Baduy merupakan suatu nama suku
di Kabupaten Lebak dengan berbagai cirri khas etnik dan adat kebiasaannya.
Baduy merupakan salah satu tujuan wisata atau penelitian bagi siapa saja yang
ingin mengenal lebih dekat keharmonisan alam dengan masyarakatnya. Tidak jarang
para pelajar, mahasiswa, dosen, turis manca negara, mengunjungi Baduy untuk
mengenal alam lebih nyata.
Jangan pernah membayangkan wisata
cantik ala travelista, disana merupakan daerah gunug hutan dengan perjalanan
yang menyenangkan bagi para backpacker. Untu sampai ke Desa pertama saja,
perjalanannya sudah bergelombang seperti gelombang longitudinal. Alam Baduy
sangat asri. Sebelum melewati track Baduy yang sesungguhnya, biasanya Kita akan
diberi waktu untuk mengenal Baduy lewat tetua adat yang biasa disebut jaro.
Setelah itu, barulah kKita dipersilakan untuk melewati track menuju Baduy yang
sebenarnya.
Sejuknya Baduy seperti sejuknya
hutan tropis, namaun tack alam Baduy tidak landai karena berupa gunung. Kita
harus melewati tanjakan, turunan, dan menguinjak batu-batu alam yang ukurannya
cukup besar sebagai pijakan. Jurang di kiri, tebing di kanan, sawah di tempat
yang miring sungai yang jernih, Kita lewati itu semua. Tanjakan 45 derajat
bukan hal yang tidak mungkin akan dilewati.
Baduy terdiri dari Baduy dalam
dan Baduy luar. Penduduk yang berawa di kaki dan perut gunung disebut
masyarakat Baduy luar. Dari segi pakaian, masyarakat Baduy luar menggunakan
pakaian serba hitam, sedangkan baduy dalam menggunakan pakaian berwarna putih
Bagi wanita yang mulai beranjak dewasa, tidak diperbolehkan utnuk keluar rumah
sampai mereka manikah. Bahasa yang digunakan adalah sunda lama, dengan agama
sunda wiwitan bagi masyarakat Baduy dalam.
Mayarakat baduy terbiasa hidup gotong-royong.
Misalnya saja saat dibangun rumah baru, penduduknya akan saling gotong royong
menyelesaikan rumah itu bersama-sama tanpa mengharapkan upah bayaran. Karena
banyak penduduk yang membantu pengerjaan pembuatan rumah, hanya membutuhkan
waktu harian untuk menyelesaikan pembuatannya. Bercocok tanam merupakan salah
satu kegiatan utama mereka. Mereka tidak merusak alam untuk menanam tanaman.
Misalnya untuk menanam padi, mereka tidak merubah pola tanah yang ada, padi
tetap ditanam pada tanah yang miring. Tetap digemburkan namun tidak merubah
bentuk kemiringan lahan.Mereka biasa menyimpan hasil panennya di suatu lumbung
yang terdapat di bagian atas rumah mereka. Nama tempat penyimpanan padi adalah leuit. Merek amenyimpan padi sebagai
simpanan ketika musim paceklik tiba.
Bagi warga Baduy dalam, mencuci
pakaian, mandi, dan hal-hal sejenis yang biasa Kita lakukan dengan menggunakan
baghan kimia, mereka tidak melakukannya. Cukup menggunakan air. Itulah alasan
air di Baduy dalam jernih, bahkan sering langsung diminum.
No comments:
Post a Comment