Ini adalah tugas media relations. Tujuannya supaya Kita mengetahui bagaimana jurnalis bekerja. Selain itu sebagai seorang PR, Kami juga harus tahu bagaimana sosok PR yang baik menurut jurnalis. Jangan hanya dari sudut pandang PR, yuk langsung tanya sama jurnalisnya. Jurnalis tuh maunya PR kaya gimana sih???
Sebelumnya Kami sempat mewawancarai wartawan Kompas dan 'wartawan' Cek&Ricek. Akan tetapi pada akhirnya Kami lebih nyaman bersama Jurnalis yang satu ini. Jurnalis yang Kami ikuti sampai akhir ini adalah jurnalis Suara Pembaruan. Namanya Adi Marsiela. Kami sapa dengan panggilan "Kang Adi".
Hasil wawancaranya ada di temen niiih.. Aku kebagian bikin laporan hasil observasi. Maaf ya hanya bisa share hasil observasinya saja.
*Duh gatel pengen cerita dibalik layaaar.. Tapi nanti aja deh ya. Ini Aku ceritain pelaksanaannya aja*
Selamat membaca :)
Observasi
Setelah
melakukan wawancara sebanyak dua kali dan mengetahui berbagai informasi dari seorang Kang Adi, pada pertemuan ketiga Kami bermaksud melakukan observasi dengan
melihat dan mengikuti Kang Adi meliput berita.
Rabu,
31/10 Kami melihat Kang Adi melakukan peliputan mengenai pertemuan Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di gedung sate
untuk membahas masalah banjir dan transportasi. Pukul 2 kurang 15, Kami sampai
di depan Gedung Sate. Terlihat banyak wartawan sudah menunggu di depan pintu
utama. Tidak sulit menemukan Kang Adi yang berambut gondrong dengan perawakan
yang cukup besar diantara banyak wartawan. Langsung saja Kami menghampirinya. Sedikit
percakapan mengcairkan kekakuan, ditambah candaan ringan dari rekan-rekan
wartawan lain kepada Kami.
Tidak
lama berselang, gerbang utama dibuka dan terlihat mobil dinas Land Cruiser B 1120 SMZ yang dikawal mobil polisi
memasuki gerbang. Mobil berhenti tepat di depan pintu utama gedung. Dengan
sigap langsung saja Kang Adi menghampiri mobil itu dan memotret Jokowi.
Kang
Adi bersama wartawan lain ingin mengambil gambar
Kang Adi dan wartawan lain mengikuti Jokowi
hingga pintu ruang pertemuan. Beberapa wartawan televisi ikut masuk dalam ruang
pertemuan karena mereka memang membutuhkan rekaman video untuk ditayangkan.
Kang Adi pun menunggu diluar. Jika wartawan suatu media bekerja berdua,
fotografer dan reporter, Kang Adi hanya sendiri. Ia memotret dan mendapatkan
berita secara lengkap sekaligus. Kami menunggu di depan ruang pertemuan sambil
mengobrol mengenai para wartawan yang ada disana. Kang Adi saling sapa dengan
wartawan lain disekitar Kami.“Itu
wartawan, itu juga wartawan (sambil menunjuk kearah wanita). Disini memang jarang yang perempuan. Kalau acara
fashion, banyak”, katanya saat Kami tanyakan mengenai wartawan wanita yang
meliput. Kang Adi tiba-tiba
menghampiri ajudan Jokowi yang sedang melintas didekatnya. Kang Adi menanyakan
perihal pembahasan di dalam. Tidak lama beberapa wartawan mengerumuni ajudan
itu. “Iya, inisiatif dong”, katanya
saat Kami tanya mengenai wartawan yang mengikuti Kang Adi untuk mencatat
pembicaraan ajudan.
Kang
Adi sedang menanyakan informasi kepada
salah satu ajudan
Tidak lama Kami menunggu, salah seorang wanita
subbag humas provinsi menghampiri Kang Adi dan mempersilakan Kang Adi masuk
untuk mengambil foto di luar ruangan. ”Di,
geura asup. Ulah lolobaan” Ada perasaan heran dalam pikiran Kami, mengapa
subbag humas hanya menginformasikan kepada Kang Adi, terlebih dengan nada
seperti sudah lama saling kenal. Oh Kami inget, Kang Adi memang sehari-harinya
berada di gedung sate. Kemungkinan
besar humas itu mengenal Kang Adi. Beberapa orang mengikuti Kang Adi memasuki
pintu pertemuan.
Selesai melakukan peliputan didalam, Kang Adi
kembali menghampiri Kami. Snack mulai
dibagiakan kepada para wartawan. Tiba-tiba Kang Adi memperkenalkan Kami kepada
seorang wanita yang sedang berjalan menghampiri. “Ibu itu humas disini. Dia yang suka ngurusin wartawan. Kalau protokoler
kan ngurusin yang di dalam, kalau Kita diurusinnya sama humas. Kalau ada apa-apa,
misalnya mau minta informasi mengenai gubernur, bilangnya ke si ibu ini. Nanti
si ibu bilang ke Kabag, dari Kabag baru nyampein ke gubernur. Tapi kalau ada
informasi, Kita ga bisa ngutip dari si ibu, dia hanya menyampaikan kepada
Kabagnya, Kabagnya yang bicara”. Wanita bagian humas itu menghampiri Kami. Beliau
sedikit bercerita tentang dirinya yag ternyata juga lulusan Fikom Unpad, satu
angkatan dengan almarhum Bpk Elvinaro. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan,
Kami menanyakan mengenai kerja sama humas dengan wartawan, dan pekerjaan beliau
di sana. “Biasanya kalau abis kegiatan
seperti ini, Kita bikin release, Kita kirim. Tapi kalau sekarang ga perlu. Udah
banyak wartawan yang hadir. Wah repot tadi wartawannya banyak sekali. Malah ada
yang bilang sampai 60 orang. Nih liat Kang Adi, mukanya kaya sereem. Padahal
hatinya baik sekali”
Suasana
keakraban humas dengan wartawan
Namanya Ibu Popi Purbawati. Beliau merupakan
subag humas bagian publikasi. Kang Adi dan Ibu Popi saling bercerita kepada
Kami. Dari cara bicaranya, terlihat sekali kepiawaian Ibu Popi dalam menjalin
hubungan baik dengan media. Siapa yang tidak suka ketika dipuji. Wartawan juga
manusia.
“Ini
wartawan banyak banget. Biasanya paling 15, 17, sekarang 30an lebih. Tadinya
Saya Cuma berempat yang tadi nunggu di depan. Tiba-tiba jadi banyak gini.
Biasanya pada ada pesenan, ada titipan dari pusat. Udah ditelopon suruh
ngeliput”, ujar Kang Adi. Kang
Adi biasanya mengetik berita sekitar pukul 5 sore. Jika diatas jam 5, berita
yang dikirim sulit untuk diterbitkan.
Suasana pengetikan di press room gedung sate
(foto diambil sebelum wawancara hari ke-2)
“Kita
memble kalo ngirim berita malem. Percuma juga, bisa-bisa ga diterbitin.” Berbeda kalau beritanya memang berita yang sangat
penting. “Yang disana kerja lembur kalau
ada berita malam. Kalau udah sore, Kita telepon dulu sananya, mau dilanjutin
apa engga, mau ditungguin apa engga. Kalau katanya ditungguin, baru Kita
lanjutin”. Lanjut Kang Adi.
Kang Adi bergabung dengan beberapa wartawan untuk
menunggu di pintu keluar ruang pertemuan. “Saya
pindah ke sana ya. Mereka pasti keluar dari sana”. Tidak lama, kedua
gubernur keluar dari ruang pertemuan. Banyak wartawan bergegas menuju ruangan
dimana Gubernur Jabar dan DKI akan melakukan penjelasan dan tanya jawab
mengenai hasil pertemuan kepada para wartawan. Kami mengikuti wartawan-wartawan
tersebut. Mereka bersiap memosisikan kameranya di posisi strategis
masing-masing. Di ruang itu Kami belum melihat Kang Adi. Pasti mengikuti Jokowi
dan Aher dari pintu keluar, pikir Kami.
Jokowi dan Aher memasuki ruangan lewat pintu
depan. Para wartawan tidak kehilangan kesigapannya dalam menyerap informasi
yang disampaikan. Beberapa wartawan menaiki meja untuk menyimpan recorder di
sebelah speaker yang menempel di atas tembok. Di belakang, Kami melihat Kang Adi
sudah berdiri dengan memegang ponsel. Ia mengetik pembicaraan Jokowi dan Aher,
begitu pula wartawan lain. Ada yang sibuk memotret, mencatat, dan mengetik. Jokowi
dan Aher menjelaskan rencana kedepan, setelah itu para wartawan menanyakan
berbagai hal. Wartawan bertanya dengan sopan dan kondusif, tidak berebut.
Para wartawan sedang mendokumentasikan informasi
Selesai penjelasan, Jokowi dan Aher keluar
ruangan. Jokowi akan meninggalkan gedung sate, Aher pun mengantarkan hingga
pintu depan. Dengan sigap para wartawan berlari ke depan para gubernur ini
untuk mengambil gambar, termasuk Kang Adi. Seketika Kang Adi berada di barisan
depan diantara para wartawan lain. Setelah sampai di gerbang utama gedung sate,
Jokowi dan Aher berfoto bersama. Banyak wartawan yang mengerumuni dan mengambil
foto kedua gubernur ini. “Pegangan tangan
Pak, pegangan tangan”, terdengar suara wartawan dari bawah tangga pintu
utama. Banyak wartawan memotret dari sisi yang tegak lurus dengan Jokowi dan Aher
berdiri, tapi Kang Adi mengambil angel
yang berbeda. Kang Adi dan beberapa wartawan menunggu dibawah tangga untuk
menunggu wartawan lain membuka kerumunannya saat Jokowi melangkah. Diisitulah
Kang Adi dan beberapa wartawan lain dapat leluasa mengambil gambar low angel. Jokowi meninggalkan gedung
sate menuju ke mobilnya. Para wartawan kini mengerumuni pintu mobil. Jokowi meninggalkan
mobil. Kang Adi melihat hasil jepretan di kameranya.
Kang
Adi melihat hasil liputannya
Begitulah kegiatan Kang Adi di lapangan saat
meliput pejabat publik di gedung sate. Pertemuan Kami dengan wartawan yang
sehari-hari di gedung sate ini memberi Kami pengetahuan dan pengalaman baru.
Berakhirnya liputan sore itu menutup perjumpaan Kami selama tiga hari dengan
Kang Adi. Kami sangat berterima kasih atas bantuannya sehingga Kami dapat
mengenal praktik kerja jurnalis dan hubungannya dengan humas di lapangan.
No comments:
Post a Comment