Thursday 18 October 2012

Organisasi Kedaerahan

Mendirikan suatu komunitas bukanlah perkara yang sulit. Menyatukan orang-orang yang memiliki hobi yang sama  misalnya, bisa saja hanya mengumpulkan sejumlah orang lewat grup di media sosial lalu mengabarkan informasi kegiatan, cukup mudah. Namun, bagaimana ketika komunitas yang dibentuk dari persamaan daerah asal, akan tetapi dengan beragam kegemaran?
Paguyuban Mahasiswa Banten (Pamaten) merupakan salah satu komunitas yang ada di Unpad sejak tahun lalu. Semula Pamaten hanyalah nama sebuah grup di situs pertemanan dunia maya. Setahun telah berlalu, Pamaten telah bermetamorfosis menjadi suatu komunitas nyata tempat mahasiswa Banten berkumpul berbagi cerita anatmahasiswa yang tentu saja dari berbagai fakultas.
Perkumpulan seperti ini sebenarnya alamiah, karena pada dasarnya setiap orang akan berkumpul dengan kelompoknya. Tidak terkecuai kelompok daerah asal. Akan tetapi, perkumpulan yang ada selama tahun-tahun kebelakang, layaknya suatu tanaman tanam cabut. Silaturahmi mahasiswa hanya berlangsung seumur jagung di tahun pertama, setelah itu ‘bubar jalan’ dengan berbagai kesibukan masing-masing. Tahun lalu, Pamaten mendirikan suatu komunitas untuk dijalani dengan sungguh-sungguh, dan dengan tujuan yang sama, menyatukan tali persaudaraan antarmahasiswa Banten yang ada di Unpad.
Tahun 2011 merupakan tahun pertama pendirian komunitas ini. Hingga pada 9 Juni 2012, Pamaten berkamuflase menjadi suatu organisasi yag tentu saja memiliki sistem kepengurusan yang jelas, dengan berkiblat pada salah satu struktur organisasi yang ada di Unpad
Pamaten merupakan sebuah paguyuban, yang notabene paguyuban adalah suatu perkumpulan yang bersifat kedaerahan, bersifat kekeluargaan, dan adanya ikatan emosional. Jadi, Pamaten itu organisai yang bersifat kekeluargaan.
Organisasi yang bersifat kekeluarganya tentunya memiliki sistem, struktur, dan cara kerja yang berbeda dengan organisasi professional atau patembayan. Saat ini Pamaten sedang dalam masa ‘badai angin’. Struktur organisasi ini berkiblat pada suatu organisasi professional dengan aturan yang professional pula.
Ibarat sebuah kapal, Ketua adalah nahkoda yang akan membawa suatu organisasi kearah yang nahkoda belokkan. Memang nahkoda dan para penumpang memiliki tujuan yang sama, misalnya menyebrangi samudra atlantikuntuk sampai ke Pulau harta karun di ujung sana. Akan tetapi, siapa yang tahu, bisa saja nahkoda membelokkan arahnya. Siapa tahu. Sebagai suatu organisasi baru, para pendiri hendaknya saling mengingatkan untuk tujuan utama. Tidak ada salahnya.

No comments:

Post a Comment