Thursday 28 May 2015

Hubungan Kegiatan Marketing Public Relations terhadap Citra Perusahaan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

Abis mata kuliah metode penelitian, ada yang namanya mata kuliah seminar yang bobotnya 2sks.
Waktu ceritanya aku lagi asik banget sama kegiatan penelitian endo-eksokarst sama temen2 di UKM pecinta alam. Sangkin asiknya, sampe-sampe jarang kuliah. Hoaaam.. Jangan ditiru gaeees.

Di akhir perkuliahan, dosen mata kuliah seminar minta anak2nya buat ngumpulin proposal seminar. Uwe kumpulin aja. Tanpa pikir panjang, jarang liat skripsi2 orang di perpus, jarang tanya2 temen dan ga pernah konsul dosen, apatis deh semester kemaren. ;(((

Hingga pada akhirnya, proposal uwe ditolak mentah-mentah karena ga ada kasusnya. Nilai mata kuliah seminar juga ga dikeluarin karena "belum layak" katany. Huehehee.. Ketawa juga sih kalo uwe baca lagi. Bisa2nya si nida asal ngumpulin aja. Jangan ditiru ya gaeees..

Kira2 begini isi proposal yang ditolak mentah-mentah itu.


TUGAS AKHIR MATA KULIAH SEMINAR

Judul: Hubungan Kegiatan Marketing Public Relations terhadap Citra Perusahaan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung


Oleh:
Nida Choirun Nufus
210110110281

PROPOSAL SEMINAR
Untuk memenuhi mata kuliah seminar


UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh setiap daerah. Sektor pariwisata menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit bagi suatu daerah. Keuntungan bidang pariwisata menyumbang tidak sedikit pemasukan bagi perkembangan daerah.
Kebutuhan akan industri hiburan bagi sebagian masyarakat menjadikan pariwisata terus mengembangkan diri menghadapi persaingan. Kini kebutuhan akan wisata semakin terasa sejalan dengan kemajuan industri yang membutuhkan suasana baru dalam menyegarkan kembali pikiran yang penat dalam rutinitas sehari-hari.
Pariwisata memberikan peranan penting bagi kemajuan suatu daerah. Kota Bandung yang terkenal dengan potensi wisatanya ternyata menjadikan Bandung sebagai kota besar yang terkenal dan semakin banyak diminati oleh khalayak luas, dari turis lokal hingga mancanegara.
Pariwisata Kota Bandung sangat beragam, seperti wisata belanja, wisata alam, industri hiburan, bisnis, dan wisata budaya. Bandung juga terkenal dengan kota sejarah. Berbagai peristiwa penting patut dikenang dan diketahui oleh para wisatawan. Sebut saja peristiwa Bandung Lautan Api dan Konperensi Asia Afrika. Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa bersejarah itu, dibentuknya berbagai museum dan bangunan bersejarah yang kini berdiri kokoh di Kota Bandung.
Sejalan dengan kebutuhan akan parwisata dan kegiatan bisnis, permintaan akan penginapan pun semakin meningkat. Banyak wisatawan yang membutuhkan lokasi untuk menginap. Wisatawan tentu saja menginginkan suasana yang nyaman untuk beristirahat.
Pariwisata Kota Bandung memicu perkembangan bisnis di dalamnya. Aktivitas bisnis pun banyak dilakukan di Kota Bandung. Tidak sedikit hotel yang memang sesuai untuk digunakan bagi kebutuhan bisnis. Melakukan kegiatan bisnis di Kota Bandung akan terasa lebih hidup karena potensi wisata yang ada. Para pembisnis yang mengadakan kegiatan di hotel di Kota Bandung selain melakukan kegiatan bisnisnya, juga dapat menenangkan pikirannya dengan berwisata.
Hotel menjadi tempat yang nyaman bagi para wisatawan untuk menginap. Tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan menginap, hotel juga dimanfaatkan untuk keperluan bisnis danpertemuan-pertemuan penting. Berbagai fasilitas yang ditawarkan hotel pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk singgah ataupun melakukan kegiatan bisnis di hotel tertentu.
Di Kota Bandung, sudah terdapat banyak hotel baru dan  berkelas. Berbagai penawaran tersedia bagi para pengunjung. Semakin banyaknya jumlah hotel yang ada, menjadikan hotel-hotel yang sudah ada sejak dulu memiliki pesaing. Persaingan memang selalu ada dalam kegiatan bisnis. Tidak terkecuali dengan bisnis bidang jasa ini. Untuk mengungguli kompetitornya, hotel-hotel pun menawarkan keunikannya.
Setiap hotel memiliki strategi pemasarannya masing-masing dalam mengejar kliennya. Strategi yang unik diciptakan dengan harapan meningkatnya jumlah klien pada hotel tersebut. Dalam mengciptakan pelanggannya, berbagai cara dilakukan pihak manajemen, seperti sales blitz, mengadakan special events, diskon harga,  promo makanan dan fasilitas, dan sebagainya.
Tidak mudah mendapatkan pelanggan yang loyal terhadap hotel. Terlebih, kini semakin banyak hotel dengan fasilitas yang baru yang bermacam keunggulan. Hotel Savoy Homann Bidakara sebagai salah satu hotel tertua dan bersejarah di Kota Bandung kini menghadapi persaingan dengan hotel bisnis berbintang yang lebih baru. Keunggulan Hotel Savoy Homann Bidakara sebagai heritage hotel menjadi daya jual hotel dalam menghadapi persaingan. Namun untuk menciptakan pelanggan yang loyal, Hotel Savoy Homann Bidakara tentulah perlu memiliki cara tersediri dalam menciptakan pelanggannya.
Reputasi Hotel Savoy Homann sebagai hotel heritage harus dijaga keunggulannya untuk menciptkan citra dan kesan baik dimata para pengunjung. Citra yang terekam dalam benak pengunjung diharapkan menjadikan Hotel Savoy Homann Bidakara memiliki reputasi yang baik. Reputasi baik yang diharapkan oleh setiap hotel diharapkan mampu menciptakan pelanggan yang loyal lebih banyak.
Pelayanan yang memuaskan dan kesan yang baik dimana konsumen menajadi salah satu cara menciptakan pelanggan yang loyal terhadapt hotel. Tidak sebatas itu, menjalin hubungan yang baik dengan konsumen pun menjadikan konsumen merasa dekat dengan hotel. Perasaan inilah yang ingin diciptakan sehingga konsumen merasa ingin kembali ke hotel untuk menginap atau melakukan kegiatan bisnisnya.
