Wednesday, 30 May 2012

Empat prinsip utama komunikasi visual





Prinsip utama dalam komunikasi visual adalah ruang kosong, kejelasan, kesederhanaan, dan emphasys.
1.    Ruang kosong (white space)
Dalam poster diatas, ruang kosong yang digunakan sudah sangat baik. Degradasi warna yang digunakan sangat tipis, namun memberikan nuansa penekan kata “hi-fi” dari warna ungu(luar) ke hitam (bagian dalam). Efek glitter ungu pun menambah nuansa “keluhuran” acara yang akan diselenggarakan. Pada bagian terluar, terlihat juga motif bernuansa religi (seperti dalam masjid) digunakan sebagai frame yang memberikan kesan keagamaan.


2.    Kejelasan (clarity)
Dari kalimat “shake your hands, break the boundaries” disertai bentuk tulisan seperti arab, saya rasa maksud pesan dalam poster itu sudah cukup jelas yaitu ajang silaturahmi dalam budaya  Islam. Tapi mungkin kita bartanya-tanya, siapa yang membuat acara tersebut, dan kepada siapa saja acaranya ditujukan. Biasanya, disetiap poster pasti ada logo pembuat acara, seperti logo perkumpulan, instansi, atau logo acara. Namun saya tidak menemukannya dalam poster diatas.
3.    Kesederhanaan (simplicity)
Bentuk poster diatas terlihat cukup sederhana karena tidak menggunakan banyak warna dan bentuk. Poster terlihat sederhana dan elegan dengan pemilihan warna dan ruang kosong berupa kilauan.
4.    Emphasys
Menurut saya,emphasys poster diatas terdapat pada singkatan kata hi-fi. Seseorang mungkin tertarik membaca poster itu karena penasaran dengan arti kata tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN


1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
Terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi dalam masyarakat, antara lain :
a.            Kontak dengan kebudayaan lain. Salah-satu proses yang menyangkut hal ini adalah difusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain.
Terdapat dua tipe difusi,
(1)          difusi intra-masyarakat, terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya
- suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan;
- unsur baru yang yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar
  tidak akan diterima;
- Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
(2) difusi antar-masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor pula, diantaranya
- adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut;
- pengakuan akan kegunaan penebuat baru tersebut;
- paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
Pertemuan antara individu dari satu masyarakat dengan individu dari masyarakat lainnya juga memungkinkan terjadinya difusi. Misal, hubungan antar individu dimana bentuk masing-masing kebudayaan hampir tidak berubah (hubungn symbiotic). Cara lain yang mungkin pula dilakukan adalah dengan memasukkan secara damai (penetration pacifique), seperti usaha-usaha yang dilakukan oleh para penyiar agama.
Antara difusi dan akulturasi terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah kedua proses tersebut memerlukan adanya kontak. Akan tetapi proses difusi berlangsung dalam keadaan dimana kontak tersebut tidak perlu ada secara langsung dan kontinu, seperti difusi dari penggunaan tembaakau yang tersebar di seluruh dunia. Berbeda dengan aulturasi yang memerlukan hubungan yang dekat, langsung serta kontinu (ada kesinambungan).
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena memperkaya dan menambah unsure-unsur kebudayaan.
b.            Sistem Pendidikan Formal yang Maju. Pendidikan mengajarkan manusia untuk berfikir secara objektif sehingga mengajarkan manusia untuk dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau tidak.
c.            Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Toleransi terhadap perbuatan-perbutan yang menyimpang (deviation), yang bukan meupakan delik
d.            Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification)
e.            Penduduk yang heterogen. Masyarakat yang terdiri dari kelompok sosial, ras, dan ideologi yang berbeda, mempermudah terjadinya pertentangan yang mengundang kegoncangan dan menimbulkan terjadinya perubahan dalam masyarakat.
f.              Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidan kehidupan tertentu.Jika berlangsung terlalu lama, kemungkinan besar mendatangkan revolusi dalam masyarakat.
g.            Orientasi ke masa depan
h.            Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
2. Faktor-faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Siakp masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat (vested interest)
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrassi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan.
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatya buruk dan tidak mungkin dipebaiki
G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian massyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Setiap kali terjadi gangguan trhadap keadaan keserasian, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan maksud menerima unsure baru. Terkadang unsure baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolak karena unsure baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada namun sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya.
Adakalanya unsure-unsur baru dan lama bertentangan secara bersamaan memengaruhi norma dan nilai,. Itu berarti adanya gangguan kontinu terhadap keserasian masyarakat. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie.
2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
 Lembaga kemassyarakatan merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga kemasyarakatan yang mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian tertentu

