publiknya, kepekaan
dalam menginterpretasikan setiap kecendrungan kegagalan dalam komunikasi,
mengevaluasi, dan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengubah
sifat, pendekatan, atau penekanan setiap fase kebijaksanaannya.
III. Tujuan dan
Fungsi Humas
·
Memperoleh goodwill, kepercayaan, adanya saling
pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
·
Sebagai pengembangan opini
publik.
Bonar
(1987;21) merumuskan tujuan humas yaitu mencakup :
·
Public Understanding (pengertian
public)
·
Public Confidence (kepercayaan public)
·
Public Support (dukungan public)
·
Public Cooperation ( kerjasama public)
Dengan
adanya tujuan tersebut, maka humas pun memiliki fungsi sebagai berikut
- To ascertain and evaluate
public opinion as relates to his organization
(mengetahui
secra pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan
organisasinya.)
- To counsel executive on ways
dealing with public opinion as it exist.
(menasihati
para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat para publik yang timbul.)
- To use communication to
influence public opinion.
(menggunakan
komunikasi untuk mempengaruhi pendapat para publik.)
Secara
singkat, fungsi dari humas adalah memelihara komunikasi timbal balik yang
diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, dan meminimalisir
masalah yang akan muncul.
IV.
Peran Humas
Peranan humas dalam suatu
organisasi dapat dibagi dalam empat kategori:
- Penasehat
Ahli (Expert Prescriber)
- Fasilitator
Komunikasi (Communication
Fasilitator)
- Fasilitator
Proses Pemecahan Masalah (Problem
Solving Process Fasilitator)
- Teknisi
Komunikasi (Communication
Technician)
V.
Ruang Lingkup Tugas Humas
Ruang
lingkup tugas tersebut dapat diuraikan ke dalam tugas pokok humas sehari-hari
berikut ini:
- Menyelenggarakan
dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis,
melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian
yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang
dilakukan.
- Memonitor,
merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat.
Menjalankan dan bertanggungjawab terhadap kehidupan kita bersama dengan
lingkungan.
- Memperbaiki
citra organisasi.
- Tanggung
jawab sosial.
- Komunikasi.
Komunikasi yang dibentuk adalah komunikasi timbal balik. Dalam fungsinya,
komunikasi itu sentral. Humas perlu memiliki pengetahuan komunikasi, manajemen dan kepemimpinan,
serta struktur organisasi.
Kasus
Pada Hari Sabtu (13/4), Pesawat Lion Air terjatuh
BAB
II
Publik
dan Opini Publik
I.
Publik
Adalah
sekelompok orang dengan kepentingan yang sama dan memiliki suatu pendapat yang
sama mengenai suatu persoalanyang menimbulkan pertentangan dan kontroversial.
Publik
dibedakan menjadi dua kelompok;
- Kelompok
primer
- Kelompok
sekunder
Publik
memiliki kepentingan umum yang mempersatukan anggotanya, menciptakan suatu
kesamaan pandangan, dan mengarah kepada kebulatan pendapat tentang persoalan.
Tingkatan
loyalitas Publik ;
- publik
yang memiliki komitmen tinggi
- publik
yang menyukai organisasi
- publik
yang puas terhadap transaksi
- publik
yang puas akibat interaksi dengan organisasi
- publik
yang berpindah-pindah
- Salah
satu tujuan humas adalah merebut opini public
II.