Kemunculan hotel-hotel baru di Kota Bandung memberikan banyak kesempatan bagi konsumen untuk memilih hotel yang paling baik. Persaingan hotel membuat hotel-hotel menawarkan berbagai perawaran menarik untuk mendapatkan hati konsumen. Kualitas jasa yang ditawarkan pihak hotel menjadi nilai tersendiri bagi keberlangsungan pelanggan yang loyal.
Citra dan reputasi juga menjadi bagian penting bagi konsumen untuk memberikan keputusan. Uniqeness menjadi salah satu penarik perhatian konsumen. Bagi Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, hotel tua dan bersejarah menjadi daya jualnya. Akan tetapi, citra dan reputasi yang baik perlu dibangun dan dipertahankan agar konsumen memutuskan untuk menginap atau melakukan kegiatan bisnis di hotel tersebut.
1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti berusaha merumuskan masalah yang ingin diangkat yaitu “Sejauh mana Pengaruh Kegiatan Marketing Public Relations terhadap reputasi hotel Savoy Homann Bidakara Bandung sebagai heritage hotel dalam Menghadapi Persaingan Kemunculan Hotel Baru di Kota Bandung.”
1.3   Identifikasi Masalah
Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu mengetahui sejauh mana hubungan marketing public relations dengan citra perusahaan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Adapun masalah penelitian tersebut adalah:
1.      Sejauh maa pelaksanaan program marketing public relations di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung?
2.      Sejauh mana citra Hotel Savoy Homann Bidakara yang dipersepsi oleh konsumen?
3.      Sejauh mana hubungan marketing public relations dengan citra hotel yang dipersepsikan oleh konsumen di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung?
1.4   Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab pertanyaan yang sudah dikemukakan diatas, yaitu:
1.      Menganalisis sejauh mana pelaksanaan program marketing public relations heritage hotel di Hotel Savoy Homann Bidakara
2.      Menganalisis sejauh mana citra heritage hotel Hotel Savoy Homann Bidakara yang dipersepsi oleh konsumen
3.      Menganalisis sejauh mana hubungan marketing public relations dengan citra heritage hotel Hotel Savoy Homann Bidakara
1.5   Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1.5.1        Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini berfungsi menambah khazanah keilmuan di bidang ilmu komunikasi terutama bidang kajian public relations. Penelitian ini membahas pula kegiatan marketing dan bersinggunggan dengan kegiatan public relations terutama di bidang industri pariwisata bidang jasa perhotelan.
1.5.2        Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat diterapkan dalam  bidang marketing public relations dimana public relations menjadi bagian dari tim yang menciptakan strategi pemasaran. Secara praktis penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai kegiatan marketing public relations di industri jasa bidang perhotelan dalam setrategi membangun citra dan reputasi hotel.
1.6    Kerangka Pemikiran
1.6.1        Kerangka Teoritis
1.6.1.1              S-O-R
Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dana memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur model ini adalah:
·         Pesan (stimulus, S)
·         Komunikan (organism, O)
·         Efek (Respons, R)
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada indiidu yang terdiri dari:
·         Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme  dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak, berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
·         Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari seseorang (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
·         Setelah itu seseorang mengolah stimuus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
·         Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan seseorang, Dalam meyakinkan seseorang ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pandapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu:
(a)    perhatian,
(b)   pengertian, dan
(c)    penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditoak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikasn. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikasi mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya peribahan periaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan seseorang, Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan.
1.6.1.2              Teori Intergarasi Informasi
Teori Integrasi Informasi (Information Integration Theory) merupakan teori tentang pengorganisasian pesan atau informasi yang dikemukakan oleh Martin Feishbein. Teori ini berasumsi bahwa ”The Information approach centers on the ways people acumulate an organize informations about some, object, situation, or idea, to form attitude toward a concept”.(organisasi mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut) (Little John, 1997:234-240)
Feishbein dalam Little John kemudian mengemukakan bahwa merujuk pada teori ini semua informasi mempunyai kekuatan potensial yang dapat mempengaruhi orang untuk memiliki sikap tertentu. Besar tidaknya pengaruh tersebut tergantung kepada dua hal yaitu: valensi dan Bobot Panilaian.
Valensi atau tujuan, yang berarti sejauhmana suatu informasi mendukung apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang. Suatu informasi dikatakan positif apabila informasi tersebut mendukung kepercayaan yang telah ada dalam diri seseorang sebelumnya. Sedangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka informasi itu dapat dipandang sebagai sesuatu yang negatif
Bobot penilaian, yang berkaitan dengan tingkat kredibilitas informasi tersebut. Maksudnya apabila seseorang melihat informasi itu sebagai suatu kebenaran, maka ia akan memberikan penilaian yang tinggi terhadap informasi itu. Sementara jika yang terjadi adalah sebailknya, maka penilaian yang diberikan pun akan rendah. (Littlejohn,1996-137-138)
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Valensi berkaitan dengan bagaimana informasi dipengaruhi sikap seseorang, sedangkan Bobot Penilaian berkaitan dengan sejauhmana informasi tersebut mempengaruhi sikap seseorang. Dengan demikian, walaupun suatu informasi memiliki tingkat valensi yang tinggi, apabila tidak didukung oleh bobot penilaian yang tinggi pula, akan menghasilkan efek yang kecil pada sikap seseorang (Littlejohn,1996:137-138)
Selanjutnya, pendekatan integrasi informasi memusatkan pada cara-cara orang mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi tentang orang, objek, situasi atau gagasan tertentu untuk membentuk sikap terhadap sebuah konsep. Sikap sudah menjadi sebuah satuan penting dalam penelitian tentang persuasi karena arti pentingnya dalam perubahan sikap. Sebuah sikap adalah sebuah predisposisi untuk bertindak dengan suatu cara yang positif atau negatif terdapat sesuatu.
Sebuah sikap merupakan sebuah akumulasi dari informasi tentang sesuatu, objek, orang, situasi atau pengalaman. Perubhan sikap terjadi karena informasi baru memberikan tambahan pada sikap. Sikap mempunyai korelasi dengan keyakinan dan menyebabkan seseorang memiliki perilaku tertentu terhadap objek sikap.
Menurut teori integrasi informasi ini, adanya akumulasi informasi yang diserap seseorang dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Informasi dapat merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek
2.      Informasi dapat merubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki seseorang.
3.      Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.
Sebuah sikap dipandang sebagai sebuah akumulasi dari informasi tentang suatu objek, orang, situasi, maupun pengalaman. Jadi, perubahan sikap terjadi karena informasi baru memberikan tambahan pada sikap, atau perubahan sikap terjadi karena informasi tersebut telah merubah penilaian seseorang mengenai valensi dan bobot informasi lain. Namun, informasi apapun biasanya tidak akan membawa pengaruh yang terlalu besar terhadap sebuah sikap karena sikap tersebut memuat bebarapa yang bisa menangkal informasi tersebut. Gary L. Kreps dalam bukunya Organizational Communication mengatakan:
Information is construct that is very closely related to meaning whereas meaning is the process of making “sense” of message and information is the “sense” that we make in creating meanings. The meanings that we create have informations value for us, to the extent that they help us understand, interpret, and predict phenomena. ( informasi adalah suatu proses pemaknaan pesan dan informasi adalah makna yang kita gunakan untuk membentuk suatu pengertian. Pengertian mengandung nilai informasi yang memungkinkan kita untuk mengerti, menginterpretasikan dan memprediksi suatu fenomena) (kreps,1990:27)
Makna penting pengorganisasian komunikasi yang menghubungkan kepentingan antara organisasi dengan lingkungan luarnya sebagaimana dikemukakan oleh Kreps yaitu, bahwa “ external communication shannels carry message between the organization and the organization’s relevant environment. Message are both sent to and received from
 the organization’s relevant environment. External message are set to attemp to influence the way environment representatives behave in regard to the organization.. (Media komunikasi eksternal menjembatani pesan antara organisasi dengan lingkungan sekitar dan pesan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi bagaimana lingkungan sekitar bersikap terhadap organisasi) (Kreps, 1990:21)