Proses pelaksanaan tugas humas


Pelayanan Buruk, RS Cimacan Cianjur Didemo Warga
inilah.com
Oleh: Benny Bastiandy
Jabar - Jumat, 24 Juni 2011 | 16:45 WIB
            Tiba sekitar pukul 14.00 WIB, ratusan massa menggelar orasi di depan halaman Rumah Sakit Cimacam dalam pengawalan ketat aparat kepolisian. Berbagai poster bertuliskan kecaman terhadap kinerja manajemen rumah sakit, mewarnai aksi itu. Tak ayal, arus lalu lintas dari dua arah menuju Puncak maupun Cipanas, sempat terhambat.
            Koordinator aksi, Dadan Supriyatna mengungkapkan, pihaknya menilai tidak ada keberpihakan manajemen rumah sakit terhadap pasien miskin. Contohnya saja, kata Dadan, pilih kasih dalam hal pelayanan.
"Pihak rumah sakit lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang mampu, sementara pasien kalangan tidak mampu kerap diabaikan," kata Dadan dalam orasinya, Jumat (24/6/2011).
            Atas kondisi itu, Dadan meminta agar pihak rumah sakit memberikan keringanan biaya pengobatan dan penggunaan fasilitas bagi warga kurang mampu, karena dirasakan sangat mahal.
            "Kami mendesak Pemerintah Kabupaten Cianjur dan Dinas Kesehatan membenahi dan memperbaiki total pelayanan Rumah Sakit Cimacan. Sekaligus juga melakukan audit secara transparan, dan adanya sosialisasi obat generik kepada semua pasien," tegas Dadan.
            Usai berorasi, akhirnya manajemen RS Cimacan menemui pengunjuk rasa dan melakukan dialog. Beberapa tuntutan pun dilontarkan massa.
Akhirnya, massa membubarkan diri. Mereka menunggu langkah yang akan diambil Pemkab Cianjur terhadap tuntutan dan aspirasinya. [gin]
Proses pelaksanaan tugas humas
Upaya yang dilakukan atas kasus demonstrasi yang terjadi:

