Tuesday, 23 October 2012

Awal Jam Terbang Larry King


Larry King merupakan seorang yang cukup dikenal dalam dunia komunikasi. Kemampuannya dalam mencairkan suasana dan mengarahkan topik pembicaraan dengan baik membawa ia –Bill Gilbert, hingga pada nama terkenalnya sekarang ini.
Suatu ketika ia pindah dari tempat tinggalnya. Di kediamannya yang baru, ia sering melewati satu stasiun radio. Ia sangat ingin berada didalamnya untuk siaran. Saat itu, kemampuannya belum sehebat sekarang, namun semangat dan optimismenya sudah boleh diacungi jempol. Berkali-kali Bill melihat penyiar yang keluar masuk dan membayangkan andai itu adalah dirinya. Sampai pada suatu ketika ia memberanikan diri untuk menanyakan kepada pimpinan stasiun penyiaran itu mengenai lowongan pekerjaan, namun jawabannya hanyalah pujian mengenai suaranya yang bagus namun pelungnya belum ada. Temannya berkata bahwa itu hanylah basa-basi untuk mnolak dengan cara yang sopan dan tidak menyakiti hati, namun Bill tetap semangat dan yakin suaranya bagus dan ia akan menunggu sampai ada lowongan penyiar radio. Setiap kali Bill melewati stasiun radio itu, ia berharap ada penyiar yang mengundurkan diri agar bisa digantikan olehnya. Benar saja, seorang penyiar mengundurkan diri.
Ada suau cerita ketika ia akan mewawancara sseorang pilot yang berhasil mengalahkan lima pesawat musuh saat terjadi perang duni II. Sebut saja ia ‘jagoan’. Pihak radio mengundang jagoan untuk on air selama kurang lebih satu jam. Pilot itu memang ahli dalam hal pesawat yang memang menjadi kebiasaannya, namun untuk berbicara di corong hitam yang didengar oleh entah siapa, tunggu dulu. Bill menanyakan segala hal kepada jagoan, namun hanya ada tiga jawaban; ya, tidak, tidak tahu. Waktu berjalan sangat lambat. Baru 7 menit, dan masiah bersisa 53 menit lagi. Sewaktu-waktu pendengar dapat saja memindahkan salurannya pada acara lain. Akan tetapi Bill dapat memecah suasana. Ia menanyakan hal-hal yang membuat jagoan gugup karena jagoan tidak tau siapa yang jadi pendengarnya. Bill tidak kehabisan akal, ia mengganti daftar pertnayaan dengan menanyakan kejadian berlangsungnya peristiwa itu. Jagoan mulai terbiasa dengan suaranya dan ia semakin yakin dalam berbicara.
Bill Gates adalah seorang yang penuh semangat dan penuh keyakinan. Kiprahnya semakin melebar, namanya semakin dikenal. Hingga pada suatu hari setelah mengalami beberapa pengalaman di tempat lain, ia dibuatkan acara Lary King oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Begitulah kisah perjalanannya hingga disebut Larry King. Saya ingat kalimatnya bahwa kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lan, dan keterbukaan terhadap diri sendiri menjadi dasar-dasar percakapan yang berhasil. 

Keharmonisan Alam dengan Masyarakat Baduy


Baduy merupakan suatu nama suku di Kabupaten Lebak dengan berbagai cirri khas etnik dan adat kebiasaannya. Baduy merupakan salah satu tujuan wisata atau penelitian bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat keharmonisan alam dengan masyarakatnya. Tidak jarang para pelajar, mahasiswa, dosen, turis manca negara, mengunjungi Baduy untuk mengenal alam lebih nyata.
Jangan pernah membayangkan wisata cantik ala travelista, disana merupakan daerah gunug hutan dengan perjalanan yang menyenangkan bagi para backpacker. Untu sampai ke Desa pertama saja, perjalanannya sudah bergelombang seperti gelombang longitudinal. Alam Baduy sangat asri. Sebelum melewati track Baduy yang sesungguhnya, biasanya Kita akan diberi waktu untuk mengenal Baduy lewat tetua adat yang biasa disebut jaro. Setelah itu, barulah kKita dipersilakan untuk melewati track menuju Baduy yang sebenarnya.
Sejuknya Baduy seperti sejuknya hutan tropis, namaun tack alam Baduy tidak landai karena berupa gunung. Kita harus melewati tanjakan, turunan, dan menguinjak batu-batu alam yang ukurannya cukup besar sebagai pijakan. Jurang di kiri, tebing di kanan, sawah di tempat yang miring sungai yang jernih, Kita lewati itu semua. Tanjakan 45 derajat bukan hal yang tidak mungkin akan dilewati.
Baduy terdiri dari Baduy dalam dan Baduy luar. Penduduk yang berawa di kaki dan perut gunung disebut masyarakat Baduy luar. Dari segi pakaian, masyarakat Baduy luar menggunakan pakaian serba hitam, sedangkan baduy dalam menggunakan pakaian berwarna putih Bagi wanita yang mulai beranjak dewasa, tidak diperbolehkan utnuk keluar rumah sampai mereka manikah. Bahasa yang digunakan adalah sunda lama, dengan agama sunda wiwitan bagi masyarakat Baduy dalam.
Mayarakat baduy terbiasa hidup gotong-royong. Misalnya saja saat dibangun rumah baru, penduduknya akan saling gotong royong menyelesaikan rumah itu bersama-sama tanpa mengharapkan upah bayaran. Karena banyak penduduk yang membantu pengerjaan pembuatan rumah, hanya membutuhkan waktu harian untuk menyelesaikan pembuatannya. Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan utama mereka. Mereka tidak merusak alam untuk menanam tanaman. Misalnya untuk menanam padi, mereka tidak merubah pola tanah yang ada, padi tetap ditanam pada tanah yang miring. Tetap digemburkan namun tidak merubah bentuk kemiringan lahan.Mereka biasa menyimpan hasil panennya di suatu lumbung yang terdapat di bagian atas rumah mereka. Nama tempat penyimpanan padi adalah leuit. Merek amenyimpan padi sebagai simpanan ketika musim paceklik tiba.
Bagi warga Baduy dalam, mencuci pakaian, mandi, dan hal-hal sejenis yang biasa Kita lakukan dengan menggunakan baghan kimia, mereka tidak melakukannya. Cukup menggunakan air. Itulah alasan air di Baduy dalam jernih, bahkan sering langsung diminum.

