Wednesday 30 May 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN


1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
Terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi dalam masyarakat, antara lain :
a.            Kontak dengan kebudayaan lain. Salah-satu proses yang menyangkut hal ini adalah difusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain.
Terdapat dua tipe difusi,
(1)          difusi intra-masyarakat, terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya
- suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan;
- unsur baru yang yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar
  tidak akan diterima;
- Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
(2) difusi antar-masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor pula, diantaranya
- adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut;
- pengakuan akan kegunaan penebuat baru tersebut;
- paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
Pertemuan antara individu dari satu masyarakat dengan individu dari masyarakat lainnya juga memungkinkan terjadinya difusi. Misal, hubungan antar individu dimana bentuk masing-masing kebudayaan hampir tidak berubah (hubungn symbiotic). Cara lain yang mungkin pula dilakukan adalah dengan memasukkan secara damai (penetration pacifique), seperti usaha-usaha yang dilakukan oleh para penyiar agama.
Antara difusi dan akulturasi terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah kedua proses tersebut memerlukan adanya kontak. Akan tetapi proses difusi berlangsung dalam keadaan dimana kontak tersebut tidak perlu ada secara langsung dan kontinu, seperti difusi dari penggunaan tembaakau yang tersebar di seluruh dunia. Berbeda dengan aulturasi yang memerlukan hubungan yang dekat, langsung serta kontinu (ada kesinambungan).
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena memperkaya dan menambah unsure-unsur kebudayaan.
b.            Sistem Pendidikan Formal yang Maju. Pendidikan mengajarkan manusia untuk berfikir secara objektif sehingga mengajarkan manusia untuk dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau tidak.
c.            Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Toleransi terhadap perbuatan-perbutan yang menyimpang (deviation), yang bukan meupakan delik
d.            Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification)
e.            Penduduk yang heterogen. Masyarakat yang terdiri dari kelompok sosial, ras, dan ideologi yang berbeda, mempermudah terjadinya pertentangan yang mengundang kegoncangan dan menimbulkan terjadinya perubahan dalam masyarakat.
f.              Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidan kehidupan tertentu.Jika berlangsung terlalu lama, kemungkinan besar mendatangkan revolusi dalam masyarakat.
g.            Orientasi ke masa depan
h.            Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
2. Faktor-faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Siakp masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat (vested interest)
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrassi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan.
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatya buruk dan tidak mungkin dipebaiki
G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian massyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Setiap kali terjadi gangguan trhadap keadaan keserasian, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan maksud menerima unsure baru. Terkadang unsure baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolak karena unsure baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada namun sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya.
Adakalanya unsure-unsur baru dan lama bertentangan secara bersamaan memengaruhi norma dan nilai,. Itu berarti adanya gangguan kontinu terhadap keserasian masyarakat. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie.
2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
 Lembaga kemassyarakatan merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga kemasyarakatan yang mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian tertentu

No comments:

Post a Comment