a.       Menyelidiki dan mendengarkan (fact finding)
Masyarakat miskin merasa ada tidakadilan pada pelayanan yang dilakukan oleh RS Cimacan. Warga menyatakan rumah sakit lebih mengutamakan masyarakat yang mampu dan mengabaikan masyarakat yang tidak mampu. Masyarakat tidak mampu meminta agar pihak rumah sakit memberikan keringanan biaya pengobatan dan penggunaan fasilitas karena dirasa sangat mahal.
b.      Mengambil ketentuan dan merencanakan (planning)
Setelah menganalisa pendapat masyarakat tidak mampu dan mengintegrasikan dengan kebijaksanaan rumah sakit, kami selaku pihak Rumah Sakit Cimacan akan merencanakan kebijakan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik masyarakat maupun pihak rumah sakit. Kami juga akan menyampaikan kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pemerintah mengenai masalah ini. Untuk masyarakat tidak mampu, pihak rumah sakit telah memberikan keringanan terhadap masyarakat tidak mampu dengan adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi.
c.       Melaksanakan komunikasi (communicating)
Setelah melakukan planning, kami akan mengomunikasikan kepada masyarakat  atas perencanaan yang telah kami rencanakan sebelumnya. Kami selaku pihak rumah sakit akan akan mencoba memaksimalkan pelayanan kami kepada seluruh pasien. Untuk masalah biaya, kami akan memberikan sosialisasi tentang cara mendapatkan bantuan keringanan biaya karena pihak rumah sakit telah memiliki prosedur atau beberapa persyaratan yang tidak sulit untuk mendapat biaya yang murah. Namun cukupp banyak juga masyarakat yang merasa butuh bantuan biaya yang murah namun tidak tahu bagaimana prosedurnya.
Untuk masalah pelayan, kami menerima masukan dan keluhan masyarakat dengan pengadaan bagian pelayanan keluhan yang akan kami bahas setiap bulannya untuk mengevaluasi hasil kerja kami. Untuk masalah pelayanan, kami kira pelaksanaan evaluasi –membahas keluhan masyarakat yang nantinya akan kami laksanakan setiap bulannya sudah dapat memberikan ‘rem’ bagi kami untuk terus memperbaiki kinerja.
Kami sebagai pihak rumah sakit telah mengupayakan pelayanan yang baik, namun ada kalanya kejadian yang dialami masyarakat akibat kekurangahaman mengenai aturan-aturan yang ada. Tanpa bermaksud menyalahkan atau membenarkan pihak manapun, kami meminta pengertian masyarakat untuk mengambil sisi baiknya dan saling mengingatkan. Pemerintah dan dinas pendidkan telah melakukan upaya untuk melayani masyarakat. Namun karena banyaknya yang harus dilakukan Pemerintah, kami meminta masyarakat untuk bersabar dan memahami kebijakan rumah sakit.
d.      Penilaian (evaluating)
Setelah mengadakan fungsi pelayanan di bidang keluhan dan melaksanakan evaluasi atas keluhan masyarakat setiap bulannya, kami akan menilai tingkat keluhan yang ada. Jika daftar keluhan berkurang, artinya upaya peningkatan kualitas pelayanan kami telah mengalami peningkatan. Selain itu, untuk lebih memastikan bahwa pengurangan jumlah keluhan bukan disebabkan oleh rasa lelah yang dialami masyarakat karena tidak ada perubahan, kami juga akan melakukan survey langsung kepada masyarakat perihal peningkatan kualitas dan keberhasilan sosialisasi tentang prosedur pengurangan biaya untuk meringankan biaya yang dirasa berat oleh masyarakat miskin. Jika semua telah berjalan dengan baik, upaya yang dilaksanakan sudah baik. Masyarakat miskin akan terbantu dan cira rumah sakit akan meningkat.

Selepas isya sepulang kegiatan yang cukup melelahkan, saya kembali ke kostan. Langsung saja saya menenggelamkan diri di kasur. Saya ambil remote lalu menyalakan televisi. Terkadang, ada acara konser musik yang dipandu oleh orchestra memukau di SCTV. Akan tetapi malam itu saya  hanya melihat sinetron, yang menjadi andalan hampir semua tayangan televisi untuk mendapatkan rating tertinggi agar banyak iklan yang masuk. Untungnya, saat itu trans 7 menyajikan program acara serba 7 yang dapat memberi informasi yang mungkin belum saya tahu.
Acara serba 7 itu berdurasi 45 menit, hingga pukul 8. Setelah itu dilanjutkan oleh Opera Van Java (OVJ), salah satu program acara penghancur properti yang akhir-akhir ini sedang gencar melakukan tour untuk berbagai tujuan tentunya. Acara yang berdurasi 2 jam tidak lantas membuai saya untuk menyaksikan tayangan sampai habis. Saya pindah-pindahkan channel untuk mencari program yang menghibur sekaligus memberikan manfaat, walaupun saya sadar jam selepas isya memang sering digunakan stasiun televisi untuk acara hiburan yang … .
Entah karena saya mahasiswa Ilmu Komunikasi, ingin mengetahui tentang dunia jurnalistik, atau hanya kemasan acara yang menarik, pilihan saya jatuh pada Metro TV yang menyajikan program acara “Journalist on Duty”. Acara berlangsung hanya setengah jam. Setelah itu saya kembali memindah-mindahkan channel untuk mengulik berbagai tayangan. Kembali saya pada SCTV. Seperti biasa, sinetron yang selesai, akan digantikan dengan sinetron yang baru.
Penasaran dengan tayangan yang ada di SCTV, saya membuka koran, tepatnya hari kamis, untuk melihat jadwal yang biasanya ada di halaman depan. Semula saya kira poporsi program hiburan pada televisi sebanding dengan tayangan informatif. Ternyata, dari 20 tayangan(8 jenis program) acara yang ada di SCTV, hanya 4 jam saja yang isinya memberikan informasi kepada khalayak. Itu pun sudah plus iklan.