Tunda Kami di Tahun Baru

Liburan tahun baru tahun lalu, saya bersama enam orang teman pergi ke suatu pulau di sebrang Teluk Banten. Namanya Pulai Tunda. Ada yang mengatakan pulau ini dulunya tempat penundaan para tawanan yang tidak mau menuruti perintahan Belanda. Cerita tutur itu mungkin benar, mungkin juga tidak. Tidak ada sejarah tertulis mengenai cerita masa lampau pulau itu
Pulau Tunda adalah pulau yang memiliki cukup banyak potensi alam yang indah dan belum banyak tersentuh tangan-tangan jahil manusia. Wajar saja, belum banyak yang mengetahui keindahan bahari di  pulau ini. Salah satu alasannya, karena Pulau Tunda belum menjadi rekomendasi tujuan wisata di dinas pemerintahan.
Menggunakan kapal kecil bermesin lebih kurang selama tiga jam dari dermaga di teluk Banten, akhirnya saya tiba di Pulau Tunda. Pertama kali menapaki kaki di pulau itu, Kami disambut oleh teman-teman komunitas bakau yang sebelumnya telah Kami kabari mengenai kedatangan untuk tahun baru Kami di pulau itu. Teman-teman komunitas bakau menjelaskan di tepi termaga mengenai kegiatan yang akan Kami lakukan dua sampai tiga hari kedepan. Sejenak Kami beristirahat untuk menghilangkan sedikit rasa lelah diperjalanan laut selama tiga jam. Kami dipinjami rumah yang cukup besar oleh komunitas bakau. Saat itu pukul 4 sore, Kami sempat menikmati kesegaran udara sore di sekitar halaman rumah yang tidak jauh dari pantai itu. Pulau Tunda ditinggali oleh penduduk yang tidak begitu banyak.
Hari mulai gelap, malam itu Kami hanya mengobrol tentang penduduk sekitar dan kegiatan sehari-harinya sambil memakan ikan bakar yang telah Kami bakar sebelumnya bersama teman-teman komunitas bakau yang datang membawa ikan. Ternyata, tidak ada rumah penduduk selain di bagian selatan pulau.
Pagi datang, Kami diantar untuk memasuki kawasan hutan bakau. Suasana hutan bakau yang belum pernah Kami rasakan sebelumnya. Berbeda sekali jika dibandingkan dengan suasana hutan yang pernah saya lihat di televisi mengenai hutan bakau. Hutan bakau disini tumbuh rapi dan seperti baisan yang kemudaian menjadi lorong dan menyambut jalur perjalanan orang-orang yang melewatinya. Beberapa burung beterbangan dan hinggap diantara batang pohon. Kaki Kami menginjak pasir pantai, mata kaki Kami sedikit tenggelam dengan air  yang sangat jernih diatas pasir itu.  Perjalanan hutan bakau cukup panjang dan melelahkan, namun mengasyikkan. Kami menyusuri hutan bakau dari bagian timur pulau, hingga sampailah Kami pada titik akhir perjalan hutan bakau, yaitu di utara pulau. Belum puas dengan keindahan hutan bakau, Kami snorkling di pantai utara pulau. Teman komunitas bakau membawa alat snorkling cukup banyak, cukuplah untuk Kami snorkling bersama.
Jam makan siang membuat perut Kami keroncongan. Kami dan beberapa anggota komunitas bakau menyelam ke laut untuk mencari binatang yang dapat Kami bakar untuk dimakan. Cukup banyak tangkapan Kami saat itu. Tidak semua nama binatang itu Kami ingat, yang jelas rasanya enak. Hutan bakau, terumbu karang dan ikan di dalam air, memakan hasil laut  yang masih segar, dan berfoto tentunya, membuat Kami lupa dengan waktu yang mulai sore. Kami kembali ke rumah.
Malam segera hadir. Malam itu adalah malam tahun baru. Malam yang berbeda dengan malam tahun baru biasanya. Tidak ada kembang api, tidak ada petasan, atau anak-anak yang sekadar berlarian. Seperti pulau yang tak berpenghuni. Mungkin sebagian besar penduduk yangmenggantungkan hidupnya dari hasil laut ini sudah lelah dengan pekerjaannya siang tadi, atau mereka sedang bersiap untuk mendapatkan melaut nanti malam. Entahlah.
Setelah makan malam, Kami ditawari untuk memancing di di dermaga tempat perahu ikan bersandar, yaitu di barat pulau. Melewati tahun baru dengan memancing, sepertinya seru. Itu yang Kami pikirkan. Perjalanan Kami menuju pantai barat sekitar satu setengah jam. Cukuplah membuat Kami menghangatan badan yang dingin oleh angin malam. Lampu rumah semakin lama semakin remang, dan jalan semakin lengang. Hanya ada suara gesekan sandal dan candaan ringan Kami.
Tibalah Kami di pantai barat pulau. Kami sempat memancing sebentar. Menjelang tengah malam, air semakin pasang. Memancing pun sudah tidak bisa lagi dilakukan. Angin semakin kencang, bendera-bendera kecil nan usang di perahu berkibaran. Lima menit lagi tepat pukul 12 malam. Komunitas Bakau menyuruh Kami untuk berbaris satu banjar di ujung dermaga menghadap ke laut lepas. Seperti ingin memperlihatkan sesuatu, teman-teman Komunitas Bakau hanya berkata “siap ya. Ada hantu laut nanti”. Tidak lama setelah itu, sejauh titik pandang mata, muncullah cahaya-cahaya merah dari permukaan laut yang letaknya cukup jauh dari tempat Kami berdiri. Cahaya-cahaya merah itu perlahan namun semakin banyak dengan alur yang santai dan stabil, bermunculan vertikal cukup tinggi lalu menghilang. Ada pula yang diam di udara, atau kemudian bergerak horizontal menuju cahaya yang lainnya. Sangat indah, sungguh menakjubkan. Benda apakah itu? Kami bertanya-tanya sendiri, karena teman-teman komunitas menyebutnya dengan istilah ‘hantu laut’. Berbentuk seperti ikan yang berdiri, terbang, bercahaya terang, entah apa. Hawa dingin angin yang mengibaskan pakaian Kami seolah terlupakan oleh cahaya-cahaya itu. Cahaya merah yang terbang lembut sepserti menari membuat formasi. Satu jam kemudian, cahaya itu mulai turun kembali ke permukaan laut dengan lembut. Setelah tu Kami saling berpelukan mengucapkan selamat tahun baru dan mendoakan untuk hal yang lebih baik di tahun selanjutnya.
Itulah cerita pengalaman perjalanan saya. Cerita mengenai Pulau Tunda Kami di tahun baru.

Semangat Pulang saat Jadwal Lengang (Ups, ada yang kelupaan)


Siapa  yang tidak ingin pulang ke rumah asal saat ada kesempatan libur yang lumayan panjang. Bagi mahasiswa yang kost, pulang ke rumah menjadi hal yang menyenangkan –terutama bagi mereka yang aktif dalam berbagai organisasi, ada libur sedikit saja, langsung dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Semester dua jauh berbeda dengan semester satu. Semester ini merupakan hari-hari tersibuk, terutama menjelang UAS. Tidak heran jika jarang pulang ke rumah pada semester itu. Kuliah senin hingga jumat, tugas kelompok, menjadi beban tersendiri jika tidak pandai-pandai mencari waktu untuk mengembalikan kesegaran otak. Pernah merasa iri kepada teman-teman yang hanya kuliah sampai hari kamis. Mereka nisa pulang lebih awal dan mengerjakan tugas kuliah di rumah.
Semester tiga mungkin akan lebih sibuk dari semester lalu, tapi ada sedikit rasa syukur karena kuliah hanya sampai hari kamis. Sampai pada suatu hari awal-awal kuliah di semester tiga, pekan itu saya tidak memiliki jadwal kegitan selain kuliah. Saya memutuskan untuk pulang ke rumah di Serang. Saya sangat bersemangat untuk pulang.
Ketika itu saya memutuskan untuk berkunjung ke kost teman dan mengerjakan tugas disana. Namun seperti biasa, saya sering tidak kembali ke kosan alias terlelap di kost teman. Pagi buta saya bangun dan segera pulang ke kostan karena hari itu ada kuliah pagi. Ya, kuliah pagi hingga siang, lalu pulang. Begitu saja pikiran saya sejak semalam.
Sampailah Saya di depan halte Fikom tercinta. Salah satu teman menyapa ‘Nida, kuliah? Kok Alita(teman sekalas saya yang kost di sebelah kamarnya) enggak mandi tadi?’ ‘Ah, kuliah kok. Duluan ya, telat ni’, langsung saja Saya mengakhiri pembicaraan. Saya memegang ponsel  Saya menuju gedung perkuliahan dan langsung menanyakan pada Alita, ‘Lit, emang ga kuliah?’ ‘katanya libur, diganti besok kan?’. Langsung saja Saya menghentikan langkah terburu-buru itu dan duduk di bangku lantai satu gedung. ‘Terus jam kedua gimana Lit?’. Alita menjawab tidak tahu, dan merekomendasikan Saya untuk menanyakan pada KM. Perasaan Saya mulai tidak enak. Biasanya kalau tidak ada kelas, ada informasi yang disebar. Seketika Saya tersadar untuk menanyakan ‘Lit, ini hari apa?’. ‘Rabu’. Oh My God, Saya sakah hari. Saya kira hari itu adalah hari Kamis. Begitu bersemangatnya kah Saya untuk pulang sampai melupakan satu hari? 

