Berbagai macam produk ditawarkan dalam kehidupan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari. Penawaran berbagai produk dimaksudnya untuk
mendapatkan laba dari hasil penjualan suatu produk. Perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan jumlah permintaan suatu produk, salah satunya dengan mengenalkan
produk dan menjelaskan berbagai keunggulan yang dimiliki. Lalu, bagaimanakah
iklan memengaruhi kehidupan saya sehari-hari?
Setiap hari kita diterpa oleh berbagai macam iklan,
seperti iklan pada televisi, majalah, koran, papan iklan, dan sebagainya. Kita
tidak bisa terlepas dari iklan. Iklan dimaksudkan untuk memengaruhi konsumennya
untuk memilih produk yang ditawarkan. Berbagai iklan pasti memberikan informasi
mengenai berbagai keunggulan yang dimiliki oleh suatu produk. Akan tetapi,
jarang sekali atau sepertinya tidak ada iklan yang memberikan informasi gamblang
mengenai kekurangan produk. Wajar saja, karena tujuan utama suatu iklan adalah
memengaruhi konsumennya untuk memiliki suatu produk berdasarkan keunggulan dan
keuntungan yang nampaknya akan didapatkan oleh konsumen.
Saya dapat mengatakan bahwa iklan menghadirkan keunggulan
produk secara berlebihan. Namun, tetap saja iklan yang berlebihan itu
memengaruhi kehidupan saya, entah disadari atau tidak. Misalnya, ketika saya
pergi ke sebuah minimarket untuk membeli es krim, saya mencari produk magnum gold yang merupakan produk es krim terbaru, dan saya
mengetahuinya dari iklan yang dikemas menarik seperti trailer film di televisi.
Magnum gold atau rasa lain,
sebenarnya sama saja, sama-sama jenis es krim yang pilihan rasanya berdasarkan
cita-rasa konsumen. Akan tetapi iklan yang baru cenderung diperkuat pula oleh lingkungan.
Seperti pertanyaan teman-teman yang menanyakan apakah sudah mencoba produk baru
X atau belum. Tanpa sengaja, dengan iklan yang dilihatnya, teman-teman sudah
memengaruhi saya untuk mencoba pula produk baru tersebut. Secara tidak sadar,
saya memilih produk baru sebagai dampak dari iklan baru tersebut.
Suatu merk tertentu memberikan pesan tertentu pula pada
pemiliknya. Ketika suatu iklan memberikan tagline
“logo is my jeans”, kalimat itu melekat pada benak konsumennya, tak
terkecuali saya. Ketika saya memilih jeans di suatu mall, tagline itu muncul di benak saya, kemudian saya mencari jeans
bermerk Logo. Pilihan saya terhadap Logo sebenarnya merupakan pengaruh iklan yang ditanamkan pada benak
setiap konsumen melalui tagline. Belum
lagi model iklan yang menggunakan artis-artis papan atas sebagai simbol
pengguna Logo adalah kaum atas.
Contoh lain adalah parfum. Saya merasa elegan ketika menggunakan bvlgari dibandingkan parfum di
minimarket yang harganya jauh lebih murah. Sebenarnya perasaan elegan muncul
karena iklan yang dibuat elegan, dengan artis yang elegan, dengan konsep yang
elegan pula. Walaupun harus merogoh kocek lebih dalam, saya rela membelinya.
Kalau ada dua produk yang sejenis dengan merk berbeda,
misalnya merk terkenal dan merk yang belum dikenal, saya memilih produk yang
sudah terkenal. Saya memilihnya karena pengaruh iklan. Produk yang diklankan
memiliki kredibilitas lebih bagi saya dibandingkan dengan produk yang belum
terkenal.
Pengalaman
diatas merupakan beberapa contoh seberapa besar iklan memengaruhi kehidupan
saya sehari-hari.
No comments:
Post a Comment