Kalau dikategorikan berdasarkan fungsinya, menurut Elvinaro et al dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, fungsi televisi sama dengan fungsi media masssa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Pada kenyataannya, fungsi hiburan lebih dominan pada media massa televisi. Terbukti dalam tayangan SCTV dalam 24 jam, hanya 17 persen yang memberikan informasi (15% berita, 2% ceramah) sedangkan selebihnya adalah program hiburan. Malah, FTV yang ceritanya tidak jauh dari kisah cinta para remaja dan kehidupan yang serba mudah dan indah memiliki durasi tayang paling banyak banyak. Lalu, apakah para remaja harus terbius oleh pola dan cara hidup seperti jalan cerita pada FTV? Seperti yang kita ketahui bersama bahwa para remaja sangat rentang terhadap keadaan dalam lingkungan yang dilihatnya. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu meneonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee, et al. 2001:279).
Ada fungsi lain yang paling menarik dan banyak dilupakan. Devito (1996) menyebutkan salah satu fungsi komunikasi massa secara khusus adalah fungsi membius (Narcotization).   Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius kedalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika (DeVita, 1996).
Di Indonesia, regulasi terhadap televisi selain bertumpu pada pemerintah, juga kepada masyarakat melaui dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI). Salah satu tugas KPI adalah melayani pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran. Namun tidak semua dapat diadukan kepada KPI, karena ada ketentuan-ketentuan khusus yang menjadi syarat program layak atau tidak untuk diadukan. Lantas, kita sebagai khalayak tidak sepantasnya menerima apa yang telah disuguhkan oleh media atas penyiaran yang dapat dikatakan “pembodohan publik”. Apakah saya harus mengatakan kalimat dosen komunikasi massa yang sering terlontar di kelas? “Oh my Goodness! So please..”. Saatnya kita selektif dalam memilih tayangan dan proporsional dalam menikmati sajian program acara di televisi.  

Mengkritisi iklan menggunakan perspektif unsur dan elemen pada komunikasi visual



Unsur utama :
1.       Isi                    : mempromosikan dan  mengajak para pembaca untuk menggunakan kartu XL karena
memiliki beberapa keunggulan yang ‘super ampuh’ dibandingkan dengan kartu lain.
2.       Bentuk         : menggunakan koran Pikiran Rakyat. Alasannya karena koran Pikiran Rakyat dibaca oleh
lebih banyak orang dibanding dengan koran lainnya.

Elemen pembangun :
1.       Topografi/huruf       : kata “SUPER AMPUH” menggunakan huruf kapital untuk meyakinkan pembaca
bahwa kartu XL benar-benar ampuh untuk digunakan. Kemudian menggunakan huruf kapital pada setiap kata “GRATIS” karena masyarakat kepada umumnya berbondong-bondong untuk mendapatkan  yang gratis. Pemilihan model huruf yang digunakan sudah sesuai.
2.       Warna                           : XL identik dengan warna oranye, biru, dan hijau. Akan tetapi dalam iklan kali ini
kita semua dapat melihat warna ungu untuk latar belakang kata “GRATIS Internetan” . Sebagai pembaca, saya tidak mengerti pada penggunaan warna ungu yang identik dengan manja. Penggunaan empat warna menurut saya terlalu berlebihan. Bisa saja penggunaan warna ungu digantikan dengan warna biru tua.
3.       Komposisi                   : penataan kata super ampuh dibuat lebih besar dari kata lainnya, dan
menggunakan tipe seperti pada layar cembung untuk menonjolkan kata tersebut. Tukul yang menghadap kiri diletakkan di samping agar ponsel dan ilustrasi gambar mendapat ruang untuk diletakkan di sebelahnya. Kalimat persuasi diletakkan terpisah agak jauh dibawah dan agak besar sudah bagus karena setiap orang dapat membacanya dengan jelas, berbeda dengan background Tukul yang terlihat samar, hanya seperti garis-garis yang mungkin malah mengganggu. Menurut saya, garis-garis sebagai latar iklan lebih baik ditiadakan sama sekali.Kalaupun ada, mungkin lebih baik jika menggunakan latar gedung-gedung tinggi yang dapat ditarik pesan sinyal XL bagus.
4.       Ilustrasi                        : Ilustrasi internetan sudah diperlihatkan dengan baik, namun tidak
mengilustrasikan telepon dan sms. Mungkin karena iklan tersebut ingin menekankan pada aspek internet yang pada saat pembuatannya, persaingan periklanan kartu ponsel sedang bersaing  dengan keunggulan internetnya. Iustrasi ‘robot’ yang digunakan maksudnya mungkin tidak tersampaikan dengan baik karena sebagian orang akan bertanya-tanya lambang apa itu. Menurut saya, dapat diganti dengan ilustrasi search engine, google misalnya, yang sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat. Tukul Arwana dijadikan sebagai icon mungkin karena latar belakangnya sebaai orang ndeso. Tukul yang ndeso saja bisa menggunakan internet, apalagi masyarakat. 

Analisis berita pada tiga media massa yang berbeda


Analisis
1.    Koran Tempo
a.    Judul
·         Judul berita pada koran yaitu  “Kasus Proyek Ambalang Anas Bela Istrinya” sangat menarik karena provokatif. Dalam judul tersebut, Tempo menjual nama “Anas” yang akan menarik rasa penasaran pembaca atas kejadian yang dialami istrinya.
·         Pemilihan kata atau diksi yang digunakan pada judul sudah baik karena singkat, tanpa menggunakan imbuhan kata.
·         Judul tersebut dipilih karena Tempo akan menonjolkan kesan Anas yang turut datang untuk mendampingi istrinya dan membela sang istri dengan pernyataannya pada wartawan di lokasi.
b.    Lead (kalimat pada paragraf pertama)
Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum membela istrinya, Athiyyah Laila. Menurut Anas, pembangunan pusat pelatihan olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
·         Tempo memilih kalimat tersebut sebagai lead untuk menguatkan judul yang telah dipilih.
·         Lead diperkuat dengan kalimat berikutnya yang memang seharusnya saling menguatkan agar terbentuk berita yang padu dan tidak rancu .
c.    Narasumbar
1)    Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat, suami Athiyyah Laila.
2)    M. Nazaruddin, Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menyebut pencairan dana Rp100 miliar mengalir melalui Dutasari, PT yang pernah Athiyyah jabat sebagai komisaris
3)     Busyro Muqoddas, Wakil Ketua KPK
d.    Body (isi berita)
·         Kalimat efektif
Kalimat yang kurang efektif   :
Dalam persidangan terdakwa kasus suap Wisma Atlet tersebut pada Maret lalu, duit komisi yang dikucurkan Adhi Karya itu digunakan untuk memenangkan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat di Kongres Bandung pada 2010. Terkait kasus ini, KPK sudah memeriksa 54 orang, termasuk Athiyyah. (Paragraf  ke-6)
Kalimet efektif                         :
            Dalam persidangan terdakwa kasus suap Wisma Atlet tersebut pada Maret lalu, dana komisi yang diberikan Adhi Karya itu digunakan untuk memenangkan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat di Kongres Bandung pada 2010. Terkait kasus ini, KPK sudah memeriksa 54 orang, termasuk Athiyyah.
·         Narasumber
Tempo dan MI mengutip ucapan yang sama yaitu kutipan Anas. 
Dalam Tempo : “Tidak betul (Athiyyah terlibat),” kata Anas saat … . Ia juga membantah tudingan bahwa Athiyyah mengatur kas perusahaan. (Paragraf ke-2)
MI        : Anas juga menampik tudingan bahwa Athiyyah mengatur kas  perusahaan. “Tidak benar itu, ini skenario politik,” ujarnya. (Paragraf ke-11)
Diantara sekian banyak ucapan Anas, Tempo dan MI memilih kutipan tersebut karena kedua surat kabar tersebut mengambil sudut pandang yang sama, yaitu pembelaan Anas terhadap istrinya, Athiyyah.
2.    Koran Media Indonesia
a.    Judul
·         Judul berita pada koran yaitu “Namanya Athiyyah, tidak Mesti Ditulis Istri Anas”. Judul sangat menarik karena mengutip langsung ucapan Anas. Pembaca bisa tersenyum ketika membaca judulnya, termasuk saya.
·         Pemilihan kata pada judul cukup baik, menggunakan kutipan langsung yang dapat menarik minat pembaca.
·         Judul tersebut dipilih karena koran MI ingin mengambil sudut pandang “sentilan” terhadap subjek beritanya.
b.    Lead
·         MI memilih kalimat “Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendampingi istrinya, Athiyyah Laila, memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anas yang mengenakan kemeja biru dan sang istri yang berbusana muslim warna coklat tiba pukul 09.20 WIB, kemarin.” sebagai lead karena ingin mengambil angle pada Anas, bukan istrinya. MI ingin memberitakan Anas yang mendampingi istrinya menampik tudingan keterlibatan istrinya dalam kasus Hambalang.
·         Lead berhubungan dengan kalimat berikutnya karena merupakan satu-kesatuan berita yang memang seharusnya saling berkaitan antarkalimat.
c.    Narasumber
Narasumber Anas Urbaningrum, suami Athiyyah Laila, yang diduga menggunakan dana hasil suap untuk memenangkannya sebagai Ketua Umum Demokrat di Kongres Bandung pada tahun 2010
d.    Body
·         Kalimat efektif
Kalimat yang kurang efektif         :
      Athiyyah yang seharusnya diperiksa pekan lalu menegaskan kedatangannya kali ini hanya untuk klarifikasi soal dirinya yang pernah menjabat sebagai komisaris di PT Dutasari Citralaras. (Paragraf ke-5)
Kalimat efektif                   :
      Athiyyah yang seharusnya diperiksa pecan lalu menegaskan kedatangannya kali ini hanya untuk klarifikasi mengenai dirinya yang pernah menjabat sebagai komisaris di PT Dutasari Citralaras.
·         Narasumber
Tempo dan MI mengutip ucapan yang sama yaitu kutipan Anas. 
Dalam Tempo       : “Tidak betul (Athiyyah terlibat),” kata Anas saat … . Ia juga membantah tudingan bahwa Athiyyah mengatur kas perusahaan. (Paragraf ke-2)
MI  : Anas juga menampik tudingan bahwa Athiyyah mengatur kas  perusahaan. “Tidak benar itu, ini skenario politik,” ujarnya. (Paragraf ke-11)
Diantara sekian banyak ucapan Anas, Tempo dan MI memilih kutipan tersebut karena kedua surat kabar tersebut mengambil sudut pandang yang sama, yaitu pembelaan Anas terhadap istrinya, Athiyyah.
3.    Koran Pikiran Rakyat
a.    Judul
·         Judul berita “Istri Anas Diperikasa 5 Jam” menurut saya kurang menarik. Pembaca seperti kurang terdorong untuk membacanya karena rasa penasaran seperti sudah terjawab oleh kalimat judul sehingga pembaca mungkin merasa tidak perlu lagi untuk membaca isinya.
·         Pemilihan kata yang diambil menurut saya biasa saja. Judul menggunakan kalimat fakta berupa data. Kurang ada permainan kata yang dapat menarik minat pembaca.
·         Judul tersebut dipilih untuk menunjukkan keobjektifan Pikiran Rakyat pada berita. Pikiran Rakyat tidak menyebut nama Anas dalam judulnya.
b.    Lead
Yaitu    :
            Mantan Komisaris PT Dutasari Citralaras, Athiyah Laila mengaku tidak tahu-menahu proyek pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Istri Ketua Umum Partai Demokrat itu mengaku sudah mengundurkan diri pada 2009.
·         PR memilih kalimat tersebut sebagai lead untuk menekankan informasi bahwa mantan Komisaris PT Dutasari Citralaras mengaku tidak tahu-menahu perihal proyek pembangunan. Berita yang ditekankan adalah kasus sang komisaris, bukan mengenai “Anas” atau “Istri Anas”.
·         Lead berhubungan dengan kalimat-kalimat berikutnya.
c.    Narasumber
1)    Athiyyah Laila, mantan Komisaris PT Dutasari Citralaras yang diduga terlibat dalam kasus proyek pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga di Hambalanng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
2)    Johan Pambudi, Juru Bicara KPK yang mengatakan berencana memeriksa Anas.
3)    Anas Urbaningrum, suami Athiyyah, Ketua Umum Partai Demokrat, yang mengakui kasus Istrinya merupakan kelanjutan skenario politik untuk mengaitkan dirinya.
4)    Firman Wijaya selaku penasihat hukum Athiyyah.
d.    Body
·         Kalimat efektif
Kalimat yang kurang efektif   :
            Aksi unjuk di depan Gedung KPK itu baru saja dimulai, beberapa orang yang tadinya berada di halaman Gedung KPK mendatanginya lalu memukuli peserta aksi.Upaya itu dihentikan oleh polisi yang berjaga di Gedung KPK. Peserta aksi lantas digiring menjauhi Gedung KPK. (Paragraf ke-12)
Kalimat efektif                         :
            Aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK itu baru saja dimulai. Beberapa orang yang semula berada di halaman Gedung KPK mendatangi peserta aksi lalu memukulinya.  Upaya itu dihentikan oleh polisi yang berjaga di Gedung KPK. Peserta aksi lantas digiring menjauhi Gedung KPK.
·         Narasumber
Beberapa surat kabar mengutip perkataan yang sama.
Dalam PR, kilimat Anas yang dikutip adalah “Begini, ini kan kelanjutan skenario politik untuk mengait-kaitkan saya. … .”
                        MI mengutip kalimat Anas “Tidak benar itu, ini skenario politik,”
PR dan MI mengutip kalimat tersebut untuk menekankan bahwa Anas menganggap pemeriksaan KPK terhadap Athiyyah merupakan skenario politik untuk mengaitkan dirinya pada kasus sebelumnya.

Pengkategorian Budaya pada Media Massa


Tugas Sosiologi Komunikasi
Mengidentifikasi tayangan media massa
Nama Anggota Kelompok :
Vinny Adityas              (210110110272)
Vinny Rahmi O.          (210110110273)
Nida Choirun Nufus    (210110110281)
Efrin Umma N                        (210110110287)
Regita Francicsa         (210110110300)

1.    Unsur Budaya Elite.
·         Judul Tayangan              : Biography
·         Deskripsi Singkat           :
Acara Biography ini mengajak Kita untuk lebih dekat mengenal latar belakang dari para tokoh Nasional dan Internasional yang telah menorehkan sejarahnya bagi kehidupan. Tayangan yang bersifat dokumenter ini juga mengangkat kembali peristiwa-peristiwa besar yang melibatkan para tokoh tersebut. Acara ini tayang setiap Sabtu pukul 03.00 WIB di stasiun televisi Metro TV.
Tayangan Biography masuk kedalam budaya elite karena memberikan informasi yang benar-benar memberikan informasi kepada khalayak.
·         Sisi positif                        :
o   Mencerdaskan masyarkat.
o   Menambah wawasan masyarakat.
o   Menumbuhkan perasaan menghargai tokoh-tokoh yang telah berpengaruh bagi dunia.
o   Kisah tokoh dapat menginspirasi para pemirsa untuk selalu berjuang dan tidak menyerah.
·         Sisi negatif                       :
o   Ditayangkan ketika sebagian besar orang sedang tidur karena jam tayang pada dini hari.

2.    Unsur Budaya Populer.
·         Judul Tayangan              : Uya Emang Kuya
·         Deskripsi Singkat           :
Uya Emang Kuya adalah tayangan di SCTV yang menyajikan acara hipnotis dengan maksud dapat membantu orang-orang yang dihipnotis untuk mengeluarkan unek-unek-nya. Acara yang dipandu oleh Uya Kuya ini mencari orang untuk dihipnois dan biasanya dilakukan di tempat-tempat umum.
·         Sisi Positif                       :
o   Acara ini bersifat entertain.
o   Secara tidak langsung memberikan nasihat dan nilai moral kepada penonton melalui target hipnotis.
·         Sisi Negatif                      :
o   Mengumbar aib orang.
o   Mengakibatkan pembodohan publik karena konten tayangannya yang semata-mata hanya untuk menghibur tanpa adanya unsur edukasi.

3.    Unsur Budaya Massa.
·         Judul Tayangan              : Sinetron Yusra dan Yumna
·         Deskripsi Singkat           :
Acara ini adalah sinetron mengenai Yusra dan Yumna, saudara kembar yang telah terpisah sewaktu Tsunami. Sinetron ini menceritakan perbedaan nasib yang dialami kedua saudara kembar sangat mencolok. Dalam Sinetron Yusra dan Yumna ini Nikita Willy memainkan dua karakter kembar. Jalan cerita sinetron tidak jauh dari percintaan dan kehidupan yang jauh dari kehidupan dalam realita.
·         Sisi Positif                       :
o   Acara ini bersifat menghibur
·         Sisi Negatif                      :
o   Masyarakat menjadi terlalu terbawa dengan adegan dalam sinetron sehingga menimbulkan imajinasi dan berharap agar kehidupannya sama seperti jalan cerita dalam sinetron
o   Masyarakat cenderung meniru gaya hidup dalam sinetron.

4.    Unsur Budaya Rakyat.
·         Judul Tayangan              : Konser Dangdut Indosiar
·         Deskripsi Singkat           :
Stasiun televisi swasta Indosiar merupakan salah satu stasiun televisi unggulan. Berbagai tayangan yang menarik selalu disajikan oleh Indosiar. Salah satu acara baru yang dimunculkan Indosiar adalah Konser Dangdut. Program ini menghadirkan rangkaian penampilan dari para artis dangdut Indonesia yang sedang ramai digandrungi oleh masyarakat pecinta dangdut. Konser Dangdut tayang setiap Jumat pukul 22.00 WIB.
·         Sisi Positif                       :
o   Tayangan bersifat menghibur
o   Membuat masyarakat tidak lupa dengan musik asli Indonesia.
o   Memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta music dangdut.
·         Sisi Negatif                      :
o   Tidak bersifat mendidik
o   Tayangan menyuguhkan artis dengan atribut dan gaya yang tidak memberi nilai sosial positif bagi masyarakat
o   Terkadang menampilkan goyangan erotis yang oleh sebagian besar ulama diharamkan.