Friday, 19 October 2012

Tokoh Filsafat - Hegel


George Wilhelm Friedrich Hegel merupakan seorang tokoh utama dalam idealisme Jerman. Ia merupakan salah satu tokoh filsafat spekulatif terkenal. Hegel dilahirkan di Stuttgart, Jerman pada tahun 1770. Hegel belajar teologi dan filsafat di Tubingen, bersama Schelling. Selama beberapa tahun, Hegel bekerja sebagi dosen pribadi, tetapi berkat suatu warisan ia mampu melanjutkan studi di Jena, kemudian ia menjadi dosen filsafat.
Ketika kota Jena diduduki oleh Napoleon pada tahun 1806, Hegel melarikan diri ke Nurnburg dan menjadi rektor Gymnasium. Pada tahunn 1817 Hegel diundang untuk menjadi guru besar di Heidelberg dan satu tahun kemudian di Berlin. Hegel menjadi sangat populer disana dan disebut “professor professorum”. Banyak mahasiswa datang dari mana-mana untuk mendengarkan ajarannya. Tahun 1813 ia meninggal di Berlin.
Tulisan-tulisan penting
1807                - Phanomenologie des Geistes (Fenomenologi Roh)
1812-1816       - Wissenschaft der Logik (Ilmu Logika)
1817                - Enzyklopedie der philosophischem Wissenschaften (1830 edisi baru)
1821                - Grundlinien der Philosophie des Rechts (Garis-garis dasar filsafat  hukum)

Pikiran-pikiran pokok
a.       Idealisme mutlak
Orientasi filsafatnya adalah keagamaan yang kuat. Kant telah mengajarkan bahwa manusia hanya mengenal gejala-gejala, “fenomin-fenomin”. Benda-benda yang diamati oleh pancaindera diberi struktur oleh kategori-kategori dari akal. Akan tetapi menurut Hegel, segala sesuatu dapat diketahui. Menurut Hegel, Kant berbuat kebingungan kategori dalam mempermasalahkan eksistensi Tuhan sebagai All Perfect Being. Hegel menyatakan kekeliruan Kant sehubungan dengan perbedaaan kategori, finite dan infinite. Kata Hegel, jangan menyamakan eksistensi Tuhan (infinite) dengan eksistensi yang finite.
b.      Struktur dialektis filsafat Hegel
Hegel mengatakan bahwa proses historis bersifat dialektis. Dialektika berasal dari kosa kata Yunani Kuno yang merujuk semacam pemikiran. Dalam karyanya, dialektika ini menunjukkan suatu suatu proses pemikiran atau logika.
Suatu pernyataan khusus diungkapkan (tesis), yang selanjutnya ditarik kontradiksi dari pernyataan tersebut. Dari situ, diperoleh suatu konsepsi baru dengan penekanan pada aspek kontradiktifnya (antithesis). Akhirnya akan ditemukan suatu resolusi atau perpaduan antara dua pandangan ini (sintesis). Hegel memandang keseluruhan sejarah manusia sebagai penampakan dari pola ini yang mana periode watu tertentu memuat beberapa konsepsi mengenai hal-hal tertentu dan konsepsi tersebut memuat di dalamnya kontradiksi-kontradiksi atau kesulitan-kesulitan tertentu yang akhirnya menjadi eksplisit. Kontradiksi-kontradiksi tersebut ditransendensikan oleh suatu konsepsi baru akan suatu hal dan demikian seterusnya. Sepanjang proses ini, Roh semakin mengenal dirinya dengan baik sampai pada tingkat ultimo, yakni disadarinya pengetahuan Absolut.[1]
Apa persinya dialektika Hegel?
Pertama, berpikir secara dialektis berarti berpikir dalam totalitas. Totalitas berarti keseluruhan yang mempunyai unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), dan saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai).
Kedua, seluruh proses dialektis itu sebenarnya merupakan “realitas yang sedang bekerja”. Disini menjadi jelas bahwa proses dialektis yang meliputi kontradiksi negasi dan mediasi itu bukan semata-mata abstrak, melainkan terjadi dalam realitas.
Ketiga, berpikir dialektis berarti berpikir dalam perspektif empiris-historis. Pemikiran dialektis menolak pemikiran yang sama sekali formal. Pemikiran dialektis menekankan isi atau substansi dari masing-masing kenyataan empiris yang tidak boleh saling mengecualikan. Pemikiran dialektis mengarah pada pendekatan yang lebih kaya.
Misalnya, ia tidak berpikir tentang “lurus” sebagai lawan “tidak lurus”, melainkan sebagai berlawanan dengan “bengkok”, “melengkung”, “zig-zag”, dan sebagainya.
Keempat, berpikir dialektis berarti berpikir dalam kerangka kesatuan teori dan praxis.
Pemikiran dialektis tidak mengandaikan adanya kesenjangan antara teori dan praxis yang harus dijembatani, melainkan bagaimana suatu teori dapat membuahkan praxis. Menurut Hegel, teori tersebut harus berpangkal pada realitas, termasuk kemampuan kita untuk mengubah realitas. Teori ini tidak lagi membutuhkan aplikasi terhadap realitas, sebab realitas sudah termasuk didalamnya. Teori macam ini sifatnya “afirmatif”, artinya mau menyatakan diri menjadi realitas. Hegel yakin hal tersebut bisa dilaksanakan karena pada hakekatnya kesadaran (teori) sudah mencapai kesempurnaan dalam roh, didalamnya terkandung realitas yang sudah saatnya “diafirmasikan” (dinyatakan keluar).
The phenomenology of Spirit adalah usaha Hegel untuk menyelidiki sejarah dengan proses dialektikal pemikiran. Marx, murid Hegel yang mempelajari Hegel secara sungguh-sungguh, menyebutkan buku itu sebagai “tempat kelahiran yang sejati dan rahasia atas filsafat Hegel.” Bagi Hegel, fenomenologi adalah studi tentang penampakan, fenomena, cara berada objek-objek terhadap kita sejauh yang kita tangkap adalah ilmu yang benar. Fenomenologi ini dilawankan dengan metafisik. Roh adalah dunia Hegel bagi Akal Kosmik yang mengenal dirinya sendiri dalam alur proses historis dan dialektikal yang terjadi. Buku tersebut menyiratkan suatu usaha Hegel dalam memeriksa dinamika kerja Roh yang tampak pada umat manusia. Menurut Hegel buku tersebut adalah kebenaran sejarah manusia dalam segala maknanya dan yang kepadanya kita semua diarahkan.
Dialektik merupakan suatu “irama” yang memerintahkan seluruh pikiran Hegel. Kelemahan filsafat Hegel antara lain bahwa segala sesuatu “dicocokkan” dengan struktur ini, “dipaksakan”untuk menerima bentuk yang sesuai dengan keseluruhan.[2]
c.       Keyakinan dasar
Menurut Hegel, “ide yang dapat dimengerti” dan “kenyataan” itu sama. Rasionalitas dan realitas itu sama, tidak ada perbedaan antara “rasio” dan “realitas”. Yang dimengerti itu real, dan yang real itu dimengerti. “Berpikir” dan “ada” itu sama. Seluruh kenyataan itu satu proses dialektis.
d.      Roh
Hegel mengusulkan idealisme absolut. Ia berpandangan bahwa realitas tidak dibentuk oleh pikiran individu tetapi oleh suatu Akal Kosmik tunggal yang disebut Roh. Hegel mengatakan, seluruh kenyataan merupakan satu “kejadian” besar, dan kejadian ini adalah “kejadian  roh”.
Roh ini adalah Allah. Bukan Allah sebagai “persona”, “Allah yang sama sekali lain”(“Transendensi”), melainkan suatu Allah yang betul-betul “imanen”.  Pada diri Hegel, alam hanya merupakan satu “tahap” dari kejadian Allah. Pendapat Hegel cukup berbeda dari pikiran kristiani. Agama menurut Hegel kurang sempurna: agama itu tahap terakhir ke arah kebenaran filsafat. Agama memberi kebenaran tentang Allah dalam bentuk anggapan-anggapan. Filsafat memberi kebenaran yang sama dalam bentuk satu-satunya yang patut yaitu bentuk pengertian-pengertian.[3]
Menurut Hegel, keseluruhan sejarah manusia  adalah Roh yang memahami dirinya sebagi suatu realititas. Hal ini menjadi kunci pemikiran Hegel.
Hegel menyatakan bahwa ada berbagai cara untuk memandang dunia. Ada sejumlah “bentuk-bentuk kesadaran”. Bentuk-bentuk kesadaran tersebut menyatakan lebih baik atau mungkin lebih lengkap, bahwa sesuatu  muncul sebagai bagian dari keseluruhan.
Proses historis cenderung menuju pada pandangan sempurna tentang dunia. Sepanjang proses sejarah ini,  Roh mengenali dirinya semakin baik, kebenaran berkembang dan dalam segi literer hal yang sama terjadi pada realitas. Sejarah dalam kata lainnya, sedang menuju suatu tempat dan Hegel mempelajarinya, mengurai maknanya. Dalam arti ini, Hegel adalah filsuf sejarah yang pertama[4]
Kaitan Pemikiran Hegel dengan ilmu Komunikasi
Hegel mengatakan, “ide yang dapat dimengerti” dan “kenyataan” itu sama. Jika kalimat Hegel dikaitkan dengan kalimat Floyd L. Ruch yang mengatakan “berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak” , terdapat korelasi diantara keduanya. Misalnya, saya memiliki uang sebanyak lima milyar. Jika setiap hari saya hanya membelanjakannya seratus ribu, dalam berapa tahun uang saya akan habis? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya tidak perlu menghadirkan uang lima milyar. Saya cukup menggunakan angka, kali, bagi, jumlah, atau kurang (dalam komunikasi disebut lambang verbal). Secara tepat, saya dapat menjawabnya melalui berpikir dan berhitung. Caranya dapat dimengerti, masuk akal, dan akan sesaui dengan kenyataan.  
Kalimat Hegel yang menyatakan bahwa rasionalitas dan realitas itu sama, tidak ada perbedaan antara “rasio” dan “realitas”, memang dapat dibuktikan dari contoh hitung-hitungan diatas. Akan tetapi, kalimat ini tidak sejalan dengan pengertian realitas yang sesungguhnya.
Jika dalam hal menghitung menggunakan rasional sesuai dengan realitas, belum tentu pada keadaan sosial sesuai realitas. Misalnya, seorang mahasiswa mendapat IPK 3,75. Secara rasional, ada kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diputuskan dengan alasan yang rasional pula. Misalnya dia mahasiswa yang rajin belajar, sedang beruntung, atau menyontek kepada teman sebelahnya saat ujian. Akan tetapi kita tidak tau realitasnya, siapa sangka ternyata nilai mahasiswa tersebut tertukar dengan nilai mahasiswa kelas lain.
Charles E. Osgood, G. Suci, dan P. Tannenbaum membuat suatu instrumen Beda-Semantik untuk mengukur keakuratan suatu realitas. Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar karya Prof. Deddy Mulyana, dikatakan bahwa realitas yang sebenarnya tidak bersifat hitam-putih, tetapi terdiri dari jutaan corak abu-abu dan warna lainnya. Realitas secara utuh tidak dapat diungkapkan.

Sumber :
Garvey, James. 2010. 20 Karya Filsafat Terbesar. Yogyakarta: Kanisius
Hamersma, Harry. 1983. Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta : Gramedia
Hartoko, Dick. 1995. Kamus Populer Filsafat. Jakarta Utara: RajaGrafindo Persada
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rakhmat, Jalaluddin.1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja rosdakarya
Rapat, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kansius
Sindhunata, 1982. Dilema Usaha Manusia Rasional: Kritik Masyarakat Modern oleh      Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt. Jakarta: Gramedia







[1] Garvey, James. 2010. 20 Karya Filsafat Terbesar. Yogyakarta: Kanisius, hal 177-178
[2]Ibid, hal 176-177
[3] Hamersma, Harry. 1983. Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta : Gramedia, hal. 43
[4] Ibid, hal. 42

Thursday, 18 October 2012

Kampung Adat Cirendeu, Desa Wisata Ketahanan Pangan



Halo sahabat Peta.. Kalau sahabat main ke Kota Cimahi, jangan lupa mampir ke tempat wisata yang juga dapat memberikan pengetahuan budaya. Namanya Kampung Adat Cirendeu. Kampung Adat ini bisa jadi salah satu lokasi yang bagus lho untuk dikunjungi. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota, tepatnya di Kelu, Leuwi Gajah, Kota Cimahi. Kampung Adat yang terletak tidak jauh dari pusat Kota Cimahi ini dapat memberikan informasi yang lebih deh untuk sahabat.
Kampung Adat Cirendeu dihuni oleh kurang lebih 300 Kepala Keluarga. Sebagian besar warga Kampung Adatnya bermatapencaharian sebagai petani. Mereka memiliki lahan pribadi, maupun kelompok. Setiap Senin hingga Sabtu, mereka mengolah lahan pribadinya, nah pas hari Minggu, baru deh mereka menggarap lahan kelompok, yang hasil panennya akan dibagikan secara proporsional. Mereka mengelola singkong, dan tanaman tumpang sari seperti jagung, talas, dan kacang-kacangan.
Pusat sentral dari Kampung Adat Cirendeu itu berada pada Bale Salesehan, yaitu suatu ruangan persegi yang terbuat dari bambu dengan beberapa pigura penghargaan dan foto yang terpampang di dinding. Di bele Salesehan, terdapat beberapa jenis alat musik tradisional Sunda. Bale Salesehan ini merupakan pusat sentral yang multifungsi, karena biasa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti tempat melakukan pernikahan adat, upacara pasuraan, ruang rapat, dan juga tempat untuk menerima tamu.
Sebagian warga Kampung Adat di sana memeluk sistem kepercayaan yang biasa kita kenal dengan nama Sunda Wiwitan, itu looh agama kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang sebelum Islam masuk ke tanah Jawa. Dalam prosesi pernikahan adat agama kepercayaan ini, mereka menggunakan istilah ikral, yaitu pernyataan janji oleh kedua pihak mempelai sebagai Ijab Kabul dan syarat sah pernikahan bagi penganut agama kepercayaan. Kedua mempelai belum dapat dikatakan menikah sebelum melakukan ikral. Setelah itu, dilanjutkan dengan ngeyeug seureuh, siraman, dan ngaras, yang merupakan adat pernikahan Kampung Adat.
Setiap tanggal 1 dan 2 Suro, warga Kampung Adat m punya tradisi adat lho sahabat. Mereka melakukan upacara sakral yang dinamakan Passuran. Pada hari pertama, mereka melakukan upacara sakral di Bale Salesehan. Kegiatan hari pertama ini dikhususkan bagi pihak warga Kampung Adat saja sahabat. Dalam ritualnya, mereka mengucap syukur atas hasil panen yang selalu dapat memenuhi kebutuhan. Sedangkan pada hari kedua digunakan untuk pertunjukan seni yang biasa dilakukan di lapangan yang lokasinya bersebelahan dengan Bale Salesehan.
O iya Sahabat Peta, Anak-anak warga Kampung Adat diajarkan menulis aksara Sunda lho di rumah yang bersebelahan dengan Bale Salesehan. Biasanya sih setiap minggu sore. Pengajarnya itu para pemuda yang sudah mendapatkan pengajaran oleh pemuda saat itu semasa masih anak-anak dulu. Jadi ilmunya turun-temurun nih Sobat. Selain aksara Sunda, anak-anak juga kerap diajarkan bermain musik. Celempung, karinding, angklung, dan saron merupakan beberapa jenis alat musik yang sering dimainkan. Mau ikutan main? Boleh kok!
Lalu, apa lagi ya yang membedakan Kampung Adat Cirendeu dengan Kampung Adat di kota lain? Warga Kampung Adat Cirende itu mempunyai kebiasaan memakan nasi singkong sebagai makanan pokoknya. Ya, sama kaya judul artikel ini, Desa Wisata Ketahana Pangan. Inilah salah satu alasan yang membuat Kampung Adat Cirendeu terkenal, bahkan sampai ke Amerika. Adat mengikat para warganya untuk tetap memakan nasi singkong, mereka menyebutnya dengan istilah sangueun. Begitu menurut Kang Ogi Suprayogi, salah satu warga Kampung Adat. Katanya ada perasaan bersalah dalam hati jika ia memakan nasi yang terbuat dari beras. O iya Sahabat Peta, Kebiasaan mengonsumsi nasi singkong ini  menjadikan Kampung Adat Cirendeu tidak mengalami krisis pangan lho, apalagi sampai berebut raskin alias beras miskin. Malah Kampung Adat Cirendeu mendapat julukan sebagai Desa Wisata Ketahanan Pangan. “Te boga sawah asal boga pare, teu boga pare adal boga beas, teu boga beas asal nyangu, teu boga sangu asal kuat,” begitu kata Kang Jajat Sudrajat, salah satu warga yang kami temui di Bale Salesehan. Selain dibuat sebagai makanan pokok, mereka juga mengolah singkong menjadi berbagai macam jenis jajanan khas Cirendeu yang bisa kita beli untuk dijadikan oleh-oleh sebelum pulang. Waaaa bisa bawa oleh-oleh nih.
Banyak hal kan yang dapat kita ketahui dengan berwisata ke Kampung Adat Cirendeu? Kalau mau lihat langsung gimana sih suasana di sana, datang aja ke Kampung Adat Cirendeu
_nida choirun nufus

Galau Departemen =D


Refleksi
Pengantar Ilmu Jurnalistik, itulah salah satu mata kuliah yang saya dapatkan di semerter 2 sebelum memilih konsentrasi pada semester berikutnya. Pengantar Ilmu Jurnalistik (P.I.J) merupakan mata kuliah yang diberikan bagi seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi sebelum memilih konsentrasi di bidang jurnalistik, public relations, atau manajemen komunikasi di semester tiga. Mata kuliah atau yang sering teman-teman singkat matkul ini merupakan titik awal pemberian materi mengenai ilmu jurnalistik. Matkul P.I.J memberikan pelajaran mengenai dunia media dan kewartawanan. Banyak hal yang dapat diambil dalam mata kuliah ini. Selain diberikan ilmu, kami sebagai mahasiswa yang belum pernah tahu menahu tentang dunia jurnalistik diajarkan pula kedisiplinan dan nilai-nilai kehidupan yang mungkin tidak didapat pada matkul lain. Misalnya, belajar disiplin terhadap waktu dengan cara mengumpulkan tugas pada waktunya, mengecek absen untuk malatih kejujuran, dan cerita para jurnalis yang dapat memperbaiki moral kita sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, baik yang ingin melanjutkan ke konsentrasi jurnalistik ataupun tidak. Tugas yang diberikan para dosen P.I.J pun beragam, dinamis, dan cukup melatih kita setidaknya untuk mengenal begitulah gambaran kegiatan para jurnalis sebenarnya. Dosen P.I.J sangat komunikatif sehingga saya sangat memahami ilmu yang disampaikan. Cerita moral dan pelajaran bagi para pelanggar menjadi nilai plus tersendiri bagi para professional ini. Sejak pertemuan pertama mata kuliah ini, saya sudah mengira bahwa sistem pengajarannya sangat terstruktur, terencana, dan terealisasikan dengan baik. Terbukti, pada pertemuan pertama, saya sudah diberi tahu materi apa saja yang akan saya dapatkan pada semester ini. 
Tugas yang diberikan pada mata kuliah P.I.J sangat beragam. Bentuknya pun tidak melulu yang “itu-itu saja”. Contohnya tugas menganalis jenis berita. Kami diberi tugas mengkategorikannya. Dengan tugas yang diberikan, mau tidak mau saya membeli koran setiap hari selama satu minggu lalu saya baca. Tentu saja setelah diberi tugas, saya jadi mengenal bentuk-bentuk karya jurnalistik. Tidak hanya itu, ternyata ada manfaat lain dari tugas yang diberikan. Sedikit demi sediikit saya menyadari betapa banyak informasi yang dapat saya ketahui dari oran. Sejak saat itu, saya mulai terbiasa membaca koran Sepertinya ada yang mengganjal jika melewatkan informasi sehari saja. Masih teringat dalam ingatan saat dosen memberikan tugas UTS dengan skenario yang baik. Saya sempat membayangkan berapa nilai yang akan saya dapat jika saat itu dilaksanakan UTS mendadak. Ternyata itu hanya sandiwara yang sukses mengerjai para mahasiswa.
Tugas akhir yang diberikan pada semerter ini adalah pembuatan tabloid. Kelompok saya mengambil genre pariwisata dengan judul tabloid “Peta”, Petunjuk Pariwisata. Getting, itulah kata yang biasa saya dengar dari para senior jurnalistik yang akan mencari berita. Getting yang saya bersama tim lakukan diantaranya ke Taman Hutan Raya Ir. Djuanda di kawasan Dago dan Kampung Adat Cirendeu di Kota Cimahi. Getting pertama yang saya lakukan di Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan pengalaman yang mungkin tidak akan bisa saya lupakan. Saya harus berjalan lebih dari lima kilometer untuk mencapai lokasi air terjun dari gua yang menjadi destinasi getting sebelumnya. Kami harus menumpang bakter untuk kembali keluar dari lokasi karena hari sudah mulai petang dan sudah tidak ada kendaraan umum di daerah tersebut, sedangkan kami tidak mungkin kembali melewati hutan sepanjang lebih dari lima kilometer itu. Oleh-oleh berupa alat musik pun tak lupa saya beli sebagai kenang-kenangan getting pertama saya pada tugas pembuatan tabloid. Gettting berikutnya adalah Kampung Adat Cirendeu, desa yang dikenal karena ketahanan pangannya. Banyak hal yang dapat saya tanyakan disana untuk memenuhi tugas penulisan pada tabloid. Berbagai pertanyaan yang saya tanyakan bukan semata-mata untuk kepentingan tugas, tapi saat saya menulis tulisan ini, baru terpikir betapa banyak yang para jurnalis tahu, karena mereka banyak bertanya dan itu menjadikan mereka serba tahu. Saya yang hanya mencari tugas di satu lokasi saja mendapatkan pengetahuan yang mungkin tidak semua orang tahu, apalagi jurnalis yang setiap harinya mencari berita. Pada saat proses editing, desain, dan naik cetak, sayang sekali tidak semuanya bisa berkumpul sehingga prosesnya terlimpah ke beberapa orang. Saat itu saya bisa membaca sifat-teman-teman. Ada yang egois, tak acuh, sangat terlihat. Keesokan harinya tabloid dikumpulkan. Alhamdulillah tabloid pertama yang memuat tulisan saya sudah dicetak. Rasanya senang melihat tulisan dan hasil foto kita dimuat, apalagi jika ingat prosesnya dari awal. Padahal itu cetakan kami sendiri, jelas saja ada tulisan kita. Baru begitu saja saya sudah senang, apalagi kalau tulisan saya dimuat setiap hari dalam koran. Alhamdulillah kami dapat mengumpulkan tabloid di pagi hari. Akan tetapi ada beberapa yang telat mengumpulkan. Semoga saja semua mendapat nilai yang baik. Amiin
Tidak terasa semester ini sudah hampir saya lewati. Berbagai ilmu sedikit demi sedikit telah megisi ruang kosong dalam ruang pikiran. Kini saya harus memilih konsentrasi apa yang akan saya jalani di semester yang akan segera menjemput, jurnalistik, pubic relations, atau manajemen komunikasi. Ketiganya memberikan ilmu yang sangat berguna. Semula saya sangat bingung untuk memilih Jurnalistik atau Public Relations (PR). Satu hari, para mahasiswa Ilmu Komuniaksi 2011 diberi kesempatan untuk menyaksikan sosialisasi (atau tepatnya promosi) untuk mengenal lebih jauh mengenai konsentrasi yang akan kami pilih. Sebelumnya, saya bingung memilih Jurnalistik atau PR. Menurut pandangan saya, jurnalistik memberikan Ilmu yang paling maksimal. Di jurnalistik saya dapat memaksimalkan kemampuan yang saya miliki untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Banyak pengalaman yang dapat saya terima jika mengambil konsentrasi pada jurusan ini. Public Relations, konsentrasi yang memberikan peluang bagi saya untuk mendalami dunia pencitraan. Ibu saya pernah berkata, “… perempuan mah humas aja. Biar bisa bagi waktu, pulang ga terlalu malem.” Kalimat itu menguatkan saya untuk dapat menjadi pakerja di lembaga pemerintahan seperti di Kantor Kegubernuran atau Dinas Pariwisata. Ya, saya tertarik dalam dunia pariwisata. (Selain menjadi seorang enterpreiner yang selalu dikedepankan oleh Ayah saya). Saya semakin bingung dengan adanaya sosialisasi jurusan, namun setidaknya saya bingung karena tahu berbagai keunggulan yang dimiliki masing-masing jurusan, bukan bingung karena tidak tau apa-apa. Bagai teori jarum hipodermik Wilbur Schramm, konsentrasi Manajemen Komunikasi perlahan menyuntikkan auranya untuk saya pilih. Enterpreiner dalam bidang yang sempat terlintas semenjak akhir masa SMP, Event Organizer kembali muncul untuk saya dalami. Akh! Semuanya bagus, semuanya keren, semuanya saya suka. Namun tetap saja, saya harus memilih satu dari tiga konsentrasi itu. Akhirnya saya memilih jurusan Public Relations. Di jurusan PR, saya akan menekuni dunia hubungan dengan pihak lain, tentunya membawa “citra”, ya, kalimat yang sama sekali tak asing lagi di telinga. Sebenarnya sampai saat ini,20 Juni, setengah hati saya ingin memilih jurnalistik. Tiap kali mendengar kata itu terlontar dari mulut teman-teman, mata saya berkaca-kaca (mungkin karena saya memang sangat perasa), masih belum berlapang dada rasanya meninggalkan ‘kamar’ jurnalistik untuk memasuki ‘kamar’ yang lain. Masih banyak yang harus saya tahu, masih banyak yang ingin saya dapatkan di jurnalistik. Saya oakan merasakan kenyamanan didalamnya. Setiap saya berada di ruangannya, saya seperti beradai di rumah sendiri. Tidak ada kepalsuan, tidak ada kepura-puraan. Kalau boleh ambil dua konsentrasi, saya akan ambil keduanya. Sampai saat ini, separuh hati ada di jurnalistik. Doakan saja..

Organisasi Kedaerahan

Mendirikan suatu komunitas bukanlah perkara yang sulit. Menyatukan orang-orang yang memiliki hobi yang sama  misalnya, bisa saja hanya mengumpulkan sejumlah orang lewat grup di media sosial lalu mengabarkan informasi kegiatan, cukup mudah. Namun, bagaimana ketika komunitas yang dibentuk dari persamaan daerah asal, akan tetapi dengan beragam kegemaran?
Paguyuban Mahasiswa Banten (Pamaten) merupakan salah satu komunitas yang ada di Unpad sejak tahun lalu. Semula Pamaten hanyalah nama sebuah grup di situs pertemanan dunia maya. Setahun telah berlalu, Pamaten telah bermetamorfosis menjadi suatu komunitas nyata tempat mahasiswa Banten berkumpul berbagi cerita anatmahasiswa yang tentu saja dari berbagai fakultas.
Perkumpulan seperti ini sebenarnya alamiah, karena pada dasarnya setiap orang akan berkumpul dengan kelompoknya. Tidak terkecuai kelompok daerah asal. Akan tetapi, perkumpulan yang ada selama tahun-tahun kebelakang, layaknya suatu tanaman tanam cabut. Silaturahmi mahasiswa hanya berlangsung seumur jagung di tahun pertama, setelah itu ‘bubar jalan’ dengan berbagai kesibukan masing-masing. Tahun lalu, Pamaten mendirikan suatu komunitas untuk dijalani dengan sungguh-sungguh, dan dengan tujuan yang sama, menyatukan tali persaudaraan antarmahasiswa Banten yang ada di Unpad.
Tahun 2011 merupakan tahun pertama pendirian komunitas ini. Hingga pada 9 Juni 2012, Pamaten berkamuflase menjadi suatu organisasi yag tentu saja memiliki sistem kepengurusan yang jelas, dengan berkiblat pada salah satu struktur organisasi yang ada di Unpad
Pamaten merupakan sebuah paguyuban, yang notabene paguyuban adalah suatu perkumpulan yang bersifat kedaerahan, bersifat kekeluargaan, dan adanya ikatan emosional. Jadi, Pamaten itu organisai yang bersifat kekeluargaan.
Organisasi yang bersifat kekeluarganya tentunya memiliki sistem, struktur, dan cara kerja yang berbeda dengan organisasi professional atau patembayan. Saat ini Pamaten sedang dalam masa ‘badai angin’. Struktur organisasi ini berkiblat pada suatu organisasi professional dengan aturan yang professional pula.
Ibarat sebuah kapal, Ketua adalah nahkoda yang akan membawa suatu organisasi kearah yang nahkoda belokkan. Memang nahkoda dan para penumpang memiliki tujuan yang sama, misalnya menyebrangi samudra atlantikuntuk sampai ke Pulau harta karun di ujung sana. Akan tetapi, siapa yang tahu, bisa saja nahkoda membelokkan arahnya. Siapa tahu. Sebagai suatu organisasi baru, para pendiri hendaknya saling mengingatkan untuk tujuan utama. Tidak ada salahnya.

Public Relations Structure


Konteks Public Relations
Pelaksanan strategi PR dalam berkomunikasi yaitu menurut Cutlip, Center & Broom yang dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”, salah satunya adalah konteks. Konteks menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif.
PR adalah seseorang didepan layar dengan segala disiplin ilmu komunikasi termasuk melaporkan pemasaran.
PR juga menjalankan tugasnya dengan berbagai istilah, diantaranya :
·         Corporate communication
Ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan dalam bidang komunikasi atau penyampaian informasi, seorang praktisi PR dapat membantu dalam penyelesaian masalah komunikasi. Misalnya saja ketika para karyawan melakukan aksi demo karena pihak perusahaan belum membayar gaji mereka selama satu bulan. Permasalahan tersebut dapat dipecahnya setidaknya dengan mengambil opinion leader dari pihak karyawan untuk diberi pengertian secara baik-baik dari praktisi PR yang bekerja dalam perusahaan.
·         Public affairs
Public affairs dapat didefinisikan sebagai : A specialized part of public relations that builds and maintains governmental and local community relations in order to influence public policy. (Bidang khusus public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas local agar dapat memengaruhi kebijakan publik). Definisi ini menunjukkan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs, yaitu pemerintah dan masyarakat lokal. Pemerintah meliputi pemerintah pusat dan pemerintah lokal.
Organisasi atau perusahaan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengeluarkan peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Public affairs bertugas untuk memengaruhi kebijakan publik yang dapat mendukung tujuan perusahaan.
Perusahaan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan komunitas lokal agar masyarakat setempat tidak memiliki sikap menolak atas kehadiran perusahaan. Komunitas lokal memiliki pengaruh dalam menciptakan kebijakan publik.

Public affairs melahirkan tiga bidang kekhususan, yaitu community relations, government relations,  dan industrial relations. Community realations mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang tinggal atau berada di sekitar perusahaan (pabrik). Dukungan masyarakat dibutuhkan untuk mempertahankan tujuan perusahaan. Government relations terfokus dalam hubungannya dengan aparat pemerintahan, sedangkan industrial relations khusus menangani kelompok buruh atau pekerja.
·         Communication management
Aktivitas utama PR, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik dengan stakeholder atau audience-nya, dengan kata lain membangun identitas dan citra korporat (building corporate identity and image).
·         Reputation management
Reputation management is the practice of understanding or influencing an individual or business brand. (Manajemen reputasi adalah praktek memahami atau mempengaruhi individu atau merek bisnis). Pada awalnya diciptakan sebagai istilah public relations. Meskipun sering dikaitkan dengan daerah abu-abu seperti astroturfing situs review, mencoba untuk menyensor keluhan negatif atau menggunakan taktik SEO gamey untuk mempengaruhi hasil, ada juga bentuk-bentuk etika manajemen reputasi, seperti menanggapi keluhan pelanggan, meminta situs untuk mencatat salah informasi dan menggunakan umpan balik secara online untuk mempengaruhi pengembangan produk dan wawasan lainnya
Arti penting konteks
PR memaknai apa yang dunia nyatakan. Yaitu mengenai hubungan organisasi yang dimiliki dengan beragam publik baik internal dan eksternal.
Masyarakat tidak akan dama kebutuhannya setiap saat. Masyarakat dan kebutuhannya akan berubah dengan berbagai faktor, seperti isu-isu baru, perubahan trend, banyak diantaranya sangat cepat berubah, sebagai contoh, CSR bukan isu begitu dihargai bagi kebanyakan organisasi besar.
Organisasi pula dapat berubah. Berubahnaya organisasi menciptakan pekerja yang berbeda. Misalnya lebih banyak wanita dan pekerja separuh waktu dan perilaku berbeda, karena manusia dipengaruhi oleh kehidupannya diluar pekerjaan.
Peranan penting PR adalah membentuk dan menciptakan niat baik (goodwill) dan rasa saling pengertian (mutual understanding) atara organisasi dan publik, maka perhatian harus diberikan baik kepada konteks internal dan eksternal yang pengoperasiannya tergantung pada bisnis alamiah, ukuran, pengaruh lingkungan operasional dan budayanya.
External Environment
Pihak eksternal memegang peranan penting dalam organisasi, karena menentukan masa depan suatu organisasi. Stakeholders eksternal adalah unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan. Beberapa unsure pada stakeholders eksternal yang dianggap penting ialah konsumen, bank, pemerintah, pesaing, dan komunitas.
Organisasi yang cerdas secara konstan meninjau lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi isu penting. Salah satunya untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasi atau perusahaan atau untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
Waktu yang berharga diberikan untuk organisasi untuk mengurus suatu isu, untuk mengikat mereka dan mempengaruhi perkembangannya. Misalnya saja permasalahan yang sulit dijawab seperti bank belum tentu akan memenuhi janjinya untuk terus memberi kredit kepada perusahaan sesuai dengan kontrak hitam diatas putih.  Bank yang memeberi pinjaman besar kepada sebuah perusahaan umumnya memasang antena tinggi untuk mendengarkan perilaku perusahaan beserta segala kemungkinannya. PR mendapat tugas untuk meningkatkan pemahaman bank terhadap reputasi debitur. Maka ada yang dinamakan Financial Relations yang dimaksudkan untuk membina kepercayaan para investor dan penyandang dana investasi.
External environment dapat dibagi kedalam dua bagian pokok, yaitu macro environment dan task environment
Macro environment
Mengandung gambaran besar isu yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi, seperti
·         Globalisasi
Arus globalisasi menjadikan suatu perusahaan harus bertindak cermat. Apalagi arus barang yang kini mudah menembus berbagai negara. Jika suatu perusahaan tidak pandai bersaing harga dengan produk lain, bukan tidak mungkin customer akan beralih pada produk lain. Politik dumping bisa menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan dalam negeri yang terus mempertahankan harga produk. 
·         Informasi dan tekhnologi informasi
Semakin cepat penyebaran informasi dan semakin canggih tekhnologi informasi, menjadikan konsumen menginginkan barang yang sesuai  dengan keinginan yang beraneka ragam. Misalnya,  perkembangan informasi melalui internet seperti munculnya berbagai macam online shop yang dapat diakses dengan mudah kapanpun dimanapun, dapat menurunkan tingkat penjualan bagi perusahaan yang hanya menjual produknya secara offline.
Berbagai macam iklan juga kini hadir di berbagai situs internet untuk melekatkan branding produk kepada konsumen. Kini hamper semua perusahaan melakukan terpaan iklan melalui tekhnologi informasi.
·         Keanekaragaman
Persaingan perusahaan kini semakin terasa. Hal ini dikarenakan keanekaragaman kebutuhan dapat dipenuhi oleh perusahaan. Misalnya, salah satu produk pasta gigi semula hanya untuk membersihkan dan menguatkan gigi, kini dengan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam seperti gigi sensitif, perusahaan memproduksi pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Perusahaan memenuhi dan membuat beraneka ragam produk sejenis untuk mempertahankan konsumen. Jika perusahaan tidak memproduksi pasta gigi sensitif seperti kebutuhan konsumen, perusahaan tidak dapat menjamin konsumennya akan tetap setia pada brand tersebut.
·         Konsumerisme
Budaya konsumerisme kini mulai banyak terjadi di Indonesia. Perusahaan tidak dapat memprediksi sejauh apa tingkat konsumerisme customer untuk membeli produk perusahaan.
·         Media baru
Suatu oranisaisi atau perusaan tidak dapat mengontrol sejauh apa media baru akan memengaruhi konsumen dalam penggunakan produk suatu suatu perusahaan. Perkembangan media baru seperti Koran online mungkin membuat perusahaan yang hanya mencetak Koran konvensional kehilangan konsumenya.


Task environment
Beragam faktor ini berada diluar kendali dan biasanya terkait kepada individu atau kelompok (publik) yang  memiliki karakteristik tegas, seperti :
·         Pelanggan (customers)
Tujuan perusahaan tentunya mencapai tujuan ekonomi. Pelanggan merupakan objek terpenting dalam pencapaian target laba perusahaan. Produk yang dihasilkan ditujukan bagi customer yang akan memberikan laba bagi perusahaan. PR harus bekerja mempertahankan merek suatu produk agar customer bertahan pada produknya dan tidak beralih pada produk lain.
Diperlukan keahlian dalam mempertahankan dan meningkatkan branding. Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknya dan arenanya pemasaan membutuhkan fungsi humas untuk melaksanakan hal ini karena biasanya PR mengetahui bagaimana menulis untuk media massa.  Kegiatan publisitas merupakan upaya pemasaran yang bertujuan untuk meningatkan ketertariakn pelanggan atas produk perusahaan.
·         Pemegang saham   (shareholders)
Pemegang saham merupakan salah satu unsur stakeholders internal. Pemegang saham atau pemilik perusahaan di kebanyakan negara yang baru mulai melakukan pembangunan industrinya ternyata mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh karena masih mudanya usia perusahaan dan seluruh karyawan mengidentikkan pemilik sebagai pemimpin spiritual perusahaan. Kalaupun perusahaan mengangkat menejer professional, bobot keputusan masih tetap berada di tangan pemilik selama pemilik itu adalah pendiri. Hal ini akan berubah bila perusahaan telah melakukan go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak tertentu.
Reputasi produk yang tidak dapat dapat dipertahankan memungkinkan perusahaan kehilangan banyak kinsmen, dan tentu saja akan berimbas pada laba perusahaan. Pemeang saham bisa saja sewaktu-waktu mengambil sahamnya pada suatu perusahaan dan menanamkan sahamnya pada perusahaan lain.
Empat model PR (Grunig dan Hunt’s)
1.       Model agensi pers atau model propaganda
Secara praktik PR pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk tujuan memberikan publisitas yang menguntungkan, terutama ketika berhadapan  dengan media massa. Walaupun terkadang pemberian informasinya tidak jujur sebagai upaya memanipulasi hal negatif atas lembaga atau organisasinya.
Karakteristik
2.       Model informasi publik
Dalam hal ini PR bertindak sebagai Journalist in residence, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa. Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena penyebarannya melalui news latter, brosur dan surat langsung (direct mail).
Kedua model diatas termasuk model asimetris. Kedua model tersebut pernah dimanfaatkan oleh Ivy L. Lee, praktisi konsultan dan perintis Humas Amerika Serikat, untuk mengatasi pemogokan buruh di Industri batu bara pada tahun 1906. Penyampaian pesannya tidak berdasarkan riset dan perencanaan.
3.       Model asimetris dua arah (two way asymmetrical model)
Pada tahap ini, pihak PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset dan strategi ilmiah (scientific strategy) untuk berupaya membujuk publik, agar mau kerja sama, bersikap dan berpikir sesuai dengan harapan organisasi.
4.       Model simetris dua arah (two way symmetrical model)
Model ini, PR melakukan kegiatan bersadarkan penelitian dan menggunakan teknik komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategik (Grunig, 1992 : 18)

Karakteristik model PRs
Secara praktisi sebagai PR professional menurut kesimpulan Grunig mengenai penyusunan 4-model peran dari public relations yang awalnya dimulai dari model Press Agentry, pada tahun 1920. Yaitu yang pertama dari model tersebuat adalah, press agentry dari Public Information, yang merupakan tujuan utama organisasi atau perusahaan yang selalu berorientasi pada model komunikasi satu arah dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Dalam model ini, merupakan konsep pokok yang mendasarinya, yaitu dimana pihak organisasi tidak memerlukan perubahan sikap, nilai-nilai atau tindakan-tindakan tertentu, tetapi tugas dan kewajiban pihak public relations adalah untuk menciptakan pemenuhan kepatuhan dan persuasive dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya.
Dua model lainnya sebagaimana digambarkan oleh Grunig tersebut yang meliputi model komunikasi dua arah anatar organisasi dan khalayaknya yang saling beradaptasi satu sama lain. Para ahli komunikasi sependapat bahwa koorientasi model komunikasi dua arah belah pihak tersebut bertujuan membangun saling beradaptasi, seperti yang digambarkan dua model lainnya, yaitu Two-way Asymmetrical dan Two-way symmetrical. Sedangkan model pertama, bertujuan membujuk secara alamiah (scientific persuasion) dan yang kedua, untuk membangun saling pengertian (mutual understanding) antara pihak organisasi dan khalayaknya.
·         Karakteristik agensi pers / publisitas
Maksud : propaganda
HSifat komunikasi : satu arah, tidak memerlukan kebenaran lengkap
Model komunikasi : Sumber – Penerima
Cara penyelidikan : kecil : counting house
Penemu : P T Barnum,
Praktik masa kini  : olahraga, kedung pertunjukkan, promosi produk, PR selebriti
Persentase estimasi praktik pada organisasi sampai saat ini : 15%
·         Karakteristik informasi publik
Maksud : penyebaran informasia
Sifat komunikasi : satu arah, kebenaran penting
Model komunikasi : sumber – penerima
Cara penyelidikan : kecil : kesiapan, kepemimpinan
Penemu : Ivy Lee
Tempat praktik hingga saat ini : pemerintajan, asosiasi non-profit, bisnis
Estimasia presentase praktik dalam organisasi hingga saat ini : 50 %
·         Krakteristik asimetri dua arah
Tujuan : ajakan ilmiah
Sifat komunikasi : du arah, efek tidak sebanding
Model komuniksai : sumber – penerima – umpan balik
Aspek penilaian : formatif, evaluative sikap
Penemu : Edward L bernays
Praktik saat ini : bisnis kompetitif, agensi
Presentase estimasi praktik organisasi sampai saaat ini : 20%
·         Karakteristik simetri dua arah
Tujuan : saling pengertian
 Sifata : dua arah, efek seimbang,
Model komunikasi : grup – grup
Aspek penelitian : formatid, evaluasi pemahaman
Pmimpin tokoh sejarah : bernays, educator, pemimpin professional
Praktik sssat ini : bisnis legurasi, egensi
Presentase estimasi praktik organisasi hingga saat ini : 15 %

Daftar Pustaka
Morissan. 2008. Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada