1. Hot
media and cool media
a. Hot
media
Yaitu
media yang harus diperhatikan secara khusus oleh khalayak, dan dibutuhkan daya
imajinasi untuk mendapatkan informasi secara utuh. Contoh hot media adalah media cetak seperti buku, majalah dan koran. Misalnya
jika kita ingin mendapatkan informasi dari koran, kita tidak akan mendapatkan
informasi apapun jika kita tidak memerhatikan secara khusus pada koran
tersebut. Kita ‘dipaksa’ untuk meluangkan waktu khusus untuk membacanya. Daya
imajinasi sangat diperlukan. Misalnya pada berita tawuran antarpelajar, secara
sadar ataupun tidak, kita akan membayangkan kejadian tawuran saat membaca berita
tersebut.
Diantara
media elektronik, radio merupakan hot
medium ketika melibatkan daya imajinasi pendengar seperti pada drama radio.
b. Cool
media
Pada
cool media, audience menjadi penonton pasif karena daya imaginasi telah
diwakili oleh visualisasi yang disajikan pada media tersebut. Salah satu
contohnya adalah televisi. Untuk menyaksikan berita perampokan sebuah toko yang
tertangkap kamera CCTV, kita tidak perlu mengimajinasikannya karena kita sudah
dapat menyaksikan kejadian asli pada rekaman video yang ditayangkan. Radio juga
dapat dikatakan cool media ketika
memainkan musik pengiring pada siarannya. Film di bioskop dapat diakatakan cool, namun McLuhan memandang tayangan
film di bioskop dapat dikatakan “lebih hot
dibandingkan dengan” televisi karena memiliki layar yang lebar dan gelapan yang
dapat menarik keterlibatan audience.
Dalam buku Katz
and Katz, "McLuhan: Where Did He Come From, Where Did He Disappear?",
tidak ada ukuran baku dalam pengkategorian hot
dan cool, melainkan dapat kita bandingkan
dengan media yang lain. Katz mengatakan, “When comparing two media, hot and
cool are measures on a scale -- "cooler than" or "hotter
than" -- not dichotomous terms.”
2. Pull media and push media
a.
Pull
media
Adalah sebuah model pengiriman pesan
yang terjadi secara berurutan, dan urutannya terjadi sejak pengguna(user) dan pengirim(server) terhubung. Contohnnya kita disuguhkan tayangan dan iklan
sesaat setelah menyalakan televisi.
b.
Push
media
Pada push media, khalayak dapat menentukan sendiri pesan apa yang ingin
didapat. Contohnya pada koran, khalayak dapat membaca bagian yang menarik rasa
ingin tahunya, seperti membaca rubrik olahraga terlebih dahulu sebelum membaca
rubrik luar negeri.
3. Elitis media and populis media
a.
Elitist
media
Adalah media yang menyajikan
tayangan atau berita tentang masalah sosial atau budaya. Contohnya majalah Tempo atau Gatra yang ‘menggiring’ kita untuk berpikir serius, program
televisi yang menayangkan acara seni dan sejarah, dan rekaman kejadian masa
lampau.
b.
Populist
media
Merupakan media yang menyajikan berita atau program
acara sesuai permintaaan ‘pasar’.
Seperti tabloid, program acara reality
show di televisi, dan video musik.
4. Entertainment media and information media
Menurut
penggunaannya, media dibedakan menjadi :
a. Entertainment media
Merupakan media yang digunakan
khalayak sebagai media hiburan. Contohnya buku karya Raditya Dika yang terkenal
jenaka, majalah fasion, atau drama korea pada tayangan televisi.
b. Information media
Yaitu media yang digunakan untuk
mendapatkan informasi. Contohnya koran yang dibaca untuk mengetahui informasi
mengenai mantan menkes yang menjadi tersangka, atau program berita pada
televisi yang disaksikan untuk mendapatkan informasi bursa saham Indonesia.
Referensi :
http://faculty.buffalostate.edu/smithrd/UAE%20Communication/Unit7.pdf
thanksss
ReplyDeletehot dan cool media kebalik nih penjelasannya. mohon tidak menyesatkan pembaca!!!!
ReplyDeleteterima kasih untuk komentarnya. Tidak ada maksud menyesatkan pembaca. Sudah benar kok :)
Deletehttps://books.google.co.id/books?id=g8GRgXYeo_kC&pg=PA278&dq=hot+and+cool+media&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=hot%20and%20cool%20media&f=false
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteciri-ciri hot media dalam dunia pertelevisian itu bagaimana ya ?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekebalik mas
ReplyDelete