Friday 9 September 2011

Pengertian manusia
Menurut para ahli :
Ø  Aristoteles : Manusia adalah hewan berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya.
Ø  T. Hobbes : Manusia adalah serigala bagi sesamanya.
Ø  C. Darwin : Manusia merupakan proses akhir dari evolusi hewan bersel satu sebelum akhirnya menjadi kera.
Surat Al-a’raf ayat 179
Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami sediakan untuk mereka jahannam banyak dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mereka gunakan memahami, dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan untuk melihat dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai”. 

Seperti pendapat Aristoteles yang mengaku manusia berbicara berdasarkan ‘akal pikiran’, manusia adalah makhluk berakal. Itulah kelebihan yang diberikan Allah SWT yang tidak dimiliki oleh hewan.
Berdasarkan pendapat T.Hobbes yang menyatakan manusia adalah serigala bagi sesama, dapat kita bandingkan dengan surat Al-araf ayat 179. Manusia yang tidak menggunakan akal pikirannya, dapat melakukan berbagai hal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bunuh-membunuh merupakan alah satu cara yang dilakukan pada zman jahiliyah untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Pendapat Charles Darwin tidak dapat diterima oleh para ilmuwan karena pernyataannya tidak melalui proses ilmiah sehingga pernyataannya pun mendapat berbagai komentar dan pencekalan oleh para ilmuan lain.
Setelah membaca surat Al-Araf ayat 179, dapat disampaikan sebagai berikut :
Manusia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri. Sah-sah saja jika manusia lebih mendahulukan dunia atau sebaliknya, karena hidup merupakan suatu pilihan dan manusia telah dibekali akal pikiran untuk menentukan pilihannya. Namun, apa atau siapakah hewan yang disinggung-singgung dalam surat tersebut? Mereka merupakan manusia-manusia yang lalai, yang terbuai dalam fatamorgana dan hednisme. Allah SWT telah memberikan hati, mata, dan telinga untuk digunakan sebaik-baiknya oleh manusia. Manusia disamakan dengan hewan karena mereka yang lalai, tidak menggunakan akal pikirannya untuk hal-hal yang baik, sehingga tidak jauh berbeda dengan hewan yang tidak diberikan akal pikiran oleh Allah SWT.