Tuesday, 10 June 2014

Ontologi, Aksiologi, Epistemologi

1.      Ontologi: Hakikat apa yang ingin dikaji
a.       Metafisika
Setiap pemikiran, termasuk pemikiran ilmiah, tempat berpijaknya adalah metafisika. Jika pikiran diibaratkan sebuat roket yang meluncur ke bintang-bintang, metafisika adalah landasan peluncurannya. Dunia yang sepintas lalu kelihatan sangat nyata ini, menimbulkan berbagai spekulasi filsafati tentang hakikatnya.
b.      Beberapa Tafsiran Metafisika
Tafsiran pertama manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat ujud-ujud yang bersifat gaib (supranatural) dan ujud-ujud tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Lawan dari supernaturalism adalah paham naturalisme yang menolak adanya ujud-ujud yang bersifat supranatural. Materialisme, yang merupakan paham berdasarkan naturalisme, berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib., melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui. Prinsip materialisme dikembangan oleh Democritos. Baginya, unsur dasar alam ini adalah atom.
Penganut paham mekanistik ditentang oleh kaum vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam hanya merupkan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik, hidup adalah sesuatu yang unik dan berbeda secara substantif dengan proses tersebut diatas.
c.       Asumsi
Yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang berada di tengah-tengah, antara kemutlakan yang dimiliki agama, dan keunikan individual yang bersifat seni. Ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi, sbab pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya seni, tidaknya bersifat praktis. Diantara kutub determinisme dan pilihan bebas ilmu menjatuhkan pilihannya terhadap penafsiran probababilistik.
d.      Peluang
Ilmu tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak. Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar pengambilan keputusan, dimana keputusan harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.
e.       Beberapa Asumsi dalam Ilmu
Ilmu sekadar merupakan pengetahuan yang mempunyai ke   gunaan praktis yang dapat membantu kehidupan manusia secara pragmatis.
f.       Batas-Batas Penjelajahan Ilmu
Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Baik hal-hal yang terjadi sebelum hidup, maupun apa-apa yang terjadi sesudah kematian, semua itu berada di luar penjelajahan ilmu. Fungsi ilmu sendiri dalam kehidupan manusia yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
2.      Aksiologi: nilai kegunaan ilmu
a.       Ilmu dan Moral
Ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi ontologi keilmuan, sedangkan dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan. Masalah teknologi yang mengakibatkan proses dehumanisasi sebenarnya lebih merupakan masalah kebudayaan daripada masalah moral. Menurut Charles Darwin, tahap tertinggi dalm kebudayaan moral manusia adalah ketika kita menyadari bahwa kita seyogyanya mengontrol pikiran kita.
Masalah moral tak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan dan mempertahankan kebenaran, diperlukan keberanian moral.
b.      Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan
Fungsi ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab gara produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsiten dengan proses penelaahan keilmuan yang dilakukan.
3.      Epistemologi: Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benar
a.       Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.  Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi). Ilmu dapat diibaratkan sebagai alat bagi manusia dalam memecakan berbagai persoalan yang dihadapinya. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Oleh sebab itulah, sering dikatakan bahwa dengan ilmu manusia mencoba memanipulasi dan menguasai alam. Masalah yang dihadapi epistemologi keilmuan adalah bagaimana menyusun pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala alam.
b.      Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupaakn prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya. Berpikir deduktif memberikann sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah yang bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan.
Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu bersesuaian dengan obyek faktual dalam pernyataan itu pernyataan tersebut. Hakikat ilmu yakni sifat pragmatis dari ilmu. Ilmu tidak bertujuan untuk mencari kebenaran absolut, melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu.
Ilmu bersifat konsisten karena penemuan yang satu didasarkan kepada penemuan-penemuan sebelumnya. Ilmu dapat memberikan jawaban positif terhadap permasalahan yang dihadapi manusia pada waktu tertentu.
c.       Struktur Pengetahuan Ilmiah
Ilmu dapat diibaratkan sebagai piramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya yang bersifat kumulatif dimana penemuan pengethuan ilmia yang satu memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang lainnya. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai tiga fungsi, yakni menjelaskan, meramalkan dan mengontrol. Secara garis besar terdapat empat jenis pola penjelasan yakni deduktif, probabilistik, fungsional atau teleologis, dan genetis. Tidak satu pun dari pola tersebut yang mampu menjelaskan secara keseluruhan suatu kajian keilmuan dan oleh sebab itu digunakan pola yang berbeda untuk menjelaskan masalah yang berbeda pula.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep maka makin “teoretis” konsep tersebut. Konsep-konsep yang bersifat teoretis sering tidak langsung kentara kegunaan praktisnya. Pengertian yang membedakan antara pernyataan yang bersifat dasar dan terapan ini harus dimiliki dengan baik, sebab kalau tidak maka kita mungkin melakukan pilihan yang baik untuk jangka pendek namun kurang baik untuk jangka panjang. Dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya maka pengembangan hukum-hukum ilmiah sukar sekali dilakukan.
d.      Sarana berpikir ilmiah
Perbedaan utama antara manusia dan binatang terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Dua hal yang pelu diperhatikan dalam mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah (1) sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengetian bahwa sarana ilmiah merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasakan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
e.       Bahasa
Keunikan manusia bukan terletak pada kemampuan berikirnya, melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Bahasa memungkinkan menusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memilirkan sesuatu secara berlanjut.
Bahasa mengomunikasikan tiga hal yakni buah pikiran, perasaan, dan sikap. Menurut Kemeny, salah satu kelemahan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah adalah bahasa mempunyai kecenderungan emosional.
f.       Matematika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan. Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa, maka kita berpaling kepada matematika. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita melakukan pengukuran secara kuantitatif. Matematika merupakan sarana berpikir deduktif.
g.      Statistika

Statistika yang relatif sangat muda dibandingkan dengan matematika, berkembang dengn sangat cepat terutama dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan. Statistika merupakan cara berpikir induktif. Pengujian mengharuskan kita menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Dalam hal ini kita menarik kesimpulan berdasarkan logika induktif. Logika deduktif berpaling kepada matematika sebagai sarana penalaran penarikan kesimpulan sedangkan logika induktif berpaling kepada statistika. Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama. Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang hars kita amati sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif berdaarkan peluang. Kegiatan ilmiah memerlukan penelitian untuk menuji hipotesis yang diajukan.

2 comments:

  1. Sands Casino Resort Hotel | Ainsworth, NJ | SEGA
    Sands Casino Resort Hotel septcasino is the finest entertainment experience in worrione New Jersey. The award-winning SEGA Genesis/Mega Drive console returns หาเงินออนไลน์ in a slick, miniaturized form

    ReplyDelete
  2. El Yucateco | Casino, Hotels & Casinos - Mapyro
    Find all the information you 제주도 출장마사지 need about El Yucateco, a 안산 출장샵 popular Mexican restaurant in El Yucateco, 춘천 출장샵 CA. 용인 출장샵 See photos, videos 진주 출장샵 and read real reviews.

    ReplyDelete