Opini Publik
Opini
publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yaitu opinari (berpikir atau
menduga) dan publikus (milik masyarakat luas)
Opini
publik dapat diartikan sebagai suatu ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan
bersama di antara para anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu
masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum
Menurut
Carrol Clark, kesepakatan dalam opini kelompok dicapai dengan faktor-faktor
berikut :
·
Mendasarkan
kepentingan bersama dan mengesampingkan kepentingan dan perasaan yang
bertentangan
·
Suatu
pembicaraan dalam istilah – istilah yang mempengaruhi pertukaran pandangan
·
Pemasukan
informasi melalui media komunikasi
·
Toleransi
dari pandangan dan keinginan yang bertentangan
·
Pemanfaatan
mekanisme social atau mekanisme politik yang formal
Karakteristik berpikir dan berperilaku seseorang di dalam
kelompok yang menentukan pembentukan opininya :
- Keinginan
di terima dikelompok sehingga mengorbankan opini pribadinya
- Tidak
ingin mengungkapkan opininya secara terang – terangan
- Simpati
antar anggota kelompok
- Ikatan
emosional antar anggota kelompok
- Idealism
- Tekanan
atau konflik
Ciri-ciri opini publik menurut
Dra. Djoenasih S. Sunarjo :
- Selalu
diketahui dari pernyataan-pernyataannya
- Merupakan
sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat
- Mempunyai
pendukung dalam jumlah besar
Karakter lainnya adalah :
1. Memperkuat undang-undang
2. Pendukung moral masyarakat
3. Mudah berubah
4. Ditentukan oleh kepentingan pribadi
5. Dalam keadaan krisis
6. Dalam kelompok orang pandai,informasi yang
banyak dan suasana demokratis akan timbul pendapat yang tahan uji
7. Sangat terpengaruh pada tujuan daripada cara
8. Opini yang sengaja diciptakan tanpa disokong
fakta akan berbalik pencipta opini
9. Sensitif terhadap peristiwa peniting
10. Pernyataan awal dari suatu
kejadian akan menentukan bentuk opini yang berkembang
Berdasarkan lingkupnya:
- Opini
publik keseluruhan
- Opini
publik sebagian
Berdasarkan mutu:
- Opini
publik bermutu
- Opini
publik tidak bermutu
Berdasarkan kadarnya:
- Opini
publik mendalam
- Opini
publik dangkal
Berdasarkan kompetensinya:
- Opini
publik kompeten
- Opini
publik tidak kompeten
Menurut R.P. Abelson, Untuk
memahami opini publik tidaklah mudah karena berkaitan dengan :
1) kepercayaan mengenai
sesuatu
2) Apa yang sebenarnya dirasakan
3) Persepsi
III.
Sikap dalam Pembentuka Opini
Sikap merupakan suatu cara untuk
melihat situasi. Sikap bisa jadi sederhana atau pun kompleks.
Sikap yang diungkapkan disebut
dengan opini. Latar belakang kebudayaan, ras dan agama seringkali menentukan
sikap seseorang.
Motif pembangkit sikap berasal
dari hasrat akan penghargaan, bela diri, pengungkapan nilai-nilai pribadi, dan
peningkatan pengetahuan.
Ada 3 jenis sikap :
- Positif : menyebabkan orang bereaksi
menyenangkan
- Pasif
: tidak akan memiliki opini mengenai persoalan yg memengaruhi kelompoknya
- Negatif : memberi opini yg tidak menyenangkan,
biasanya ada rasa tidak suka/tidak puas
IV.
Mengelola Sikap
Tujuan
Humas: Memahami sikap publik dengan cara analisis, dan juga mengantisipasi
opini publik mengenai permasalahan-permasalahan kontroversial
Dalam
memengaruhi opini publik, humas mengandung dua jenis masalah:
- Upaya
mengurangi sikap antagonistik
- Upaya membujuk publik dengan
sikap menyenangkan
Mengubah
dan menimbulkan sikap tidaklah mudah. Oleh karena itu, diperlukan kristalisasi
opini publik. Pejabat humas harus secara berkala melakukan analisis dan
evaluasi terhadap opini yang sedang beredar dalam segmen-segmen publiknya. Perubahan
sikap dicapai dengan komunikasi, yang berfungsinya dalam menciptakan keyakinan
baru
Perubahan
sikap juga dapat terjadi karena peristiwa tertentu, khususnya peristiwa yang
secara langsung menyangkut kepentingan anggota suatu kelompok. Peristiwa
menimbulkan dampak yang lebih kuat terhadap sikap dan opini publik daripada
komunikasi yang hanya ala kadarnya. Oleh karena tindakan lebih tegas daripada
kata-kata, praktisi humas mengakui pentingnya peristiwa dalam
mentransformasikan sikap pasif ke opini tentang persoalan kontroversial.
Kasus:
BAB III
Strategi Dan Sasaran Humas
I.
Strategi Humas
Pada
umumnya meliputi para stakeholder dan publik yang mimiliki kepentingan yang
sama. Sasaran umum tersebut dipersempit dengan upaya segmentasi yang dilandasi:
a.
Seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama
b.
Potensi polemik
c.
Pengaruhnya bagi masa depan organisasi, nama perusahaan, dan produk yang
menjadi perhatian sasaran khusus. Sasaran khusus disini adalah yang disebut
publik sasaran.
II.
Kegiatan dan Sasaran Humas
1.
Membangun identitas dan citra perusahaan.
2.
Menghadapi krisis. Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjangkau
dengan membentuk manajemen krisis dan memperbaiki citra.
3.
Mempromosikan aspek kemasyarakatan.
Mempromosikan
yang menyangkut kepentingan publik.
Mendukung
kegiatan kampanye sosial anti merokok serta menghindari obat-obatan terlarang
dan sebagainya.
III.
Sistem Operasional Humas
Untuk
mengokohkan fungsi humas agar mengenai sasaran organisasi atau nlembaga, maka
diperlukan kedekatan terhadap pimpinan puncak (top management).
Humas
berfungsi untuk menciptakan iklim kondusif dalam mengembangkan tanggungjawab
serta partisipasi antara pejabat humas dan masyarakat (sebagai publik khalayak)
untuk mewujudkan tujuan bersama.
Aspek-aspek
pendekatan atau strategi humas untuk mewujudkan fungsi tersebut:
Strategi
operasional
Pendekatan
fungsi humas
Pendekatan
tanggungjawab sosial humas
Pendekatan
kerja sama
Pendekatan
koordinatif dan integrative
Maka
dapat ditarik kesimpulan yang mencakupi peran humas di lapangan:
Minginformasikan
(to inform)
Menerangkan
(to explain)
Menyarankan
(to suggest)
Membujuk
(to persuade)
Mengundang
(to invite)
Meyakinkan
(to convince)
IV.
Program Kerja
Tujuan
umum dari program kerja adalah
menciptakan hubungan harmonis antara organisasi yang diwakili dengan
publiknya/stakeholder.
Hasil
yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling
menghargai, saling pengertian, dan toleransi antara kedua belah pihak.
4
tahapan pokok yang menjadi landasan acuan pelaksanaan program kerja kehumasan:
Penelitian
dan Mendengarkan
Perencanaan
dan Pengambilan Keputusan
Komunikasi
dan Pelaksanaan
Evaluasi
V.
Wujud rencana kerja humas
Rencana yang
berkaitan dengan hasil/produk dari perencanaan yang telah dilaksanakan, baik
jangka pendek maupun panjang.
Rencana perancangan
konsep dasar dari perencanaan kerja humas yang dirancang.
Rencana untuk membuat
pernyataan berdasarkan target yang ingin dicapai.
VI.
Manfaat perencanaan kerja humas
Membantu
pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang
sering berubah-ubah.
Mengefektifkan
dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antardepartemen dan pihak terkait
lainnya.
Mengefisienkan
waktu, tenaga, dan biaya.
Menghindari
risiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau perencanaan tanpa arah
yang jelas dan konkret.
Mampu melihat secara keseluruhan
kemampuan operasional organisasi, pelaksanaan, komunikasi, target, dan sasaran
yang hendak dicapai di masa mendatang.
Menetapkan klasifikasi rencana
kerja humas, yaitu:
rencana strategis
rencana tetap
rencana tertentu
BAB IV
Komunikasi
I.
Komunikasi Humas
Landasan
bagi humas yang efektif adalah kebijaksanaan dan kegiatan yang terpercaya demi
kepentingan publik. Melalui informasi kepada publik mengenai kebijaksanaan dan
kegiatan organisasilah manajemen dapat berharap memperoleh pengertian dan goodwill.
Komunikasi
humas merupakan suatu proses yang mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan,
gagasan di antara suatu bisnis atau organisai tanpa laba dengan publiknya untuk
mencapai saling pengertian.
Ada
tiga butir penting dalam komunikasi yang efektif:
- Komunikasi
harus melibatkan dua orang atau lebih
2. Komunikasi merupakan pertukaran informasi
yang bersifat dua arah
3. Mengandung
pemahaman
Komunikasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Komunikasi internal
Komunikasi
internal menunjukan pertukaran informasi antara manajemen dengan publik
internalnya, yaitu para karyawan.
- Komunikasi
Eksternal
Komunikasi
eksternal adalah pertukaran informasi antara manajemen dengan publik eksternal.
II.
Proses Komunikasi Humaas
Komunikasi
melibatkan tiga unsur, yaitu: pengirim, media, dan penerima. Pengirim dan
penerima pesan harus punya latar belakang pengalaman yang sama, karena akan
mempengaruhi proses interpretasi pesan yang disampaikan.
Komunikasi
dapat berupa verbal dan nonverbal.
Komunikasi
oleh humas dibedakan berdasarkan pendekatannya, yaitu komunikasi formal dan
informal.
-
Komunikasi formal biasanya digunakan kepada pihak internal,
-
Komunikasi informal dipakai kepada pihak eksternal.
Kelebihan dan Kekurangan
Komunikasi Formal dan Internal
Komunikasi
formal berisi informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
Kelemahan
komunikasi formal adalah berjalan kaku sehingga ide-ide yang disampaikan sulit
dipaham
Kelebihan
komunikasi informal adalah ide-ide yang disampaikan lebih mudah diterima dan
dipahami karena disampaikan dalam bahasa dan suasana yang santai.
Kelemahannya
adalah komunikasi informal mudah tersebar dari mulut ke mulut sehingga
berpeluang menimbulkan selentingan atau desas-desus yang menimbulkan
kesalahpahaman.