Judul buku : Pengantar Sosiologi
Komunikasi karya Soerjono soekanto
Rangkuman Bab 2, halaman 65-122
Proses
Sosial dan Interaksi Sosial
Masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktural
seperti kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, dan
kekuasaan.
A. Pengertian proses sosial
Proses sosial
adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok
sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Dengan kata lain, proses sosial
diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
B. Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial
Interaksi sosial adalah dasar proses
sosial.
Bentuk umum proses sosial adalah
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara
kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
pula di dalam masyarakat.
Interaksi sosial hanya berlangsung
antara pihak-pihakapabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Berlangsungnya
suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Identifikasi merupakan kecenderngan
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses simpati merupakan
suatu proses dimana seseorang merassa tertarik dengan pihak lain.
C. Syarat terjadinya interaksi sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
adanya
kontak sosial (social-contact)
2.
adanya
komunikasi
Kontak sosial dapat berlangsung dalam
tiga bentuk, yaitu :
1.
Antara
orang-perorangan
2.
Antara
orang-perorangan dengan suatu kelompok
3.
Antara
kelompok manusia dengan kelompok manusia
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder.
Arti penting komunikasi adalah bahwa
seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa
yang ingin disampaikan. Apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak
tanpa komunikasi, tidak mempunyai arti apa.
D. Kehidupan yang terasing
Kehidupan yang terasing akan
menghambat proses interaksi sosial sehingga komunikasi tidak dapat berjalan
dengan baik. Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan
untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.
Kehidupan terasing dapat disebabkan
karena
1.
secara
badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang
lainnya,
2.
cacat
pada salah-satu indra,
3.
pengaruh
perbedaan rasa atau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka,
4.
terasingnya
seseorang dari kasta tertentu apabila berada di kalangan kasta lainnya yang
lebih tingggi.
5.
Adanya
suatu prasangka buruk terhadap warga-warga suku bangsa lain, dan pengaruh dari
luar yang dikhawatirkan akan dapat merusak norma-norma yang tradisional
E. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Bentuk
interaksi sosial diantaranya :
Ø
Kerja
sama (cooperation)
Ø
Persaingan
(competition)
Ø
Pertentangan
atau ertikaian (conflict)
Menurut Gillin dan Gillin, ada dua
macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
1.
Proses
yang asosiatif, yang terbagi dalam tiga bentuk khusus lagi, yakni :
a.
Akomodasi
b.
Asimilasi
dan akulturasi
2.
Proses
yang disosiatif, yang mencakup :
a.
Persaingan
b.
Persaingan
yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian.
Kimball Young pernah mengemukakan
sistematika bentuk-bentuk proses sosial yang lain, yaitu :
1.
Oposisi
(mencakup persainagn dan pertentangan atau pertikaian
2.
Kerja
sama (menghasilkan akomodasi)
3.
Diferensisasi
(setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang berbeda yang didasarkan pada
perbedaan usis, seks, dan pekerjaan)
Pola interaksi yang dikedepankan oleh
Tamotsu Shiutani :
1.
Akomodasi
dalam situasi-situasi rutin,
2.
Ekspresi
pertemuan dan anjuran,
3.
Interaksi
strategis dalam pertentangan-pertentangan,
4.
Perkembangan
perilaku massa
1. Proses-proses
yang asosiatif
a.
Kerja sama, yaitu suatu usaha bersama antara
orang-perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama.
Fungsi kerja sama sangat penting, seperti digambarkan
oleh Charles H. Cooley sebagai berikut :
“kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
yang penting dalam kerja sama yang berguna.”
Kerja sama dibedakan dengan :
-
Kerja
sama spontan, yaitu kerja sama yang serta-merta
-
Kerja
sama langsung, yaitu hasil dari perintah atasan atau pengusaha
-
Kerja
sama kontrak, merupakan kerja sama atas dasar tertentu
-
Kerja
sama tradisional, merupakan bentuk kerja sama sebaga bagian atau unsur dari
sistem sosial
Ada lima bentuk kerja sama
1.
Kerukunan,
mencakup gotong-royong dan tolong-menolong
2.
Bargaining
, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa
antara dua organisasi atau lebih.
3.
Kooptasi,
yaitu suatu proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan poitik dalam suatu organisasi, sebagai salah-satu cara untuk menghindari
terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4.
Koalisi,
yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama.
5.
Join-venture,
yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Akomodasi
menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu
usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan
tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi :
-
Mengurangi
pertentangan
-
Mencegah
meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
-
Memungkinkan
terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah
-
Mengusahakan
peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk akomodasi :
1.
Koersion
, prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
2.
Compromise,
dimana pihak yeng terlibat saling
mengurangi tuntutannya
3.
Arbitration,
cara untuk mencapai compromise apabila
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.
Mediation,
menyerupai arbitrasi, namun mengundang pihak ketiga yang netral dalam soal
perselisihan yang ada.
5.
Conciliation,
suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih
demi persetujuan bersama
6.
Toleration
7.
Stalemate,
pihak yang bertikai berhenti pada titik tertentu karena kekuatan seimbang
8.
Adjudication,
yaitu penyelesaian perkara di pengadilan
Hasil-hasil akomodasi.
Gillin dan Gillinn menguraikan
hasil-hasil suatu proses akomodasi, antara lain
1.
Akomodasi
dan integrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat
dari benih-benih pertentangan talent yang akan melahirkan pertentangan baru.
2.
Menekan
oposisi
3.
Koordinasi
berbagai kepribadian yang berbeda
4.
Perubahan
lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan
yang berubah
5.
Perubahan-perubahan
dalam kedudukan
6.
Akomodasi
membuka jalan ke arah asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial
dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaaan yang terdapat antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi uaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindakan sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Proses asimilasi ditandai dengan
pengembangan sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional, dengan
tujuan untuk untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi
dalam organisasi, fikiran dan tindakan. Proses asimilasi timbul bila ada :
-
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya
-
Warga
kelompok saling bergaul (langsung dan intensif)
-
Kebudayaan
dari kelompok manusia masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
Beberapa bentuk interaksi sosial memberi arah ke suatu
proses asimilasi bila :
-
Interaksi
sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak
lain juga berlaku sama
-
Tidak
mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
-
Bersifat
langsung dan primer
Frekuensi
interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola
asimilasi tersebut
Faktor yang dapat mempermudah
terjadinya suatu asimilasi :
a.
Toleransi
b.
Kesempatan
yang seimbang dibidang ekonomi
c.
Sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya
d.
Sikap
terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e.
Persamaan
dalam unsure kebudayaan
f.
Amalgamasi
g.
Adanya
musuh bersama dari luar
Faktor penghalang asimilasi ;
a.
Terisolasi
kehidupan suatu olongan tertentu dalam masyarakat
b.
Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
c.
Perasaan
takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan
d.
Perasaan
bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
e.
Perbedaan
warna kulit atau cirri badaniah
f.
In-group feeling
g.
Golongan
minoritas mengalai gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
Perbedaan
kepentingan dan pertentangan pribadi
2. Proses
disosiatif
Disebut pula oppoditionsl processes. Oposisi dapat diartikan sebagai cara
berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia, untuk mencapai tujuan
tertentu. Untuk kepentingan anlisis almu pengetahuan, oposisi atau
proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Persaingan
(competition)
Terdiri
dari persaingan ekonomi, kebudyaan, kedudukan dan peranan, persaingan ras.
Persaingan
dalam bentuk tertentu mempunyai beberapa fungsi, yaitu ;
o
Menyalurkan
keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
o
Sebagai
jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing
o
Merupakan
alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial
o
Alat
untuk menyaring para warga golongan karya
Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai
faktor, antara lain kepribadian seseorang, kemajuan, solidaritas kelompok, dan
disorganisasi.
b. Kontravensi
(contravention)
Ditandai
oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu
rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguraguan
terhadap kepribadian seseorang.
Bentuk
kontravensi menurut Leopold von Wiese, dan Howard Becker, ada lima, yaitu yang
umum, sederhana, intensif rahasia, dan taktis.
Menurut
L. von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi yaitu kontravensi
generasi masyarakat, kontravensi yang menyangkut seks, dan kontravensi
parlementer.
Terdapat
beberapa kategori kontravensi,diantaranya kontravensi antar masyarakat,
antagonisme keagamaan, kontravensi intelektual, dan oposisi moral. Tujuan
kontravensi adalah membuat lawan tidak tenang.
c. Pertentangan
atau pertikaian (conflict)
Yaitu suatu proses sosial diamana individu atau kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan.
Sebab pertentangan
antara lain :
o
perbedaan
antara individu,
o
perbedaan
kebudayaan,
o
perbedaan
kepentingan,
o
dan
perubahan sosial.
Pertentangan
dapat membawa akibat positif maupun negatif, tergantung dari persoalan yang dipertentangkan
dan struktur sosial. Suatu kelompok yang interaksi sosial warganya tidak
terlalu rapat, pertentangan akan membawa akibat negatif, dalam masyarakat
dengan struktur sosial yang luwes, pertentangan menolong norma-norma yang
berlaku tetap bertahan, walau keadaan berubah.
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu :
o
pertentangan
pribadi,
o
pertentangan
rasial,
o
pertentangan antara kelas-kelas sosial,
o
pertentangan
politik, dan pertentangan yang bersifat internasional.
Akibat-akibat
bentuk pertentanganan adalah :
o
Tambahnya
soidaritas in-group
o
Apabila
pertentangan antara golongan dalam satu kelompok,dapat terjadi goyah dan
retaknya persatuan kelompok tersebut
o
Perubahan
kepribadian para individu
o
Hancurnya
harta benda dan jatuhnya korban manusia
o
Akomodasi,
dominasi, dan takluknya salah-satu pihak
Soekanto, Soerjono.1982.Sosiologi suatu
pengantar.Jakarta:RajaGrafindo Persada
No comments:
Post a Comment