Public
Relations merupakan fungsi manajemen dalam mengelola pesan kepada publik, baik
internal maupun eksternal. Pesan yang disampaikan oleh PR bukan hanya melalui
bahasa lisan, namun juga tulisan. Untuk itu dibutuhkan keterampilan menulis
yang baik praktisi PR.
Ranah
kerja para professional komunikasi kini semakin luas. PR harus mampu memberikan
informasi kepada khalayak dan media untuk menciptakan atau menjaga nama baik
suatu lembaga. PR yang menjadi ujung tombak suatu lembaga dituntut mampu
menyampaikan informasi yang efektif melalui tulisan. Setidaknya dengan bahasa
tulisan, distorsi pesan akan dapat diminimalisir.
Kemampuan
menulis bagi seorang PR bukan hanya sekadar pelengkap atau formalitas tertentu,
melainkan kemampuan yang memang harus dimiliki. Misalnya saja untuk membuat
suatu press release, praktisi PR
harus mampu menulis dengan baik sehingga pembaca, dalam hal ini pers, mampu
memahami maksud pesan yang ingin disampaikan. Malah, sekarang ini beberapa
wartawan sudah mulai membuka diri untuk meminta PR menulis news, bukan lagi press
release. Dapat dibayangkan bukan, betapa PR juga dituntut untuk menjadi
seorang jurnalis. Minimal, jurnalis bagi lembaganya.
PR
menuangkan cerita perusahaan melalui tulisan. Mem-branding suatu perusahaan yang PR pegang, tidaklah cukup hanya
dilakukan dengan beriklan. PR sangat diandalkan dalam pembuatan profil
perusahaan. Seperti yang kita ketahui bersama, profil perusahaan (company profile) merupakan wajah
perusahaan. Profil perusahaan merepresentasikan suatu perusahaan. Desain yang
menarik dan tulisan yang baik dapat menciptakan reputasi yang baik pula bagi
perusahaan. Booklet, flyer, poster, press kit, dan media-media lain yang
dijadikan alat komunikasi efektif pula bagi PR dalam menyampaikan informasi,
tentu harus dipadankan dengan rangkaian kalimat yang baik untuk menarik
perhatian khalayak.
Untuk
memperkecil pengeluaran perusahaan, PR harus cerdas dalam menjaga reputasi
perusahaan. Salah stau caranya adalah membuat advertorial. Biaya advertorial
akan jauh lebih menghemat biaya dibandingkan harus beriklan. Selain itu,
tingkat redibilitas suatu advertorial juga lebih tinggi dibandingkan iklan.
Namun dengan banyaknya advertorial yang diterima redaksi, tentualah kemampuan
menulis PR bersaing disini. Untuk itu, penulisan yang baik, menarik, jujur,
rapi, dan jelas, menjadi pertimbangan tersendiri bagi para jurnalis dalam
memilih tulisan yang layak untuk dimuat.
Kini
telah hadir era digital. Bukan berarti kemampuan menulis ditinggalkan. Situs
web harus diisu dengan informasi-informasi penting perusahaan. PR memang
dituntut untuk mampu membuat suatu tulisan yang baik. Tidak diragukan lagi
bukan, betapa kemampuan menulisan bagi seorang PR sangat dibutuhkan.
makasih yaa
ReplyDelete