Konteks Public Relations
Pelaksanan
strategi PR dalam berkomunikasi yaitu menurut Cutlip, Center & Broom yang
dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”, salah satunya adalah konteks. Konteks
menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan
yang disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif.
PR adalah
seseorang didepan layar dengan segala disiplin ilmu komunikasi termasuk
melaporkan pemasaran.
PR juga menjalankan
tugasnya dengan berbagai istilah, diantaranya :
·
Corporate communication
Ketika suatu
perusahaan mengalami permasalahan dalam bidang komunikasi atau penyampaian
informasi, seorang praktisi PR dapat membantu dalam penyelesaian masalah
komunikasi. Misalnya saja ketika para karyawan melakukan aksi demo karena pihak
perusahaan belum membayar gaji mereka selama satu bulan. Permasalahan tersebut
dapat dipecahnya setidaknya dengan mengambil opinion leader dari pihak karyawan
untuk diberi pengertian secara baik-baik dari praktisi PR yang bekerja dalam
perusahaan.
·
Public affairs
Public affairs dapat didefinisikan sebagai : A specialized part of public relations that
builds and maintains governmental and local community relations in order to
influence public policy. (Bidang khusus public
relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan
komunitas local agar dapat memengaruhi kebijakan publik). Definisi ini
menunjukkan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs, yaitu pemerintah dan
masyarakat lokal. Pemerintah meliputi pemerintah pusat dan pemerintah lokal.
Organisasi atau perusahaan harus menjalin
hubungan yang harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengeluarkan
peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Public affairs bertugas untuk memengaruhi kebijakan publik yang
dapat mendukung tujuan perusahaan.
Perusahaan harus menjalin hubungan yang
harmonis dengan komunitas lokal agar masyarakat setempat tidak memiliki sikap
menolak atas kehadiran perusahaan. Komunitas lokal memiliki pengaruh dalam
menciptakan kebijakan publik.
Public affairs melahirkan tiga bidang
kekhususan, yaitu community relations,
government relations, dan
industrial relations. Community
realations mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang tinggal atau
berada di sekitar perusahaan (pabrik). Dukungan masyarakat dibutuhkan untuk
mempertahankan tujuan perusahaan. Government
relations terfokus dalam hubungannya dengan aparat pemerintahan, sedangkan industrial relations khusus menangani
kelompok buruh atau pekerja.
·
Communication management
Aktivitas utama PR, salah satunya adalah
melakukan fungsi-fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi/lembaga yang
diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha
untuk mencapai citra positif menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik
dengan stakeholder atau audience-nya, dengan kata lain membangun
identitas dan citra korporat (building
corporate identity and image).
·
Reputation management
Reputation management is the practice of understanding or influencing an
individual or business brand. (Manajemen
reputasi adalah praktek memahami atau mempengaruhi individu atau merek bisnis). Pada awalnya diciptakan sebagai istilah public relations. Meskipun sering
dikaitkan dengan daerah abu-abu seperti astroturfing situs review, mencoba
untuk menyensor keluhan negatif atau menggunakan taktik SEO gamey untuk
mempengaruhi hasil, ada juga bentuk-bentuk etika manajemen reputasi, seperti
menanggapi keluhan pelanggan, meminta situs untuk mencatat salah informasi dan
menggunakan umpan balik secara online untuk mempengaruhi pengembangan produk
dan wawasan lainnya
Arti penting konteks
PR memaknai apa yang dunia nyatakan. Yaitu
mengenai hubungan organisasi yang dimiliki dengan beragam publik baik internal
dan eksternal.
Masyarakat tidak akan dama kebutuhannya
setiap saat. Masyarakat dan kebutuhannya akan berubah dengan berbagai faktor,
seperti isu-isu baru, perubahan trend, banyak diantaranya sangat cepat berubah,
sebagai contoh, CSR bukan isu begitu dihargai bagi kebanyakan organisasi besar.
Organisasi pula dapat berubah. Berubahnaya
organisasi menciptakan pekerja yang berbeda. Misalnya lebih banyak wanita dan
pekerja separuh waktu dan perilaku berbeda, karena manusia dipengaruhi oleh
kehidupannya diluar pekerjaan.
Peranan penting PR adalah membentuk dan
menciptakan niat baik (goodwill) dan rasa saling pengertian (mutual
understanding) atara organisasi dan publik, maka perhatian harus diberikan baik
kepada konteks internal dan eksternal yang pengoperasiannya tergantung pada
bisnis alamiah, ukuran, pengaruh lingkungan operasional dan budayanya.
External
Environment
Pihak eksternal memegang peranan penting dalam
organisasi, karena menentukan masa depan suatu organisasi. Stakeholders
eksternal adalah unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan. Beberapa
unsure pada stakeholders eksternal
yang dianggap penting ialah konsumen, bank, pemerintah, pesaing, dan komunitas.
Organisasi yang cerdas secara konstan meninjau
lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi isu penting. Salah satunya untuk
mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasi atau perusahaan
atau untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak terhadap produk yang dihasilkan
perusahaan.
Waktu yang berharga diberikan untuk organisasi
untuk mengurus suatu isu, untuk mengikat mereka dan mempengaruhi
perkembangannya. Misalnya saja permasalahan yang sulit dijawab seperti bank
belum tentu akan memenuhi janjinya untuk terus memberi kredit kepada perusahaan
sesuai dengan kontrak hitam diatas putih.
Bank yang memeberi pinjaman besar kepada sebuah perusahaan umumnya
memasang antena tinggi untuk mendengarkan perilaku perusahaan beserta segala
kemungkinannya. PR mendapat tugas untuk meningkatkan pemahaman bank terhadap
reputasi debitur. Maka ada yang dinamakan Financial
Relations yang dimaksudkan untuk membina kepercayaan para investor dan
penyandang dana investasi.
External environment dapat dibagi kedalam dua
bagian pokok, yaitu macro environment dan task environment
Macro environment
Mengandung gambaran besar isu yang tidak
dapat dikontrol oleh organisasi, seperti
·
Globalisasi
Arus globalisasi menjadikan suatu perusahaan
harus bertindak cermat. Apalagi arus barang yang kini mudah menembus berbagai
negara. Jika suatu perusahaan tidak pandai bersaing harga dengan produk lain,
bukan tidak mungkin customer akan beralih pada produk lain. Politik dumping bisa menjadi salah satu ancaman
bagi perusahaan dalam negeri yang terus mempertahankan harga produk.
·
Informasi
dan tekhnologi informasi
Semakin cepat penyebaran informasi dan
semakin canggih tekhnologi informasi, menjadikan konsumen menginginkan barang
yang sesuai dengan keinginan yang
beraneka ragam. Misalnya, perkembangan
informasi melalui internet seperti munculnya berbagai macam online shop yang
dapat diakses dengan mudah kapanpun dimanapun, dapat menurunkan tingkat
penjualan bagi perusahaan yang hanya menjual produknya secara offline.
Berbagai macam iklan juga kini hadir di
berbagai situs internet untuk melekatkan branding produk kepada konsumen. Kini
hamper semua perusahaan melakukan terpaan iklan melalui tekhnologi informasi.
·
Keanekaragaman
Persaingan perusahaan kini semakin terasa.
Hal ini dikarenakan keanekaragaman kebutuhan dapat dipenuhi oleh perusahaan.
Misalnya, salah satu produk pasta gigi semula hanya untuk membersihkan dan
menguatkan gigi, kini dengan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam seperti
gigi sensitif, perusahaan memproduksi pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.
Perusahaan memenuhi dan membuat beraneka ragam produk sejenis untuk
mempertahankan konsumen. Jika perusahaan tidak memproduksi pasta gigi sensitif
seperti kebutuhan konsumen, perusahaan tidak dapat menjamin konsumennya akan
tetap setia pada brand tersebut.
·
Konsumerisme
Budaya konsumerisme kini mulai banyak terjadi
di Indonesia. Perusahaan tidak dapat memprediksi sejauh apa tingkat
konsumerisme customer untuk membeli produk perusahaan.
·
Media baru
Suatu oranisaisi atau perusaan tidak dapat
mengontrol sejauh apa media baru akan memengaruhi konsumen dalam penggunakan
produk suatu suatu perusahaan. Perkembangan media baru seperti Koran online
mungkin membuat perusahaan yang hanya mencetak Koran konvensional kehilangan
konsumenya.
Task environment
Beragam faktor ini berada diluar kendali dan
biasanya terkait kepada individu atau kelompok (publik) yang memiliki karakteristik tegas, seperti :
·
Pelanggan (customers)
Tujuan
perusahaan tentunya mencapai tujuan ekonomi. Pelanggan merupakan objek
terpenting dalam pencapaian target laba perusahaan. Produk yang dihasilkan
ditujukan bagi customer yang akan memberikan laba bagi perusahaan. PR harus
bekerja mempertahankan merek suatu produk agar customer bertahan pada produknya
dan tidak beralih pada produk lain.
Diperlukan
keahlian dalam mempertahankan dan meningkatkan branding. Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi
produknya dan arenanya pemasaan membutuhkan fungsi humas untuk melaksanakan hal
ini karena biasanya PR mengetahui bagaimana menulis untuk media massa. Kegiatan publisitas merupakan upaya pemasaran
yang bertujuan untuk meningatkan ketertariakn pelanggan atas produk perusahaan.
·
Pemegang saham (shareholders)
Pemegang
saham merupakan salah satu unsur stakeholders
internal. Pemegang saham atau pemilik perusahaan di kebanyakan negara yang
baru mulai melakukan pembangunan industrinya ternyata mempunyai kekuasaan yang
sangat besar. Hal ini disebabkan oleh karena masih mudanya usia perusahaan dan
seluruh karyawan mengidentikkan pemilik sebagai pemimpin spiritual perusahaan.
Kalaupun perusahaan mengangkat menejer professional, bobot keputusan masih tetap
berada di tangan pemilik selama pemilik itu adalah pendiri. Hal ini akan
berubah bila perusahaan telah melakukan go
public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak
tertentu.
Reputasi
produk yang tidak dapat dapat dipertahankan memungkinkan perusahaan kehilangan
banyak kinsmen, dan tentu saja akan berimbas pada laba perusahaan. Pemeang
saham bisa saja sewaktu-waktu mengambil sahamnya pada suatu perusahaan dan
menanamkan sahamnya pada perusahaan lain.
Empat model PR (Grunig dan Hunt’s)
1. Model agensi
pers atau model propaganda
Secara
praktik PR pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk
tujuan memberikan publisitas yang menguntungkan, terutama ketika
berhadapan dengan media massa. Walaupun
terkadang pemberian informasinya tidak jujur sebagai upaya memanipulasi hal
negatif atas lembaga atau organisasinya.
Karakteristik
2. Model
informasi publik
Dalam hal
ini PR bertindak sebagai Journalist in
residence, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan
informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media
massa. Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena
penyebarannya melalui news latter, brosur
dan surat langsung (direct mail).
Kedua model
diatas termasuk model asimetris. Kedua model tersebut pernah dimanfaatkan oleh
Ivy L. Lee, praktisi konsultan dan perintis Humas Amerika Serikat, untuk
mengatasi pemogokan buruh di Industri batu bara pada tahun 1906. Penyampaian
pesannya tidak berdasarkan riset dan perencanaan.
3. Model
asimetris dua arah (two way asymmetrical
model)
Pada tahap
ini, pihak PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesannya berdasarkan hasil
riset dan strategi ilmiah (scientific
strategy) untuk berupaya membujuk publik, agar mau kerja sama, bersikap dan
berpikir sesuai dengan harapan organisasi.
4. Model
simetris dua arah (two way symmetrical
model)
Model ini,
PR melakukan kegiatan bersadarkan penelitian dan menggunakan teknik komunikasi
untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategik
(Grunig, 1992 : 18)
Karakteristik model PRs
Secara
praktisi sebagai PR professional menurut kesimpulan Grunig mengenai penyusunan
4-model peran dari public relations yang awalnya dimulai dari model Press Agentry, pada tahun 1920. Yaitu yang pertama dari model tersebuat
adalah, press agentry dari Public Information, yang merupakan
tujuan utama organisasi atau perusahaan yang selalu berorientasi pada model
komunikasi satu arah dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Dalam model
ini, merupakan konsep pokok yang mendasarinya, yaitu dimana pihak organisasi
tidak memerlukan perubahan sikap, nilai-nilai atau tindakan-tindakan tertentu,
tetapi tugas dan kewajiban pihak public relations adalah untuk menciptakan
pemenuhan kepatuhan dan persuasive dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya.
Dua model
lainnya sebagaimana digambarkan oleh Grunig tersebut yang meliputi model
komunikasi dua arah anatar organisasi dan khalayaknya yang saling beradaptasi
satu sama lain. Para ahli komunikasi sependapat bahwa koorientasi model
komunikasi dua arah belah pihak tersebut bertujuan membangun saling
beradaptasi, seperti yang digambarkan dua model lainnya, yaitu Two-way Asymmetrical dan Two-way symmetrical. Sedangkan model
pertama, bertujuan membujuk secara alamiah (scientific
persuasion) dan yang kedua, untuk membangun saling pengertian (mutual understanding) antara pihak
organisasi dan khalayaknya.
·
Karakteristik agensi pers / publisitas
Maksud :
propaganda
HSifat
komunikasi : satu arah, tidak memerlukan kebenaran lengkap
Model
komunikasi : Sumber – Penerima
Cara
penyelidikan : kecil : counting house
Penemu : P T
Barnum,
Praktik masa
kini : olahraga, kedung pertunjukkan,
promosi produk, PR selebriti
Persentase
estimasi praktik pada organisasi sampai saat ini : 15%
·
Karakteristik informasi publik
Maksud :
penyebaran informasia
Sifat
komunikasi : satu arah, kebenaran penting
Model
komunikasi : sumber – penerima
Cara
penyelidikan : kecil : kesiapan, kepemimpinan
Penemu : Ivy
Lee
Tempat
praktik hingga saat ini : pemerintajan, asosiasi non-profit, bisnis
Estimasia
presentase praktik dalam organisasi hingga saat ini : 50 %
·
Krakteristik
asimetri dua arah
Tujuan :
ajakan ilmiah
Sifat
komunikasi : du arah, efek tidak sebanding
Model
komuniksai : sumber – penerima – umpan balik
Aspek
penilaian : formatif, evaluative sikap
Penemu :
Edward L bernays
Praktik saat
ini : bisnis kompetitif, agensi
Presentase
estimasi praktik organisasi sampai saaat ini : 20%
·
Karakteristik
simetri dua arah
Tujuan :
saling pengertian
Sifata : dua arah, efek seimbang,
Model komunikasi
: grup – grup
Aspek
penelitian : formatid, evaluasi pemahaman
Pmimpin
tokoh sejarah : bernays, educator, pemimpin professional
Praktik
sssat ini : bisnis legurasi, egensi
Presentase estimasi praktik organisasi hingga
saat ini : 15 %
Daftar
Pustaka
Morissan. 2008. Manajemen Public Relations
Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen Public
Relations & Media Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada