Selepas isya sepulang kegiatan yang
cukup melelahkan, saya kembali ke kostan. Langsung saja saya menenggelamkan
diri di kasur. Saya ambil remote lalu menyalakan televisi. Terkadang, ada acara
konser musik yang dipandu oleh orchestra memukau di SCTV. Akan tetapi malam itu
saya hanya melihat sinetron, yang
menjadi andalan hampir semua tayangan televisi untuk mendapatkan rating
tertinggi agar banyak iklan yang masuk. Untungnya, saat itu trans 7 menyajikan
program acara serba 7 yang dapat memberi informasi yang mungkin belum saya
tahu.
Acara serba 7 itu berdurasi 45 menit,
hingga pukul 8. Setelah itu dilanjutkan oleh Opera Van Java (OVJ), salah satu
program acara penghancur properti yang akhir-akhir ini sedang gencar melakukan
tour untuk berbagai tujuan tentunya. Acara yang berdurasi 2 jam tidak lantas
membuai saya untuk menyaksikan tayangan sampai habis. Saya pindah-pindahkan
channel untuk mencari program yang menghibur sekaligus memberikan manfaat,
walaupun saya sadar jam selepas isya memang sering digunakan stasiun televisi
untuk acara hiburan yang … .
Entah karena saya mahasiswa Ilmu
Komunikasi, ingin mengetahui tentang dunia jurnalistik, atau hanya kemasan
acara yang menarik, pilihan saya jatuh pada Metro TV yang menyajikan program
acara “Journalist on Duty”. Acara berlangsung hanya setengah jam. Setelah itu
saya kembali memindah-mindahkan channel untuk mengulik berbagai tayangan.
Kembali saya pada SCTV. Seperti biasa, sinetron yang selesai, akan digantikan
dengan sinetron yang baru.
Penasaran dengan tayangan yang ada di
SCTV, saya membuka koran, tepatnya hari kamis, untuk melihat jadwal yang
biasanya ada di halaman depan. Semula saya kira poporsi program hiburan pada
televisi sebanding dengan tayangan informatif. Ternyata, dari 20 tayangan(8
jenis program) acara yang ada di SCTV, hanya 4 jam saja yang isinya memberikan
informasi kepada khalayak. Itu pun sudah plus iklan.
Kalau dikategorikan berdasarkan
fungsinya, menurut Elvinaro et al dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, fungsi televisi sama dengan fungsi media masssa lainnya (surat kabar
dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Pada kenyataannya, fungsi hiburan lebih dominan pada media massa televisi.
Terbukti dalam tayangan SCTV dalam 24 jam, hanya 17 persen yang memberikan
informasi (15% berita, 2% ceramah) sedangkan selebihnya adalah program hiburan.
Malah, FTV yang ceritanya tidak jauh dari kisah cinta para remaja dan kehidupan
yang serba mudah dan indah memiliki durasi tayang paling banyak banyak. Lalu,
apakah para remaja harus terbius oleh pola dan cara hidup seperti jalan cerita
pada FTV? Seperti yang kita ketahui bersama bahwa para remaja sangat rentang
terhadap keadaan dalam lingkungan yang dilihatnya. Dari semua media komunikasi
yang ada, televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika
memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan,
berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu meneonton televisi sekitar tujuh
jam dalam sehari (Agee, et al. 2001:279).
Ada fungsi lain yang paling menarik
dan banyak dilupakan. Devito (1996) menyebutkan salah satu fungsi komunikasi
massa secara khusus adalah fungsi membius (Narcotization). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan
informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus
diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius kedalam keadaan
pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika (DeVita, 1996).
Di Indonesia, regulasi terhadap
televisi selain bertumpu pada pemerintah, juga kepada masyarakat melaui
dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI). Salah satu tugas KPI adalah
melayani pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran. Namun tidak semua dapat
diadukan kepada KPI, karena ada ketentuan-ketentuan khusus yang menjadi syarat
program layak atau tidak untuk diadukan. Lantas, kita sebagai khalayak tidak
sepantasnya menerima apa yang telah disuguhkan oleh media atas penyiaran yang
dapat dikatakan “pembodohan publik”. Apakah saya harus mengatakan kalimat dosen
komunikasi massa yang sering terlontar di kelas? “Oh my Goodness! So please..”.
Saatnya kita selektif dalam memilih tayangan dan proporsional dalam menikmati
sajian program acara di televisi.
No comments:
Post a Comment