1.6.1.3              Teori Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran atau Marketing Communication adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Menurut David Pickton dalam Ilham Prisgunanto (2006:8), Komunikasi Pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix (bauran pemsaran) yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran.
Selanjutnya, Komunikasi pemasaran merupakan proses dialog yang berkelanjutan (the countinuing dialogue) antara pembeli dan penjual dalam sutu tempat pemasaran (market place). Definisi ini mungkin digambarkan sebagai definisi makro dan proses.
Relevansinya dengan pengelolaan suatu perusahaan, seperti yang diuraikan Bulaeng (2000: 32) adalah:
1.      Proses penyajian seperangkat rangsangan yang diintegrasikan pada sasaran pasar dengan maksud untuk menimbulkan seperangkat respon yang diinginkan.
2.       Mengadakan saluran-saluran untuk menerima (receive), menafsirkan (interpret), bertindak (action) atas dasar pesan dari pasar untuk tujuan mengubah pesan perusahaan sekarang dan mengidentifikasi kesempatan-kesem­patan komunikasi baru.
Selanjutnya definisi yang diuraikan oleh Delozier (1996:169) ialah bahwa komunikasi pemasaran yang terdapat pada suatu perusahaan adalah:
1.      Proses penyebaran kesatuan rangsangan kepada target pasar dengan mengharapkan respon dari target tersebut
2.       Mempersiapkan rangsangan balik, menginterpretasikan dan menjalankan keinginan target pasar pada perubahan pesan perusahaan dan mengidentifikasikan kesempatan akan adanya komunikasi-komunikasi baru.
Menjelaskan bahwa perusahaan adalah terdiri dari pengirim dam penerima pesan dari target pasar. Pihak pengirim dari suatu pasar dalam persaingan bisnisnya harus mencoba menarik konsumen untuk membeli produknya. Pihak penerima dari perusahaan harus menyesuaikan diri pada target pasar untuk dapat menyampaikan pesan pada situasi pasar yang berhubungan dan harus dapat menciptakan komunikasi yang baru.
a.    Marketing Mix
Sistem pemasaran yang baik adalah sistem komuikasi pemasaran yang didalamnya terdiri dari berbagai unsur terpadu. Dalam istilah komunikasi dan pemasaran disebut Marketing Mix.
Perkembangan marketing mix menyebabkan bahwa ahli memberikan pernyataan, sabagaimana pendapat yang diberikan oleh Louis and Kurtz (1982:250), kebijaksanaan pemasaran dapat diklasifikasikan ke dalam 4 strategi, yaitu:
1.      Product strategy: Kebijaksanaan dalam pemasaran meliputi desain kemasan, merek perusahaan, merek dagang, surat izin, jaminan barang, jaminan perusahaan, perputaran produk dan pengembangan produk baru.
2.      Distribution strategy: Kebiajaksanaan dalam pemasaran yang meliputi penditribusian barang, saluran penjualan barang dan orang yang mengalami pendistribusian barang ke konsumen.
3.      Promotional strategy:  Kebijikasanaan dalam pemasaran yang meliputi personal selling, advertising dan sales promotion yang memberikan komunikasi yang efektif antara perusahaan dan target market.
4.      Pricing strategy: Kebijaksanaan dalam pemasaran yang meliputi metode penetapan harga yang menguntungkan perusahaan dan konsumen dengan pertimbangan peraturan pemerintah serta pendapat umum.
Uraian di atas menyimpulkan bahwa Marketing Mix adalah suatu bauran yang terdiri dari 4 variabel yaitu:
1.      Produk
2.      Place/Tempat
3.      Price/Harga
4.      Promosi
Keempat variabel tersebut pada akhirnya dapat dijadikan sebagai suatu strategi komunikasi pemasaran untuk mencapai penjualan produk yang diinginkan oleh suatu perusahaan.
b.      Strategi Komunikasi Pemasaran
Terdapat 5 langkah besar dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran menurut Delozier (1996:272), yaitu:
1.      Menentukan kesempatan komunikasi pemasaran. Merupakan langkah awal dalam pengembangan strategi baru adalah mengenal serta mengevaluasi perubahan-perubahn baru dari luar dan dalam perusahaan.
2.      Menganalisa sumber-sumber komunikasi pemasaran. Bagian ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan sehingga efisien
3.      Mengatur komunikasi pemasaran yang objektif. Objektivitas dilihat dari kebijaksanaan masa depan perusahaan yang terdiri dari kerja sama yang objektif.
4.      Mengembangkan dan mengevaluasi strategi alternatif. Jika objektivitas dikembangkan maka strategi juga harus dikembangkan lalu mengevaluasi beragam strategi lain yang mungkin dapat berhasil mencapai objektifitas.
5.      Mendata tugas-tugas komunikasi pemasaran. Setelah rencana strategi dipilih, seorang manajer harus dapat membuat keputusan yang penting menyangkut masalah pengemasan, periklanan, harga, tempat penjualan, serta produk.

1.6.2        Kerangka Konseptual
Terdapat dua konsep yang dioperasionalkan pada penelitian ini, yaitu marketing public relations dan citra perusahaan.
1.6.3        Operasional Variabel
Variabel X                   : Program Marketing Public Relations
Indikator                     :
1)      Publikasi
2)      Sponsor
3)      Berita
4)      Kegiatan layanan publik
5)      Pidato
6)      Media Identitas
7)      Bentuk kegiatan lain sesuai dengan kebijakan hotel
Variabel Y                   : Citra Perusahaan
Sub Variabel 1                        : Pendapat keseluruhan engenai institusi, keterkenalan dan reputasi
Indikator                     :
1)      Reputasi kualitas pelayanan
2)      Reputasi kompetensi karyawan
3)      Reputasi manajemen
4)      Reputasi fasilitas hotel
Sub Variabel 2                        : Kontribusi hotel terhadap masyarakat
Indikator                     :                               
1)      Tanggung jawab sosial perusahaan
Sub Variabel 3                        : Kesuksesan institusi             
Indikator                     :
1)      Keterkenalan perusahaan dibandingkan hotel lain
2)      Keterkenalan tingkat hunian hotel

1.6.4        Bagan Penelitian
SOR
Hovland, Janis, Kelly (1953)
Mar’at (1984)
Information-Intergation Theory
Martin Fishbein
Little John (1996)
 



                                                                                                       
Marketing Communications
Smith, Berry, Pulford (1997)
Marketing Public Relations)
Citra Perusahaan
Variabel X
Program Marketing Public Relations Hotel Savoy Homann Bidakara
Variabel Y
Citra Hotel Savoy Homann Bidakara
1.       Publikasi
2.       Sponsorship
3.       Berita
4.       Kegiatan layanan publik
5.       Pidato
6.       Media identitas
7.       Kegiatan lain
1.       Pendapat keseluruhan intang intuisi, keterkenalan dan  reputasi
2.       Kontribusi hotel terhadap masyarakat
3.       Kesuksesan hotel
 


1.7    Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
“Kegiatan marketing public relations yang dilakukan oleh Hotel Savoy Homann Bidakara berhubungan dengan citra hotel yang ingin disampaikan kepada konsumen hotel.”
Secara operasional hipotesis penelitian dijabarkan sebagai berikut:
H1 : terdapat hubungan kegiatan marketing public relations dengan citra hotel
H0 : tidak ada hubungan kegiatan marketing public realtions dengan citra hotel
1.8   Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.8.1        Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional, yakni meliputi hubungan di antara variabel. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain (Rakhmat, 2001). Metode korelasional digunakan untuk : (1) mengukur hubungan antara berbagai variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan peneliti tentang variabel bebas, (3) meratakan jalan untuk membat rancangan penelitian.
Dengan menggunakan metode korelasional peneliti mencari hubungan antara kegiatan marketing public relations dengan reputasi hotel. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui penyebaran angket dan sampel yang diperoleh dari populasi. Data yang diperoleh kemudian disusun, dianalisis, dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran umum mengenai pengaruh kegiatan marketing public relations dengan reputasi hotel di Hotel Savoy Homann Bidakara.
1.8.2        Teknik Pengumpulan Data
1. Angket (Kuisioner)
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain. Sedangkan kelemahan angket adalah angket bersifat kaku karena pertanyaan yang telah ditentukan dan responden tidak member jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya hanya sekedar membaca kemudian menulis jawabannya.
Angket ini akan disebarkan kepada pengunjung Hotel Savoy Homann Bidakara. Dengan metode angket yang diberikan kepada tamu hotel diharapkan tamu hotel dapat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.
2. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai responden  lebih dalam lagi mengenai jawaban-jawaban yang ada dalam angket. Seperti mengapa mereka memilih Hotel Savoy Homann untuk menginap atau  melakukan kegiatan bisnisnya.
3. Studi Pustaka
Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian,  mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan:
“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).
1.9    Populasi dan Sampel
1.9.1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80). Populasi dapat terbentuk oleh tujuan dan topik polling, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh tamu member Hotel Savoy Homann Bidakara.
1.9.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari poulasi yang diamati (Rakhmat, 2005:78). Sampel juga merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2008:81). Penelitian ini akan menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Peneliti mengambil sampel dari buku register tamu yang ada secara acak.
1.9.2.1 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Ini adalah salah satu metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut harus diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan dilakuakn dengan tabel angka random atau menggunakan program komputer (Prijana, 2005,7).
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi bukanlah hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status sosial ekonomi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan hal penting dan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
1.9.2.2 Penentuan Sampel Minimum
Untuk menentukan ukuran sampling acak sederhana perlu mempertimbangkan parameter ukurannya. Umumnya dalam penelitian sosial menggunakan parameter taksir proporsi (%). Ukuran sampel untuk taksir proporsi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
n = no
1+ (n0 /N)
Dan untuk no n0 = t2. (p.q)
d2
Keterngan :
N : Ukuran sampel
n0 : Sampel Asumsi
t : Koefisien Kepercayaan ( Coeffient of Confident)
d : Sampling Error
p&q : Parameter Proporsi Binominal
N : Populasi
(Prijana, 2005: 8)
1.10. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif, yaitu memaparkan data-data sesuai jawaban responden dan teknik analisis inferensial, yaitu teknik-teknik melalui uji statistic Spearman.
1.10.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif berfungsi untuk menggambarkan data yang merupakan jawaban responden dari pertanyaan yang diajukan. Sedangkan untuk memudahkan dalam menganalisis, maka data tersebut disusun dalam bentuk tabulasi silang meliputi data deskriptif antara data penelitian dengan variabel terikat (Y)
Iqbal Hasan (2001:7) menjelaskan: statistic deskriptif atau statistic deduktif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Penarikan kesimpulan pada statistic deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada. Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya statistik deskriptif mencakup:
1. Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti:
a. Grafik distribusi (histogram, poligon frekuensi, dan ogif)
b. Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil, dsb)
c. Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan, rata-rata,variasi simpangan baku, dsb)
d. Kemencengan dan keruncingan kurva
2. Angka indeks
a. Time series atau deret waktu atau berkala
b. Korelasi atau regresi sederhana
Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Untuk memudahkan penulis dalam menginterpretasikan hasil penelitian dalam tabel maka penulis mengacu pada penafsiran data sebagai berikut:
1. 0% : Tidak seorangpun dari responden
2. 1 – 25% : Sangat sedikit dari responden
3. 26 – 49% : Sebagian kecil/Hampir setengah dari responden
4. 50% : Setengah dari responden
5. 51 – 76% : Sebagian besar dari responden
6. 77 – 99% : Hampir seluruh responden
7. 100 % : Seluruh responden
(Arikunto, 1998 : 246)
Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner akan disampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
1.10.2. Analisis Inferensial
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Data yang berskala ordinal statistik dapat menggunakan Spearman‟s Rank (Kourtur, 2005 : 181). Skala ordinal mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan intervl yang tidak harus sama. (Umar, 2003 : 132).
1.11. Validitas dan Reliabilitas
1.11.1. Validitas
Validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukuran itu mengukur apa yang kita ingin ukur atau sejauhmana alat ukur yang kita gunakan mengenai sasaran. Untuk pengujian validitas penelitian validitas berupa skor yang memiliki tingkatan (ordinal), rumus yang dingunakan adalah dengan koofisien korelasional. Menurut Kaplan, suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variable penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien vaiditasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.
Validitas instrumen yang diguakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) yaitu sejauh mana alat ukur yang dikembangakan mampu mengemukakan seluruh aspek seluruh aspek yang membangun kerangka dari konsep-konsep yang diteliti (Singarimbun dan Effendi, 1989:125).
Untuk menentukan kevalidan dari item kuisioner digunakan metode korelasi Rank Spearman yaitu apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal, maka untuk nilai korelasi rank Spearman pada item ke-i adalah:
(Rakhmat,2001)
Rumus di atas digunakan apabila tidak terdapat data kembar, atau ada data kembar namun sedikit. Apabila terdapat banyak data kembar digunakan rumus berikut ini.
(Rakhmat,2001)

1.11.2. Reliabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.
“Suatu alat ukur dikatakan memilki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain namun tetap meberikan hasil yang sama” (Forcese dan Ritcher, 1973:71).
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Besarnya koefisien ini berkisar antara 0,00-1,00, namun dalam kenyataanya koefisien tidak pernah sampai 1,00.
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yang dihitung dengan rumus berikut:
(Rakhmat,2001)
Sekumpulan pertanyaan yang untuk megukur sebuah variable dikatakan reliable dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,70 (Sugiyono 2004:135)

Sumber:
Effendy, Onong Echyana. 2003. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Cet. Ke-3. Citra Aditya Bakti: Bandung, 2003
Kotler, Philip, 1998. Manajemen Pemasaran Jilid 1, Prenhalindo: Jakarta
Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya