Tuesday 23 October 2012

Keharmonisan Alam dengan Masyarakat Baduy


Baduy merupakan suatu nama suku di Kabupaten Lebak dengan berbagai cirri khas etnik dan adat kebiasaannya. Baduy merupakan salah satu tujuan wisata atau penelitian bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat keharmonisan alam dengan masyarakatnya. Tidak jarang para pelajar, mahasiswa, dosen, turis manca negara, mengunjungi Baduy untuk mengenal alam lebih nyata.
Jangan pernah membayangkan wisata cantik ala travelista, disana merupakan daerah gunug hutan dengan perjalanan yang menyenangkan bagi para backpacker. Untu sampai ke Desa pertama saja, perjalanannya sudah bergelombang seperti gelombang longitudinal. Alam Baduy sangat asri. Sebelum melewati track Baduy yang sesungguhnya, biasanya Kita akan diberi waktu untuk mengenal Baduy lewat tetua adat yang biasa disebut jaro. Setelah itu, barulah kKita dipersilakan untuk melewati track menuju Baduy yang sebenarnya.
Sejuknya Baduy seperti sejuknya hutan tropis, namaun tack alam Baduy tidak landai karena berupa gunung. Kita harus melewati tanjakan, turunan, dan menguinjak batu-batu alam yang ukurannya cukup besar sebagai pijakan. Jurang di kiri, tebing di kanan, sawah di tempat yang miring sungai yang jernih, Kita lewati itu semua. Tanjakan 45 derajat bukan hal yang tidak mungkin akan dilewati.
Baduy terdiri dari Baduy dalam dan Baduy luar. Penduduk yang berawa di kaki dan perut gunung disebut masyarakat Baduy luar. Dari segi pakaian, masyarakat Baduy luar menggunakan pakaian serba hitam, sedangkan baduy dalam menggunakan pakaian berwarna putih Bagi wanita yang mulai beranjak dewasa, tidak diperbolehkan utnuk keluar rumah sampai mereka manikah. Bahasa yang digunakan adalah sunda lama, dengan agama sunda wiwitan bagi masyarakat Baduy dalam.
Mayarakat baduy terbiasa hidup gotong-royong. Misalnya saja saat dibangun rumah baru, penduduknya akan saling gotong royong menyelesaikan rumah itu bersama-sama tanpa mengharapkan upah bayaran. Karena banyak penduduk yang membantu pengerjaan pembuatan rumah, hanya membutuhkan waktu harian untuk menyelesaikan pembuatannya. Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan utama mereka. Mereka tidak merusak alam untuk menanam tanaman. Misalnya untuk menanam padi, mereka tidak merubah pola tanah yang ada, padi tetap ditanam pada tanah yang miring. Tetap digemburkan namun tidak merubah bentuk kemiringan lahan.Mereka biasa menyimpan hasil panennya di suatu lumbung yang terdapat di bagian atas rumah mereka. Nama tempat penyimpanan padi adalah leuit. Merek amenyimpan padi sebagai simpanan ketika musim paceklik tiba.
Bagi warga Baduy dalam, mencuci pakaian, mandi, dan hal-hal sejenis yang biasa Kita lakukan dengan menggunakan baghan kimia, mereka tidak melakukannya. Cukup menggunakan air. Itulah alasan air di Baduy dalam jernih, bahkan sering langsung diminum.

No comments:

Post a Comment